Berita Internasional
BAHAYA! 50.000 Pasukan AS dalam Jangkauan Rudal Iran, Tentara Donald Trump Siap-siap
Sebanyak 50.000 pasukan tentara Amerika Serikat di Timur Tengah berada dalam bahaya setelah masuk dalam jangkauan rudal Iran.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Sebanyak 50.000 pasukan tentara Amerika Serikat di Timur Tengah berada dalam bahaya setelah masuk dalam jangkauan rudal Iran.
Pengakuan itu dilansir dari pemberitaan stasius televisi (Tv) pemerintah Iran setelah pesawat tempur pasukan Presiden Donald Trump menyerang situs nuklir pada Minggu (22/6/2025).
Serangan pada Sabtu (21/6/2025) itu sebelumnya diklaim Donald Trump menyasar pada tiga situs nuklir Iran.
Dalam siaran berita TV itu disebutkan bahwa pemimpin tertinggi Iran juga menyebutkan akan memenangkan pertempuran tersebut.
"Lima puluh ribu pasukan AS di kawasan itu berada dalam jangkauan Iran, dan Pemimpin Tertinggi (Ayatollah Khamenei) telah berjanji bahwa kami akan memenangkan perang ini," bunyi siaran yang dibacakan seorang presenter TV.
Ditegaskan, saat ini, kata dia kepada Donald Trump, pertempuran baru dimulai.
"Pertempuran baru saja dimulai, Tuan Trump! Sekarang Anda berbicara tentang perdamaian? Kami akan berurusan dengan Anda dengan cara yang membuat Anda memahami konsekuensi dari kecerobohan," lanjut dia sebagai reaksi terhadap sebuah posting oleh Presiden AS Donald Trump yang menyerukan perdamaian dengan Iran.
Terhadap itu, presenter juga menyampaikan bahwa militer Amerika Serikat akan menjadi target Iran.
Baca juga: SIAP-SIAP! Serangan AS di Iran Picu Perang Dunia III, Pengamat Ungkap Ancaman Gunboat Diplomacy
Baca juga: SISWI SMP yang Hilang 19 Hari Ditemukan di Hotel Positif Narkoba, Diduga Terlibat Open BO:Ada 4 Pria
Baca juga: PENGANTIN Wanita Mendadak Minta Cerai Usai Calon Suami Baru Ijab Kabul: Dia Lecehkan Aku
"Mulai sekarang, setiap personel sipil dan militer Amerika di kawasan tersebut akan dianggap sebagai target yang sah," imbuh penyiar TV pemerintah Iran.
Anggota Parlemen Iran kubu garis keras, Hamid Rasaei, mendesak pembalasan terhadap AS.
"Tindakan keterlaluan ini harus direspons dengan respons yang keras dan tegas," katanya, mengacu pada serangan AS terhadap situs nuklir Natanz, Isfahan, dan Fordow.
Organisasi Energi Atom Iran mengecam pengeboman AS terhadap situs-situs nuklirnya.
"Setelah serangan brutal oleh Zionis selama beberapa hari terakhir, situs nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan menjadi sasaran serangan brutal pada dini hari tadi—tindakan yang jelas-jelas melanggar hukum internasional," kata badan atom tersebut.
"Tindakan ini, yang melanggar norma-norma internasional, sayangnya terjadi di bawah ketidakpedulian—atau bahkan keterlibatan—Badan Energi Atom Internasional (IAEA)," lanjutnya.
"Amerika, melalui pernyataan publik presiden AS di media sosial, telah mengeklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap situs-situs ini...Masyarakat global diharapkan mengutuk tindakan-tindakan melanggar hukum yang berakar pada logika rimba belantara ini dan mendukung Iran dalam menegaskan hak-haknya yang sah," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.