WAWANCARA EKSKLUSIF
WANSIF Berangkat dari Dusun untuk Bangun Daerah, Akmaludin Anggota DPRD Provinsi Jambi
Akmaludin merupakan Anggota DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia berasal dari sebuah desa di Provinsi Jambi
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Duanto AS
Kemudian karena kita sebagai wakil rakyat tentu menjadi penyambung lidah. Penyambung lidah siapa, ya, penyambung lidah masyarakat yang ada di dapilnya masing masing. Kalau saya, dapilnya Batanghari Muarojambi, maka seluruh masyarakat Batanghari dan Muarojambi itu boleh menyampaikan usulan, menyampaikan masukkan, menyampaikan kritikan itu ndak masalah. Karena kita harus siap dengan itu, karena kita wakil mereka, bukan hanya pada mereka yang memilih kita, karena kita disumpah ketika kita dilantik itu siap memperjuangkan aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya masing-masing.
Artinya daerah pemilihan itu yang meliputi dua kabupaten. Kalau saya Batanghari dan Muarojambi, persoalan dulu di sana dia enggak milih kita, itu urusan yang berbeda, ketika kita sudah duduk.
Sekarang ini kita lihat, anggota dewan terpilih lebih memilih membangun wilayah di mana dia menang?
Dan itu betul, kenapa? Ada konsep.yang namanya adil, namun yang adil itu bukan kita menyampaikan seluruhnya, tetapi adil itu yang memang harus kita lakukan, siapa yang membantu kita dulu, yang membantu kita dulu maka itu diperjuangkan terlebih dahulu, supaya juga menjadi pelajaran politik bagi masyarakat yang lain, bahwa kalau dia mau terima uang ya berarti dia terima konsekuensinya, lima tahun ketika dia tidak dapat pembangunan ya karena dia sudah dibayar oleh caleg-caleg yang lain.
Nah kalau kita kan berbeda. Perbedaannya adalah gimana yang masyarakat, maka konsepnya kan ada yang melakukan pembasisan, di mana basis-basis kita karena ketika kita kampanye pasti ada janji politik yang kita sampaikan kepada konstituen, yang kita sampaikan kepada masyarakat, maka janji itu wajib kita tunaikan, nah itu yang harus kita sampaikan. Sedangkan daerah-daerah yang tidak kita ketemu dan tidak bertatap muka kita kan enggak ada janji politik, itu.
Selama empat tahun menjadi Anggota DPRD Provinsi Jambi, apa yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat Batanghari Muarojambi?
Mayoritas masyarakat itu mengeluhkan tentu masalah perekonomian. Itu yang pertama. Yang kedua, dua tahun terakhir ini mengeluhkan persoalan batu bara, macet.
Nah itu yang menjadi persoalan khusus Batanghari-Muarojambi, terutama memang daerah saya, tempat lahir saya Muara Tembesi, itu macet, parah, itu jalur lintasnya, ketemunya di Paal Lima. Nah itu yang dikeluhkan oleh masyarakat.
Empat tahun menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Jambi, apa yang sudah Anda perbuat untuk masyarakat?
Jadi memang kita karena memang ada reses, kita turun dengan masyarakat, kita ketemu dengan mereka maka program itu berbasis dari kebutuhan mereka, bukan keinginan. Contoh misalnya, hari ini kita mengembangkan untuk di Kecamatan Muara Tembesi. Kecamatan Muara Tembesi itu, selain daripada infrastruktur, ada memang beberapa infrastruktur yang perlu menjadi perhatian, kadang-kadang itu menjadi kewenangan kabupaten, karena keterbatasan anggaran kabupaten, provinsi harus intervensi, karena ini juga adalah masyarakat kita.
Kemudian yang kedua, itu membuat tih, di desa-desa itu kita petakan. Contoh Desa Rantau Kapas Tuo, Desa Rantau Kapas Mudo, Desa Pematang Limo Suku. Ini kan potensinya apa yang mereka lakukan, masyarakat di sana mayoritas petani, apa yang menjadi fokus mereka di sana, mereka mempunyai lahan persawahan yang luar biasa luas, 500 hektare lebih, jadi ini yang kita dorong. Jadi kita kasih mereka bibit padi, kemudian kita kasih pupuknya, kemudian kita kasih pestisidanya, kemudian setelah ini ditanam, maka ada asuransi, asuransi ketika mereka sudah tanam, sudah garap sawahnya kemudian terserang hama tikus misalnya atau terserang musim panas sehingga gagal panen intinya atau banjir, maka mereka dapat asuransi, artinya mereka masih berdaya.
Selain itu, yang kita kasih, mereka tentu membutuhkan alsintan, supaya mereka mengubah mindset masyarakat ini bahwa jangan lagi kita bersawah ini secara tradisional, kita harus modern.
Setelah alsintan ini apa yang kita lakukan kemarin, maka di Rantau Kapas Tuo kita bangun yang namanya respiling unit yang tiga pass, di Pematang Limo Suku kita bangun juga respiling unit, kemudian kita bangun juga yang namanya lantai denyut, kenapa ini harus dilakukan? Ini harus dari hulu ke hilir. Selama ini petani kita mengeluhkan, mindset berpikirnya bersawah itu hanya untuk konsumsi pribadi mereka, tidak ada nilai ekonominya, sehingga mau berasnya itu perah, mau berasnya hancur, mereka nggak peduli, yang penting bisa makan.
Nah hari ini kita ubah, kita geser, apa yang kita lakukan? Ketika kita kasih lantai jemur, mereka bisa jemur padi, mau panas mau hujan suhunya stabil, kemudian kita kasih respiling unit.yang 3 pass, supaya apa? Supaya terpisah mana beras yang baik, mana beras yang hancur itu terpisah, sehingga beras yang berkualitas baik ini tadi itu bisa dijual. Nah hari ini kemarin ketika kita melakukan panen raya di Desa Pematang Limo Suku itu per hektare mereka bisa dapat 7 ton.
Idealnya satu hektare sawah itu 7,5-9 ton. Ini kan sudah sampai pada posisi ideal, nah kalau ini terjadi mereka punya salah satu hektar dapat gabahnya itu 7 ton enggak mungkin mereka bisa ngabisin dalam waktu setahun. Kalau bahasa kami dusun ngusang padi itu ndak kemakan, nah ini harus dijual dan ini menjadi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
Apakah para petani kita di Batanghari rata-rata seperti itu? Masih belum teredukasi dalam bertani padi untuk mendapat nilai ekonomi?
Mindset masyarakat hari ini khusus yang Batanghari itu hampir mayoritas bahwa menanam padi di sawah itu hanya untuk konsumsi pribadi. Nah ini yang kita ubah, karena kalau kita lihat di Jawa mereka tuh hanya beberapa petak tetapi bisa sekolahkan anak, nah ini mindset yang harus kita ubah, karena lahan persawahannya masih luas.
Saksi Kata, Anggota HMI Dikeroyok di UIN STS Jambi hingga Kepala Bocor |
![]() |
---|
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.