TRIBUNJAMBI.COM - Wilayah perairan Natuna hingga kini masih kerap mengalami konflik dengan sejumlah negara tetangga.
Bahkan tidak segan, negara tetangga sampai didampingi armada militernya memasuki wilayah perairan Indonesia itu.
Terbaru Konflik tersebut datang dari negara seberang yaitu China yang ngotot mau ngakuisisi wilayah Laut China Selatan.
Tak jarang aksi slonong boy pihak militer China membuat Indonesia pasang kuda-kuda perang.
• Kala 2 Jenderal TNI Nurut Hukum saat Ditilang Polantas dan Cerita Intelijen Sangar Dibentak Bintara
• Pengunjung Wisata Danau Sipin Tak Patuhi Protokol Kesehatan, Banyak yang Tak Pakai Masker
• Puluhan Security di Sarolangun di-PHK, Protes Tuntut Masalah Pesangon
• Update Virus Corona di Jambi 17 Juli 2020, Tambah 1 Pasien Positif dari Sarolangun
• Dihina Habis-habisan dengan Keluarga Mantan Pacar, Wanita Ini Balas Dendam dengan Cara Elegan
Ya siapa yang tak gentar, China mengerahkan Fregat Jiangkai II Class beberapa waktu lalu di Natuna Utara.
Sebenarnya Indonesia sudah punya Martadinata Class untuk mengimbangi Jiangkai II.
Namun saat itu Martadinata Class belum sepenuhnya beroperasi 100 persen dan sebagai gantinya dikerahkan Korvet KRI Usman Harun di Natuna Utara.
• Nama 5 Dewan Pengawas RS Raden Mattaher Picu Polemik, Ada yang Pernah Terjerat Kasus Hukum
• Dua Hari Dikabarkan Hilang, Petani di Sungai Penuh Ditemukan 11 Km dari Lokasi
• Tiga Pencuri Toko Krisbow Jadi DPO, Dover: Sampai Kapanpun Saya Kejar
• Kisah Sopir Angkutan di Jambi, Dua Bulan Nganggur hingga Penumpang Sepi Akibat Corona
Maka pihak TNI merasa perlu menambah kekuatan laut di Natuna Utara.
Gayung bersambut, Indonesia kini bakal punya dua kapal fregat kelas gahar dari Denmark, yakni Iver Huitfeldt class.
Laporan navalnews.com, Selasa (16/6/2020) mengatakan jika Indonesia kekurangan kapal Ocean Going untuk mengimbangi agresivitas China di Natuna Utara.
Maka Kementerian Pertahanan mencanangkan pembuatan fregat baru untuk menjaga Natuna agar lebih aman dari gangguan asing.
Pada Maret 2020 PT PAL Indonesia ditugaskan untuk mengembangkan desain untuk 2 kapal selama 5 tahun seharga USD720 juta (Rp1,1 triliun) bekerja sama dengan Denmark tentunya untuk membuatkan kapal fregat bagi TNI AL.
• Kabar Mengejutkan dari Pelawak Miing Bagito Kini, Terbaring Lemah di RS, Sang Adik Ungkap Kondisinya
• Kapolri Diam-diam Incar Pejabat yang Makan Duit Penanganan Covid-19, Sudah Bentuk Satgas Khusus
• Pemkot Jambi Segera Salurkan Bantuan Jaring Pengaman Sosial Tahap Empat
Denmark sendiri nantinya akan diwakili oleh galangan kapalnya Odense Maritime Technology (OMT) yang akan melakukan Transfer of Technology kepada PT PAL Indonesia.
Bahkan Direktur Pelaksana Tim Angkatan Laut Denmark dan mantan Kepala Angkatan Laut Denmark Laksamana Muda (Purn) Nils Wang mengatakan Indonesia sudah menunjukkan minat kuat untuk akuisisi Iver Huitfeldt class.
• Ribut Dana BLT, Ratusan Warga Seling Kembali Demo Kades: Fasilitas Kantor Desa Hancur
• BREAKING NEWS Pedagang Pasar di Sarolangun Positif Corona
• Pihak Pelaksana Kartu Prakerja Menjawab Soal Jadwal Pencairan Insentif serta Dibukanya Gelombang 4
"Namun, saya tidak dapat mengomentari pertanyaan spesifik Anda," ujar Nils seperti dikutip dari Naval News.
Bukan hanya itu saja seorang peneliti di Program Keamanan Maritim, Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Singapura, Collin Koh malah membuat pernyataan lebih gila lagi.
Collin menyebutkan jika Indonesia tidak akan bisa mempertahankan Natuna Utara jika hanya dibekali dengan dua Fregat kelas berat saja.