Keberangkatan haji 2020 dibatalkan
Kumpulkan UangSejak 40 Tahun Lalu, Tukang Parkir dan Istrinya Rela Batal Naik Haji Karena Corona
Tukang Parkir dan istrinya harus rela batal naik haji, karena pandemi virus corona. Padahal mereka sudah mengumpulkan uang sejak 40 tahun lalu.
TRIBUNJAMBI.COM, SOLO - Kementerian Agama (Kemenag) resmi membatalkan keberangkatan haji 2020 karena pandemi Corona yang belum berakhir.
Maka para jemaah calon haji (calhaj) harus lebih bersabar lagi, tak terkecuali Sri Suharto.
Tahun ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh Sri Suharto (66), tukang parkir di Kota Solo karena akan mengunjungi Tanah Suci menunaikan ibadah haji.
• Masih Menjabat Sebagai Sekda Batanghari, Baliho Bakhtiar Sebagai Bakal Calon Bupati Terpajang
• 10 Pasien Positif Corona di Provinsi Jambi Dinyatakan Sembuh, Ini Asal Daerahnya
• Sinetron Anak Langit di SCTV Tamat, Begini Isi Ungkapan Perpisahan Angela Gilsha!
Ya, Pak Sri sapaan akrabnya sehari-hari menjadi juru parkir di Kota Solo yang bermukim di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

Lantas, bagaimana perjuangan dirinya bisa berangkat haji di tengah keterbatasan?
Bahwasannya, ia harus berjuangan sekuat tenaga menyisihkan penghasilannya selama kurang lebih 40 tahun ini.
Itu dilakukannya sejak bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah sekolah negeri di Solo sekira tahun 1980.
• Pasca Lebaran, Harga Daging Ayam di Pasar Angso Duo Malah Naik
• Persoalan Rapid Test Seorang Pria di Gresik Ngamuk dan Pukul Tenaga Medis
• Seorang Bocah SD di Jember Ketahuan Warga Saat akan Mencuri Sepeda Motor, Begini Nasibnya Kini!
Saat itu, Pak Sri mengaku masih berstatus honorer dan hanya dibayar kurang lebih Rp 2 ribu per bulannya.
"Saya mulai menabung sedikit-sedikit sejak tahun 1980, menabung bersama istri saya," kata Sri kepada TribunSolo.com, Kamis (4/6/2020).
Adapun pada tahun tersebut, istri Sri, Suminem (57) bekerja sebagai penjual makanan di kantin sekolah.
"Saya waktu itu juga bekerja sampingan jadi juru parkir di kompleks SMA Muhammadiyah 2 sebelum akhirnya parkirnya dipindah di dalam," tuturnya.
Dia lantas kemudian berhenti menjadi petugas kebersihan di sekolah sekira tahun 2006 lantaran tak kunjung diangkat pegawai tetap.
Setelah itu, ia bekerja sebagai juru parkir di toko yang ada di Jalan Yosodipuro, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
"Seumpama dapat Rp 50 ribu, buat makan sama keluarga itu Rp 10 ribu, selebihnya ditabung, Alhamdulillah Gusti Allah membolehkan ibadah haji sama istri tahun ini," ucap Sri.
"Ya istilahnya kalau makan seadanya, sederhana saja," aku dia dengan semangat.
• TEGA Gara-gara Bansos Beras 30 Kilogram, Ketua RT Tampar Nenek Usia 70 Tahun, Begini Kejadiannya
• Begini Strategi Jitu Ruben Onsu Kelola Bisnis Ayam Geprek Agar Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19