Kisah Militer RI
Ilmu Mistis Kopassus yang Ditakuti Satuan Elite Asing, Bisa Tembak Musuh 300 Meter Tanpa Teropong
Ilmu Mistis Kopassus yang Ditakuti Satuan Elite Asing, Bisa Tembak Musuh 300 Meter Tanpa Teropong
TRIBUNJAMBI.COM - Tidak dimiliki satuan elite militer negara lain, Indonesia melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikenal memiliki kemampuan kanuragan.
Ilmu kanuragan ini merupakan ilmu yang memusatkan tenaga dalam. Bagi militer negara lain ini disebut ilmu mistis.
Pasukan Khusus TNI dikenal ahli dalam menggunakan ilmu kanuragan atau lebih dikenal tenaga dalam.
Ilmu itu tidak dimiliki oleh pasukan elite asing dari negera lain.
Tidak unggul di teknologi dan persenjataannya, namun Tentara Nasional Indonesia (TNI) miliki ilmu yang buat tentara asing kesulitan meladeninya.
• Kisah 2011, Perompak Somalia Dilumpuhkan Tiga Satuan Elit TNI, Kopaska, Kopassus dan Denjaka Bersatu
• Anggota kopassus Ini Berpura-Pura Mati Disamping Jazad Temannya Selama 5 Hari
• Saat Pertempuran Di Hutan Kalimantan, Pasukan Inggirs Kaget Lihat Kemampuan Kopassus
• Kopassus Berkaki Satu Dikeluarkan, Jenderal TNI Bela Mati-matian hingga Banting Baret
Bagaimana tidak, bagi TNI pasukan khusus negeri Paman Sam terlalu mengandalkan teknologi.
Pasukan khusus Amerika Serikat dianggap terlalu 'mudah' dikalahkan saat tidak dibekali dengan peralatan teknologi maju.
Awal pembentukan pasukan khusus, TNI pun membandingkan beberapa pasukan khusus di berbagai negara untuk dijadikan role model.
• Jadwal Lengkap Piala Thomas dan Uber Cup 2020 Dipastikan Dilaksanakan Tanpa Penonton?
• Kerinci Buka Peluang Bagi Investor untuk Berinvestasi dengan Kemudahan Izin
• Pilkada di Tengah Pandemi Menjadi Tantangan, Gubernur Jambi Berharap Sinergisitas Terjaga
Ketika tahun 1980-an ABRI/TNI hendak membentuk pasukan khusus yang antara lain memiliki kemampuan antiteror, satuan pasukan khusus dari berbagai negara pun dijadikan sebagai referensi.
Dari berbagai referensi yang diperoleh TNI pun melihat beberapa pasukan yang dinilai cocok.
Pasukan khusus yang memiliki kemampuan komplit tanpa terlalu tergantung dengan teknologi.
Pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis, dan pasukan khusus Korea Selatan.
Satuan-satuan di atas banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI seperti, Kopassus, Denjaka dan Kopaska serta Paskhas.



Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan oleh Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI LB Moerdani.
Benny minta segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.
Pasalnya semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.
Profesional yang dimaksud oleh Letjen Benny adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih.
Baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.
• Kapolres Tanjabbar Rilis Sejumlah Pangkalan Gas LPG Nakal di Tungkal Ilir
• Dari Promo hingga Tips Ajuan KPR Diterima di Virtual Event REI Property Expo di Medsos Tribun Jambi
• Kasus Virus Corona di Jambi Bertambah Lagi, Ini Identitas 8 Pasien Covid-19 Baru di Jambi
Dengan kata lain kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran.
Melainkan, oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam.
Dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.
Oleh karena itu demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi, Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.
Hingga saat ini pasukan-pasukan khusus AS seperti Green Berets, Navy Seal, Delta Force, SWAT, dan lainnya memang selalu tergantung kepada teknologi militer untuk mendukung operasi tempurnya.
Misalnya, untuk melakukan pertempuran malam hari, semua pasukan khusus AS sangat tergantung kepada teropong pelihat malam (Night Vision Google/NVG).

Dengan menggunakan teropong seperti ini tentara Amerika Serikat bisa melihat targetnya dalam gelap.
Tapi bagi pasukan khusus seperti Kopassus, untuk melihat dalam gelap tidak perlu NVG.
Pasukan khusus TNI AD dibekali ilmu beladiri pernapasan Merpati Putih sehingga bisa ‘melihat’ dalam gelap.
Setiap prajurit Kopassus juga mampu menembak tepat layaknya sniper tanpa dibantu oleh teropong dalam jarak minimal 300 meter.
Sedangkan pasukan khusus AS umumnya bisa melakukannya dengan bantuan teropong.
Pasukan khusus AS yang umumnya berbadan besar kadang merasa superior dibandingkan pasukan khusus TNI yang berbadan lebih kecil.
• Bisnis Minuman Boba yang Lagi Hype, Tonjolkan Menu Unik Hadapi Persaingan
• VIDEO Ratusan Tenaga Medis RSUD Sarolangun Lakukan Uji Swab
• VIDEO Ratusan Tenaga Medis RSUD Sarolangun Lakukan Uji Swab
Tapi para pasukan khusus AS itu menjadi tidak berkutik ketika ilmu debus pasukan khusus TNI mulai dikeluarkan.
Selain menjadi kebal oleh sabetan senjata tajam, berkat ilmu debus yang dikuasai.
Seorang pasukan khusus AS yang berbadan raksasa hanya bisa kebingungan.
Pasalnya ketika pasukan khusus AS itu disuruh berdiri di atas selembar kertas koran dan kemudian diangkat oleh dua pasukan khusus TNI sambil mengerahkan negara dalamnya, dia bisa terangkat dengan mudah.
Namun, yang paling mudah untuk membuat klenger para pasukan khusus AS adalah ketika dalam latihan jungle survival mereka disuguhi buah durian.
Tak ada seorang pun pasukan AS berani makan durian sementara pasukan khusus TNI bisa menyantap semua durian penuh gairan dan suka cita.
Berkat kemampaun pasukan khusus Indonesia yang tiap personelnya menguasai ilmu beladiri dan tenaga dalam itu, sesungguhnya telah membuat para jenderal di markas besar militer AS, Pentagon ketakutan.
Para jenderal di Pentagon yakin, pasukan khusus Indonesia menguasai ‘ilmu hantu’, sementara pasukan khusus AS sama sekali asing dengan ilmu kebatinan tersebut.
• Penjaringan Ketua DPD II Muarojambi, Ivan Wirata Dipastikan Jadi Calon Tunggal
• Gara-gara Ikutii Jalan Berdasarkan GPS, Nasib Sopir Truk Pasir Ini Berakhir Apes, Terjun ke Sungai
Oleh karena itu, jika dalam latihan bersama para pasukan khusus TNI mulai menerapkan ilmu kanuragannya (beladiri dan tenaga dalam).
Misalnya makan beling sewaktu mempraktekkan ilmu debus, benar-benar membuat para pasukan khusus AS sama sekali tak berkutik.
Maka menjadi masuk akal jika dalam pertempuran melawan pasukan khusus TNI, para pasukan khusus AS yang bertempur tanpa menggunakan teknologi militer canggihnya, bisa dengan mudah dikalahkan. (*)
Sumber:
Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, PBK, 2009
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: