Miris, Tak Hanya Tulang, Warga Tebo Temukan Ini di Dalam Perut Buaya Senyulong Berusia 30 Tahun
Kematian buaya senyulong di Desa Pulau Temiang, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo masih menyisakan persoalan.
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Teguh Suprayitno
Miris, Tak Hanya Tulang, Warga Tebo Temukan Ini di Dalam Perut Buaya Senyulong Berusia 30 Tahun
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kematian buaya senyulong di Desa Pulau Temiang, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo masih menyisakan persoalan. Pasalnya saat dibedah dalam perut buaya yang berstatus dilindungi itu terdapat sampah plastik.
Temuan sampah plastik dalam perut buaya senyulong itu berawal saat warga menembak mati buaya tersebut saat tengah bertengger di tepi sungai pada Sabtu (10/8/2019).
Warga resah dengan keberadaan buaya sepanjang 6 meter itu menyusul sejumlah konflik yang terjadi antara warga dan buaya yang cukup tinggi belakangan ini.
Bahkan bukan hanya sering menampakkan diri, beberapa warga pun menyebut adanya serangan buaya pada warga yang beraktifitas di sungai sekitar desa.
Saat air sungai surut selama musim kemarau, buaya senyulong itu pun lebih intens terlihat oleh warga. Hingga kemudian warga menembak mati buaya tersebut.
Baca: Berebut Pasar dengan Ikan Sungai, Petani Patin di Jembatan Mas Mengeluh
Baca: Puluhan Ribu SPPT Belum Diterbitkan, BPPRD Sarolangun Segera Lakukan Kajian
Baca: Dilahirkan Normal, Bocah 2 Tahun di Batanghari Ini Ternyata Idap Sindrom Pierre Robin
Baca: Dua Pelaku Pembakaran Lahan di Tanjab Timur Ditangkap, Warga Sadu Terancam 10 Tahun Penjara
Baca: Siapkan Berkas, Pemkab Sarolangun Buka Lelang Jabatan untuk Tujuh Instansi
Setelah mati, warga membedah untuk melihat isi perut buaya untuk memastikan buaya itu yang pernah memangsa salah seorang warga pada Februari 2018 lalu.
Namun tak disangka yang ditemukan justru tumpukan sampah plastik. "Ada ditemukan plastik, karung dan jaring di dalam perutnya. Itu yang melakukan warga waktu buaya itu mati mereka bedah untuk melihat apakah ada tulang belulang manusia," ujar Hefa Edison Tim Penanggulangan Konflik Satwa Liar Balai KSDA Jambi, Selasa (13/8/2019).
Hefa menambahkan jika tak ditemukan tulang manusia di dalam perut buaya senyulong itu. "Ada tulang belulang tapi kemungkinan hewan karna tulangnya kecil," katanya.
Ia menambahkan sangat disayangkan buaya senyulong tersebut ditembak mati. Pasalnya sangat jarang bisa ditemukan ukuran buaya senyulong sepanjang enam meter.
Apa lagi buaya senyulong masuk dalam satwa dilindungi berdasarkan IUCN dengan status terancam punah. Buaya sepanjang enam meter itu berjenis kelamin betina.
"Usianya itu kita perkirakan 30 sampai 50 tahun untuk ukuran seperti itu," terang Hefa.
Kasus temuan limbah plastik di dalam perut buaya bukanlah pertama kali terjadi di Jambi, Hefa Edison mengatakan di tahun 2014 BKSDA Jambi pernah menemukan kasus kematian buaya akibat limbah plastik.
Limbah plastik tersebut ditemukan di dalam perut buaya yang mati. "Kejadian tahun 2014 di Tungkal kami menemukan buaya mati, setelah diperiksa di dalam perutnya kami menemukan sampah plastik, itu jenis buaya muara," ujarnya.
Baca: Diduga Gangguan Jiwa, Hamsah Tega Bacok Istrinya hingga Tewas, Kini Masih Berkeliaran Bawa Parang
Baca: Golkar Ajukan Tiga Nama untuk Wakil Pimpinan DPRD Jambi
Baca: Napi Lapas Diduga Jadi Bandar Narkoba, Kakanwil Jambi Ancam Tangkap Kalapas
Baca: Kunjungi Lapas Perempuan, Bupati Masnah Ingin Hasil Kerajinan Jadi Peluang Bisnis
Baca: Jemaah Calon Haji Asal Batanghari Meninggal di Mekkah Karena Sesak Nafas
Aliran Sungai Batanghari dan anak sungainya menjadi habitat hidup pada buaya berdasarkan penelitian tahun 2011.