Polemik di Papua

3 Kali Dibakar KKB Papua Sejak 2021: Mimpi 190 Siswa Kiwirok Terancam Jadi Abu

Sekolah sebagai 'pabrik' harapan masa depan Papua terus menjadi sasaran serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
SMP Negeri Kiwirok di Desa Sopamikma, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang dibakar KKB Papua. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sekolah sebagai 'pabrik' harapan masa depan Papua terus menjadi sasaran serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua

SMP Negeri Kiwirok di Desa Sopamikma, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, kini bukan hanya sekadar bangunan.

Melainkan simbol perjuangan pendidikan yang telah tiga kali dibakar habis oleh KKB Papua sejak tahun 2021.

Serangan terbaru pada Senin (13/10/2025) sekitar pukul 07.00 WIT, seolah mengukuhkan pola teror sistematis KKB Papua terhadap fasilitas publik. 

Ironisnya, insiden ini terjadi hanya berselang enam hari setelah pembakaran kedua pada Selasa (7/10/2025).

Tiga Kali Serangan KKB Papua

Serangan berulang ini menunjukkan eskalasi yang mengkhawatirkan dan diduga kuat dilakukan oleh kelompok yang sama, yaitu KKB Papua Kodap XV Ngalum Kupel.

Aksi Pertama (2021)

Sekolah ini pertama kali dibakar KKB pada tahun 2021. 

Baca juga: SMP Kiwirok Dibakar KKB Papua 2 Kali dalam Sepekan, Satgas Cartenz Pukul Mundur TPNPB-OPM

Baca juga: Kronologi Hukuman Maut Guru Olahraga ke Siswa SD: Dipukul Batu 4 Kali, Korban Tewas

Baca juga: Dugaan Motif Tragedi Berdarah di Pasar Angso Duo Jambi: Cemburu Buta Berujung Penikaman

Akibat insiden ini, gedung SMPN Kiwirok tak lagi digunakan.

Proses belajar mengajar (KBM) untuk sekitar 190 siswanya terpaksa dialihkan ke SMP Negeri 1 Oksibil di ibu kota kabupaten, meskipun sekolah itu memiliki akreditasi C dan SK Operasional yang baru diperbarui.

Aksi Kedua (7 Oktober 2025)

Sekitar 16 anggota KKB Kodap XV Ngalum Kupel kembali membakar sekolah yang berada di lokasi terpencil, rawan, dan akses terbatas ini. 

Para pelaku kemudian melarikan diri ke Desa Delpem.

Aksi Ketiga (13 Oktober 2025)

Hanya berselang enam hari, enam anggota KKB bersenjata api kembali membakar bangunan lama sekolah tersebut.

Respons Cepat Aparat dan Kecaman Keras

Pada serangan terakhir, Satgas Operasi Damai Cartenz berhasil memukul mundur kelompok bersenjata yang terdeteksi membakar sejak pukul 06.00 WIT. 

Insiden kontak tembak sempat terjadi saat personel tiba di ujung Bandara Kiwirok, sebelum KKB dipaksa mundur ke arah Kampung Kotobib.

Baca juga: KKB Papua Ngaku Tembak Mati 2 Prajurit TNI dan Rampas Senjata, Jubir TPNPB-OPM: 3 Lainnya Kritis

Baca juga: Siapa Sebenarnya Eric, Sosok yang Hendak Ditemui Presiden Prabowo saat Percakapan dengan Trump Bocor

Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani, mengecam keras tindakan ini, menyebutnya sebagai "kejahatan yang tidak berperikemanusiaan."

"Fasilitas pendidikan adalah tempat anak-anak Papua menimba ilmu dan harapan masa depan mereka," tegasnya. "Kami akan terus memantau agar kejadian seperti ini tidak terulang."

Sementara itu, Wakil Kepala Operasi, Kombes Pol Adarma Sinaga, memastikan aparat gabungan TNI-Polri tetap siaga dan akan terus memperketat jalur keluar masuk Distrik Kiwirok, yang terletak di kawasan pegunungan terpencil, untuk mencegah aksi lanjutan.

Meskipun sekolah dengan NPSN 60302183 yang berdiri sejak tahun 1989 ini memiliki 13 tenaga pendidik, fasilitas fisiknya kini dinyatakan "ludes" akibat serangan berulang.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Suami Anti Puspita Akhirnya Ungkap Pekerjaan Istri, Tampang Pria Check In dengan Istrinya Terkuak

Baca juga: Kronologi Hukuman Maut Guru Olahraga ke Siswa SD: Dipukul Batu 4 Kali, Korban Tewas

Baca juga: Wabup Muaro Jambi Hadiri HUT ke-26 Kabupaten Tebo, Ajak Perkuat Silaturahmi

Baca juga: Pelukan dari Balik Jeruji, Aipda Handoko: Jika Itu Jadi Masalah, Saya Bisa Paham

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved