Tips Kesehatan

Pola Makan Bisa Jadi Penyebab Gula Darah Tinggi Bahkan pada Orang Bukan Penderita Diabetes

Kelebihan konsumsi makanan yang mengandung gula dan karbohidrat meningkatkan kadar gula darah setelah makan karena makanan dipecah menjadi molekul

Editor: Nurlailis
Shutterstock
Pola makan pengaruhi gula darah tinggi 

Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah gangguan endokrin yang umum terjadi di antara wanita usia reproduksi.

PCOS sering ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur.

Wanita dengan PCOS memiliki ketidakseimbangan hormon, seperti peningkatan kadar testosteron, insulin, dan protein inflamasi (sitokin) yang dilepaskan dari jaringan lemak.

Meskipun kadar insulin meningkat, wanita dengan PCOS menunjukkan resistensi insulin karena hormon insulin mereka tidak dapat menyerap glukosa secara memadai atau menggunakannya untuk energi.

Reseptor insulin pada wanita dengan PCOS tidak dapat secara efisien mengikat insulin.

Karena insulin mengangkut glukosa, kelebihan glukosa tetap berada dalam aliran darah, menghasilkan hiperglikemia.

Baca juga: Manfaat Teh Kayu Manis untuk Menurunkan Kadar Gula Darah

4.Trauma

Stres fisik pada tubuh, termasuk trauma, luka bakar, dan cedera lainnya dapat menyebabkan gula darah tinggi dengan mengubah cara metabolisme glukosa.

Hiperglikemia yang diinduksi stres terjadi ketika stresor fisik pada tubuh merangsang peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik, yakni respons melawan atau lari tubuh untuk melepaskan sitokin dan hormon yang melawan efek insulin dalam menghilangkan kelebihan glukosa dari aliran darah.

Sitokin dan hormon ini seperti epinefrin meningkatkan produksi glukosa melalui pemecahan simpanan glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) dan konversi sumber non-karbohidrat menjadi glukosa (glukoneogenesis).

Peningkatan kadar hormon stres kortisol yang juga dilepaskan, dapat menghalangi efek insulin mengambil glukosa dari aliran darah ke dalam sel, yang selanjutnya berkontribusi pada gula darah tinggi.

5. Operasi

Perubahan metabolisme glukosa yang terjadi dari stres fisik ke tubuh juga dapat terjadi setelah operasi.

Operasi adalah bentuk stres terkontrol pada tubuh yang menghasilkan peningkatan serupa pada sitokin dan hormon yang mendorong produksi glukosa di hati dan menghalangi efek insulin untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah.

Hingga 30 persen pasien dapat mengalami hiperglikemia akibat stres setelah operasi dengan kadar gula darah yang tetap tinggi lama setelah pulang dari rumah sakit.

Peningkatan gula darah setelah operasi dapat memiliki efek yang signifikan pada kesehatan secara keseluruhan, dan meningkatkan risiko terkena diabetes dan kondisi serius lainnya.

Baca juga: Cara Menurunkan Gula Darah Tinggi Tanpa Obat dengan Olahraga Sore, Bisa Jalan Kaki atau Yoga

6. Infeksi

Hiperglikemia yang diinduksi stres juga dapat diakibatkan oleh stres fisik akibat infeksi, seperti pneumonia (radang paru-paru) atau infeksi saluran kemih.

Peningkatan kadar hormon stres kortisol yang terjadi dengan infeksi menghalangi kemampuan insulin untuk mengeluarkan kelebihan glukosa dari aliran darah, menjaga tubuh dalam keadaan gula darah tinggi.

Gula darah tinggi juga merupakan hasil dari infeksi sebagai reaksi normal untuk mendukung kebutuhan organ seperti otak, ginjal, dan sel darah merah yang bergantung pada glukosa untuk energi.

Energi ini diperlukan untuk membantu respons sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.

7. Efek samping obat

Obat-obatan tertentu seperti katekolamin vasopresor seperti dopamin dan norepinefrin; imunosupresan seperti tacrolimus dan siklosporin; dan kortikosteroid bukan hanya dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan mengaktifkan enzim yang meningkatkan kadar glukosa darah, tapi juga mengganggu pelepasan dan aktivitas insulin untuk mengambil glukosa dari darah.

Pasien rawat inap yang menerima nutrisi melalui infus juga berisiko lebih tinggi mengalami hiperglikemia. Pasalnya, cairan nutrisi mengandung larutan gula untuk membantu memulihkan keseimbangan elektrolit.

Konsentrasi cairan ini harus dipantau secara hati-hati pada pasien yang sakit atau dalam pemulihan dari operasi atau cedera untuk mencegah lonjakan gula darah lebih lanjut.

Baca juga: Bahaya Minuman Soda dan Minuman Berenergi untuk Penderita Diabetes, Sebabkan Lonjakan Gula Darah

8. Genetika

Riwayat keluarga diabetes dapat meningkatkan risiko Anda terkena hiperglikemia.

Sementara diabetes dapat dicegah melalui faktor diet dan gaya hidup, gangguan sensitivitas insulin dapat diturunkan dalam keluarga dan dapat membuat Anda lebih rentan terkena gula darah tinggi.

Wanita hamil juga dapat mengembangkan diabetes gestasional, seringkali antara 24 dan 28 minggu kehamilan.

Diabetes gestasional bisa terjadi karena perubahan hormonal yang memengaruhi cara glukosa dimetabolisme dalam tubuh.

Pengaruh hormon kehamilan dapat mengganggu kemampuan insulin untuk mengeluarkan kelebihan glukosa dari darah sehingga menyebabkan gula darah tetap tinggi.

Sumber: Kompas.com

Berita lain terkait Tips Kesehatan

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved