WAWANCARA EKSKLUSIF
WANSIF Berangkat dari Dusun untuk Bangun Daerah, Akmaludin Anggota DPRD Provinsi Jambi
Akmaludin merupakan Anggota DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia berasal dari sebuah desa di Provinsi Jambi
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Duanto AS
Makanya melalui kebijakan itu kita bantu mereka, toh uang ini uang masyarakat, kita bantu mereka, ada bibit padinya kita kasih.
Sama di sisi lain ada beberapa desa yang memang dia enggak butuh sawah, sawahnya enggak ada, mau berlahan pertanian juga ndak ada, tetapi mereka punya misalnya sungai yang bisa kita buat keramba ikan, itu juga ada.
Kemudian bagi petani lagi sama hari ini menjadi persoalan serius bahwa masyarakat banyak yang punya kebun kelapa sawit, mayoritas hari ini bergeser nih dari karet ke sawit, tetapi masyarakat kita karena ketidaktahuan mereka, bukan mereka enggak mau, karena tidak tahu atau kebodohan mereka dalam bertani itu akhirnya mereka beli bibit yang abal-abal.
Ketika mereka beli bibit yang tidak punya label atau bibit yang asli itu mau sudah mereka tanam dirawat dengan baik, tiga tahun mereka pupuk sesuai standar hasilnya juga tidak maksimal, rugi kan.
Nah ini, yang kita lakukan edukasi ke masyarakat harus beli bibit itu yang berlabel biru, punya sertifikatnya artinya asli, ini banyak aspal lan, asli tapi palsu.
Kita mengkategorikan itu pada tiga sisi, yang pertama bagi masyarakat yang mampu, ya, artinya orang kaya Dia punya lahan, dia mampu mengelola lahan, kemudian dia mampu merawat, tetapi persoalan bibit kan mereka sulit, mencari akses bibit yang baik, nah mereka kita kategorikan dia bisa beli ke penangkal resmi. Atau kalau mereka juga kurang mampu karena harga bibit di penangkaran resmi kan mahal, Rp50 ribu-Rp60 ribu per satu batang, maka kita dorong mereka untuk beli bibit subsidi supaya bibitnya memang punya kualitas. Tetapi bagi masyarakat kita yang dia punya olahan, kemudian dia mampu mengelolanya tetapi dia tidak mampu beli bibit, mau beli bibit berlabel mahal, maka ada program pemerintah yang kita buat ialah bibit sawit gratis
Kemudian ada juga masyarakat pedesaan itu rata-rata mereka miskin, tapi mereka punya tanah, tapi tanahnya tidak mampu mereka kelola karena dia tidak mampu mengelola lahan itu, mereka tidak makan, inilah yang kita intervensi full dari pemerintah melalui program pembukaan lahan tanpa bakar.
Artinya land clearing-nya kita bantu bibitnya, kita kasih, mancangnya kita bayarin, kemudian dia tanam pun kita bayari selesai baru mereka rawat.
Nah ini juga dalam rangka mengentaskan kemiskinan, karena berbeda kalau masyarakat kota Jambi dia memang buruh, maka dia beda penanganannya, tetapi kalau masyarakat miskin di desa itu rata-rata mereka masih punya tanah yang bisa diolah, tetapi mereka tidak punya modal, ada yang harus kita klasifikasikan.
Menurut Anda, apa yang masih perlu dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan peningkatan perekonomian masyarakat?
Ini tergantung klasifikasi wilayah. Masyarakat di pedesaan, kalau mereka bilang kami sulit untuk mencari pekerjaan, sesungguhnya bagi masyarakat pedesaan itu mereka sulit mencari pekerjaan itu adalah pekerjaan yang menurut mereka itu enak, kalau mereka mau bekerja bertani segala macam itu, mereka bisa, tidak kesulitan, tidak sulit bagi mereka. Mereka maunya kerja kantoran makanya dibilang sulit.
Apa yang dibutuhkan sesungguhnya hari ini bagi masyarakat selain daripada infrastruktur ya masalah perekonomian, kita berpikir ini harus dilakukan, kenapa Masyarakat miskin harus kita tuntaskan, karena itu dijamin oleh undang-undang, fakir miskin dan anak-anak terlantar itu dipelihara oleh negara, nah maka kita wajib ini supaya mereka yang miskin tadi kalau dibantu dengan pembukaan lahan, ketika mereka garap ini dengan baik insyaAllah tiga tahun yang akan datang perekonomiannya akan berubah. Itu targetnya sehingga mereka yang tadinya miskin tidak lagi jadi miskin, yang mereka awalnya rentan miskin bisa kembali ke normal sehingga kemiskinan itu bisa selesai.
Kalau Anda lihat hari ini seperti apa anak muda? Mereka kesannya jarang yang mau menjadi petani?
Kalau saya melihat mereka bukannya tidak mau, karena mereka tidak teredukasi saja. Bahwa kalau kita hitung sebenarnya secara kalkulasi ketika mereka punya usaha itu penghasilannya lebih besar dari orang kerja kantoran, maka kemarin banyak anak-anak muda yang memang kita dorong. Contoh misalnya di Desa Rambutan Masam itu kita kasih bantuan ternak ayam dan itu memang karang taruna, anak-anak muda yang memang belum punya keluarga, mau mereka, kita kasih alhamdulillah berhasil.
Kemudian di Desa Suka Ramai, kita kasih mereka anak-anak muda, daripada nongkrong malam-malam, main kartu, main remi, tapi hasilnya tidak ada, kita suruh mereka buat keramba, mereka jago, alhamdulillah berhasil.
Dan ini yang perlu kita sampaikan, contoh-contoh yang seperti ini masyarakat kita Jambi ini dia perlu contoh, kalau dia berhasil yang lain akan ikut.
Terkait dengan pencalegan 2024, bagaimana persiapan Anda?
Kalau Pemilu 2024, tentu bagi saya menghadapi Pemilu 2024 itu bukan hanya pada saat ini, mulai kita dilantik sebagai anggota DPRD provinsi, dari 2019 sampai hari ini kita tetap turun ke masyarakat, tetap melakukan reses dengan masyarakat dengan konstituen kita dulu, dengan basis kita dulu. Alhamdulillah sampai hari ini masih terjaga, masih terjaga dengan baik.
Kenapa kita terjaga dengan baik, ada program yang kita bawa, ada program yang kita bawa ke mereka, bukan untuk pribadi, tetapi adalah program yang untuk kepentingan umum atau per kelompok ada yang kita kasih ternak bebek, ada yang kita kasih ternak ayam, ada yang dikasih ternak sapi, ada yang kita kasih ternak kambing, kemudian ada infrastruktur yang kita bangun yang memang menjadi janji politik. Contoh, misalnya di Rambutan Masam, itu di desa saya itu dari dulu setiap pemilihan legislatif setiap pemilihan bupati selalu lah permintaan masyarakat bagaimana masjid itu punya turap, karena masjid itu di pinggiran sungai, kalau tidak diturap ini longsor. Nah, tapi alhamdulillah kita sudah bangun itu kita tunaikan janji, kemudian kayak Desa Pulau, ke Desa Suka Ramai, mereka itu tidak punya akses, karena seberangan. Kalau mau, mutar lewat Koto Boyo, jauh mutar. Nah makanya kita bangun jembatan gantung.
Kemudian yang Desa Pulai dulu yang ndak pernah punya aspal satu jengkal pun, alhamdulillah tahun ini dibangun. Nah sama dengan di daerah-daerah yang lain kita lakukan.
Artinya kebutuhan mereka apa, yang tahu kebutuhan mereka ya mereka. Kalau kita kasih program, itu bukan permintaan mereka itu gagal, kalau kita mau tahu kebutuhan mereka, maka kita harus berinteraksi dengan mereka, selalu turun bertemu masyarakat di daerah daerah yang memang dulu kita lunya hubungan historis.
Apa yang ingin Anda sampaikan kepada masyarakat?
Pertama, tentu kita berharap pada Pemilu 2024 nanti kita menjaga ketertiban, kita menjaga toleransi, walaupun berbeda-beda pilihan itu adalah hal yang lumrah dan itu adalah hukumnya untuk berbeda-beda pilihan, tetapi silaturahmi di antara kita itu harus kita jaga.
Kedua, kita berharap kepada masyarakat Provinsi Jambi ini bahwa kita harus memperhatikan politik. Kita harus mengubah paradigma bagaimana mencari calon-calon legislatif, dari yang baik itu harus kita pilih yang terbaik, yang bisa memperjuangkan kepentingan masyarakat ketika dia duduk di legislatif, itu bisa mewakili suara daripada masing-masing kita di sana, dan mereka juga memperhatikan itu.
Yang paling penting sekali adalah jangan sampai ajang demokrasi ini menjadi ajang perpecahan belah di antara kita, ajang melempar fitnah sana-sini, melakukan black campaign antara satu dengan yang lain. Nah ini harus kita hindarkan sama-sama.
Mari kita kembalikan bahwa proses politik adalah proses yang menyenangkan dan proses untuk merawat bagaimana kita menginginkan daerah, dusun, desa atau kabupaten kita bisa maju.
Untuk itu, bapak ibulah yang mempunyai hak politik, karena itu dijamin oleh undang-undang tidak ada yang bisa mengintervensi untuk memilih si A atau B Karena itu adalah hak individu kita masing masing. (danang noprianto)
Baca juga: WANSIF Menkominfo Budi Arie Setiadi: IP Address Starlink Harus dari Indonesia
Baca juga: Siapa Sebenarnya Muhammad Sejahtera Dwi Putra, Peraih Dua Medali Emas Asian Games di Hangzhou
Saksi Kata, Anggota HMI Dikeroyok di UIN STS Jambi hingga Kepala Bocor |
![]() |
---|
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.