Pemilu Serentak 2019, Belasan Anggota PPK Sarolangun Ngedrop, 1 Petugas Terserang Stroke
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Pasca Pemilu serentak 2019, setidaknya ada belasan anggota penyelenggara pemilu di Kabupaten Sarolangun, jatuh sakit dan tertimpa musibah saat melakukan tugasnya sebagai penyelengara pemilu.
Kejadian itu terjadi baik sebelum pencoblosan maupun ketika rekapitulasi penghitungan suara.
Ketua KPU Sarolangun M Fakhri melalui Komisioner KPU Divisi SDM, Ibrahim mengatakan, sampai saat ini, anggota penyelenggara pemilu 2019 di Kabupaten Sarolangun, mulai dari PPK, PPS dan KPPS kurang lebih ada 14 orang yang terdata, terdiri dari yang mengalami sakit ringan, sakit parah, maupun terjadi kecelakaan.
Baca: Menteri Susi Tanggapi Kapal Vietnam Tabrak Kapal Perang Indonesia :Kemlu Panggil Dubes Vietnam
Baca: Terungkap Rahasia Penyebab Perusahaan Sandiaga Uno Bisa Laba Rp 1,1 Triliun di Kuartal I-2019
Baca: Terungkap Identitas Ayah dan Anak Dalang Teror Bom Sri Lanka, Meledakkan Diri saat Ditangkap
Menurut Ibrahim, dari total 14 orang anggotanya mengalami kecelakaan ada tiga. Pertama atas nama Rido Saputra, anggota PPK dan dua orang lagi kecelakaan saat berboncengan atas nama Namira dan Novi hendri
"Ya , dari sekretariat PPS Pelawan, kejadian sewaktu pengepakan logistik," ujarnya, Senin (29/4/2019).
Selain dari musibah kecelakaan itu juga ada anggota yang mengalami depresi atas nama Mardiana, yaitu petugas TPS Desa Batu Kucing. Disusul dua petugas PPK Kecamatan Limun yaitu Fahrowi dan Amin Jayadi.
Baca: PASUKAN Elite TNI AL, Denjaka Sering Dijuluki si Hantu Air: 1 Pajurit Disebut Setara 120 TNI Biasa
Baca: Viral Video Pengemis Buntung Kaki Ketahuan Basah TNI, Ternyata Punya Kaki Lengkap
Baca: Sembunyi di Parit Pakai Dedaunan, Bule Rusia Akhirnya Bisa Ditangkap Polda Bali, Ini Kejahatannya
"Mardiana menggalami ngigau, depresi berat sewaktu rekapitaulasi. Dua orang itu setelah rekap di Limun, Malam itu meraung mekik (teriak-teriak,red)," ungkap Ibrahim.
Menurutnya, sampai saat ini kondisi mereka memang sudah ada yang sembuh dan masih ada yang mulai membaik.
"Yang depresi masih ada, yang kurang sehat juga ada. Sekarang masih di rumah, mungkin kecapean luar biasa," tuturnya.
Anggota PPS yang memang bekerja 32 jam nonstop tidak hanya membutuhkan tenaga yang ekstra. Pekerjaan yang penuh resiko ini juga mengakibatkan Ketua KPPS yang mengalami sakit parah yaitu terkena stroke, atas nama Aprijoni, Ketua KPPS Desa Bukit 3, Kecamatan Singkut.
Dikatakan Ibrahim, petugas Aprijoni sekira sehari setelah pemungutan suara atas laporan dari pihak PPK Kecamatan Singkut,
Lanjutnya, Aprijoni mengalami stroke sekira sehari setelah pemungutan suara atas laporan dari pihak PPK Kecamatan Singkut.
Baca: Bupati Adirozal Minta CPNS yang Dinyatakan Lulus, Bersabar Tunggu SK. Sudah Saya Tandatangani
Baca: Ini 7 Target Sasaran Operasi Keselamatan Satlantas Polres Tanjung Jabung Timur
Baca: Kasus Pembunuhan Sadis Khashoggi, Intelijen UEA yang Ditangkap Turki, Bunuh Diri
Dijelaskan ibrahim bahwa, Aprijoni sekarang sudah dirawat di klinik akupuntur rehabilitasi stroke Restu Ibu Solok, Sumatra Barat.
Ibrahim mengaku, bahwa untuk anggotanya yang terkena stroke, sampai sekarang pihaknya belum mengetahui keadaannya sekarang.