Polemik di Papua

Ketua Komnas HAM Ditembaki KKB Papua, Anggota DPR Minta Aparat Ambil Langkah Tegas: Bukan Hal Sepele

Aparat diminta segera mengambil langkah tegas untuk menangani aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
DISERANG: Aparat diminta segera mengambil langkah tegas untuk menangani aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua. Permintaan itu disampaikan pasca rombongan  Komnas HAM Perwakilan Papua ditembaki kelompok separatis tersebut. Peristiwa penembakan itu sebagaimana diketahui terjadi saat operasi pencarian mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun.  (foto: Ist) 

Ia menuturkan tidak ada korban dalam peristiwa penembakan tersebut.

Baca juga: Awal Mula Hingga Penyebab Pria di Pasar Angso Duo Jambi Alami Penusukan: Sempat Kejar-Kejaran

"Iya, kami berlima yang langsung diarahkan senjata, syukur, Puji Tuhan kami berlima selamat," tuturnya.

Pasca penembakan, Frits dan tim kemudian langsung dievakuasi ke lokasi yang aman, di Distrik Moskona.

Terkait insiden penembakan itu, Jenderal Agus Subiyanto menyebutkan penanganan di Papua memerlukan kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lainnya.

"Ya makanya ya. Di Papua itu bukan hanya tugas TNI, harus berkolaborasi," kata Agus di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025).

Agus mengaku telah melakukan MoU dengan sejumlah kementerian. Hal itu, kata dia, dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di daerah-daerah terpencil.

"Saya sudah membuat MoU dengan beberapa kementerian, dengan Kementerian Transmigrasi, Kementerian PU, Kementerian Kesehatan, harus sama-sama membangun daerah-daerah terpencil itu agar kesulitan masyarakat itu bisa segera teratasi," jelasnya.

Sebanyak 510 personel gabungan dikerahkan dalam Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 untuk menyisir area pencarian yang terbagi dalam tiga zona: Merah, Kuning, dan Hijau. 

Zona Merah, yang merupakan area rawan perlintasan KKB Papua, menjadi fokus utama dengan luas sekitar 132 kilometer persegi sepanjang aliran Kali Rawara.

Pencarian dilakukan melalui dua jalur: penyisiran menggunakan longboat menyusuri Kali Rawara dan penyisiran darat dengan berjalan kaki menembus hutan lebat dan rawa-rawa.

Medan yang sulit, termasuk arus sungai yang deras dan hutan belantara, menjadi hambatan besar bagi proses pencarian.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Terungkap! 6 ASN di Prabumulih Bolos hingga 10 Tahun tapi Masih Terima Gaji, Hanya Ditegur

Baca juga: Balasan Dedi Mulyadi Usai Diancam Hercules yang Kerahkan Puluhan Ribu Anggota GRIB ke Gedung Sate

Baca juga: Respon Panglima TNI Soal Ketua Komnas HAM Ditembaki KKB Papua saat Cari Iptu Tomi S Marbun

Baca juga: GEGER! Pria di Pasar Angso Duo Jambi Ditusuk Bagian Perut

 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved