Polemik di Papua
SUARA HATI dari Bumi Cendrawasih, Tokoh Agama Desak KKB Papua Stop Kekerasan: Melawan Ajaran Allah
Seruan damai di tengah bayang-bayang konflik yang terus menghantui bumi Cenderawasih menggema dari seorang tokoh agama terkemuka di Papua.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
“Saya juga berpesan kepada seluruh masyarakat provinsi Papua, beberapa minggu lagi kita masuk PSU untuk itu marilah kita sukseskan pilkada gubernur, supaya gubernur terpilih yang naik akan membangun papua," ajaknya.
Baca juga: Kapuspen Bantah Klaim KKB Papua Tembak TNI dan Penambahan Pos Militer di Yuguru: Batasi Gerak OPM
Baca juga: BAHAYA! 50.000 Pasukan AS dalam Jangkauan Rudal Iran, Tentara Donald Trump Siap-siap
“Jangan ciptakan konflik, tapi mari kita jaga kamtimbas supaya pemilu berjalan aman baik dan lancar, supaya pemimpin yang terpilih bisa membangun tanah kita tanah tabi -saireri dengan baik ke depan," imbaunya.
Temuan YKKM
Sebuah laporan investigasi mendalam dari Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) mengungkap fakta-fakta kelam pasca kontak tembak antara KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya dan TNI.
Kontak tembak di Distrik Tangma, Yahukimo itu terjadi pada pada 15 Juni 2025 lalu.
Insiden ini sebagaimana diketahui berlangsung selama dua jam.
Peristiwa kontak tembak ini tidak hanya menyebabkan pengungsian ratusan warga.
Tetapi juga menyisakan jejak kematian dan bukti-bukti mengerikan di lokasi kejadian.
Direktur YKKMP, Theo Hasegem, seorang aktivis kemanusiaan Papua, membeberkan hasil temuan timnya yang turun langsung ke lapangan pada 17 Juni 2025.
Laporan ini, yang diterima media pada Sabtu (21/6/2025) malam.
Temuan itu mengejutkan publik dengan detail kondisi pasca-konflik.
Kontak tembak yang pecah antara TNI dan KKB Papua Kodap III Ndugana-darakma ini menelan dua korban jiwa.
Tragisnya, salah satunya adalah Mesak Asipalek (45), seorang warga sipil, yang ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.
Korban lainnya adalah anggota TPNPB atas nama Prek Sarera.
Akibat eskalasi keamanan ini, lebih dari 600 warga dari tiga jemaat Halihalo, Aleng, dan Puno terpaksa mengungsi.
Warga mencari perlindungan di Gereja Kemah Injil Kingmi, Klasis Tangma Jemaat Yeriko.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.