Berita Nasional

Anggota KKB Mulai Banyak yang Menyerah, Aksi TNI Pernah Bikin Kelompok Separatis Papua Itu Keok

Anggota KKB Mulai Banyak yang Menyerah, Aksi TNI Pernah Bikin Kelompok Separatis Papua Itu Keok

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/TribunJambi.com
KKB vs TNI di Nduga Papua 

Anggota KKB Mulai Banyak yang Menyerah, Aksi TNI Pernah Bikin Kelompok Separatis Papua Itu Keok

TRIBUNJAMBI.COM - Siapa yang menyangka, aksi menggangu kelompok separatis di Papua seperti Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sudah ada sejak zaman Soeharto.

Update terbaru soal Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) Papua. Diketahui banyak anggota KKB Papua yang menyerahkan diri ke NKRI hingga saat ini.

Contohnya seperti baru-baru ini, seorang anggota KKB Papua menyerahkan diri ke TNI pada Minggu (23/2/2020).

YK (54) secara sukarela menyerahkan senjata miliknya jenis CIS berikut dua butir munisi kepada Satgas Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/PDW Kostrad, Pos Toray, Distrik Sota.

 Kontak Senjata TNI vs KKB Papua Terjadi Lagi Selasa (18/2), Melarikan Diri ke Jurang & Semak-semak

 Kronologi Kalah Baku Tembak Dengan Tentara, KKB Papua Justru Bunuh Anak Kecil

 Baku Tembak KBB Papua vs Tentara, KKB Kepergok Bantai Warga, Sniper TNI Lumpuhkan Simpatisan OPM

Meski pernah menjadi bagian dari kelompok separatis yang meresahkan masyarakat, nyatanya para mantan anggota KKB Papua mendapat perlakuan baik dari aparat.

Seperti yang terjadi baru-baru ini di Puncak Jaya.

Mantan anggota KKB Papua dapat sembako dari Polri
Mantan anggota KKB Papua dapat sembako dari Polri (Tribratanews Polda Papua)

 Chord Gitar & Lirik Lagu Sakit Dalam Bercinta - Nella Kharisma, Lagu Galau Karena Disakiti Kekasih

 Masalahan CSR Tambang Batu Bara di Batanghari Jadi Sorotan Kajari

 Info Terkini Hasil Indonesia Idol 2020, Khofifah Bakal Dukung Tiara Langsung ke Jakarta Senin Depan

Melansir dari Tribratanews Polda Papua, Polri melalui Satuan Tugas Binmas Noken Polri memberikan bantuan berupa sembako kepada tokoh masyarakat dan mantan anggota KKB Papua Wilayah Puncak Jaya, Selasa (25/02/2020).

Dalam pelaksanaan kegiatan penyerahan Sarkon berupa sembako yang langsung diberikan oleh Kasatgas Binmas Noken AKBP Bagijo Hadi Kurnijanto, S.IK melalui Waka Polres Puncak Jaya Kompol M. Kuswicaksono,S.IK.

Turut disaksikan oleh Kasatgas Humas Kombes Pol Dirmanto, SH S.IK, Waka Satgas Binmas Noken AKBP Sofyan Budiono, SH M.Si serta seluruh Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama Kab. Puncak Jaya.

Kuswicaksono dalam sambutannya sebelum menyerahkan sembako mengatakan bahwa bantuan dari Satgas Binmas Noken ini merupakan simbol wujud kepedulian kepolisian terhadap masyarakat ataupun para mantan anggota KKB Papua Wilayah Puncak Jaya.

“Dengan diberikannya tali asih ini makin mempererat hubungan baik antara kepolisian dengan masyarakat serta saya mengimbau agar marilah kita bersama-sama menjaga situasi keamanan dan ketertiban di Wilayah Puncak Jaya agar tetap aman dan kondusif,” ungkap Waka Polres Puncak Jaya.

Ditempat yang sama, salah satu mantan anggota KKB Papua Wilayah Puncak Jaya, Bakar Tabuni mengucapkan terimakasih kepada Polri yang telah memperhatikan mereka.

Dan mereka berjanji akan mengajak teman-temannya untuk kembali ikut bergabung di NKRI.

Sebelumnya, satu lagi anggota kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua menyerahkan diri ke TNI pada Minggu (23/2/2020).

Anggota KKB Papua bernama YK (54) itu secara sukarela menyerahkan senjata miliknya jenis CIS berikut dua butir munisi kepada Satgas Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/PDW Kostrad, Pos Toray, Distrik Sota.

Di samping itu, TNI dan KKB Papua semapt terlibat baku tembak pada Selasa (18/2/2020).

 Hacker Asal Malang Raup Untung Rp 500 Juta Setelah Retas Aplikasi Ojek Online

 Cegah Karhutla, Kapolres Tanjab Barat Dukung Pembuatan Sekat Kanal dan Embung

 Status Cak Malik Terungkap Usai Jalinan Hubungan Dory Harsa dan Nella Kharisma Dapat Restu Sosok Ini

Dalam kontak senjata tersebut, TNI berhasil mendesak KKB Papua hingga mereka nekat terjun ke jurang.

Dan kini, seorang anggota KKB Papua dengan sukarela menyerahkan diri ke TNI.

Melansir dari laman tni.mil.id, hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif MR 411/PDW Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya dalam rilis tertulisnya di Distrik Eligobel, Kabupaten Merauke, Papua.

 

Dansatgas mengungkapkan, kronologinya berawal setelah kegiatan rohani yang dilaksanakan oleh Satgas Yonif MR 411/PDW Kostrad di Kampung Sipias beberapa waktu lalu.

Warga Kampung Toray berinisial YK menyampaikan kepada anak angkatnya yakni Praka Andri E Ginting (anggota Pos Toray) bahwa dirinya adalah anggota KKB Papua dan memiliki senjata api yang disimpannya di hutan.

“Atas informasi dari anggota kami tersebut, kami menindaklanjuti untuk terus memberikan pemahaman dan edukasi secara persuasif bahwa memiliki senjata secara ilegal menyalahi hukum  yang berlaku, “ tuturnya.

Lebih lanjut diungkapkan Rizky, pada hari Sabtu (22/2/2020) Pukul 23.00, YK mendatangi Pos Toray dan secara sukarela menyerahkan satu pucuk senjata api jenis CIS dan dua butir munisi kaliber 22 yang diterima langsung Danpos Toray Letda Inf Wesly Baslius Tanaem.

“YK mengakui bahwa dirinya dulu adalah simpatisan TPN/OPM, sedangkan senjata api tersebut adalah pemberian dari saudaranya berinisial APG (60) warga Kampung Toray, yang telah meninggal dunia, “ jelas Alumni Akmil 2003 itu.

Rizky menambahkan, kedekatan personelnya dengan YK beserta keluarganya yang membuat YK secara sukarela menyerahkan senjatanya yang disimpan di dalam hutan.

“Senjata berikut amunisinya telah kami periksa dan kami terima, dan akan kami laporkan ke Kolakops Korem 174/ATW untuk selanjutnya kami serahkan, “ pungkasnya. 

Pendukung KKB Papua Menyerah

Tak lama setelah TNI-Polri menembak mati komandan KKB Papua, salah satu pendukung kelompok separatis itu menyerahkan diri.

Warga Papua bernama YA (40) mengaku sebagai pendukung KKB Papua yang bertugas menjadi penghubung TPN/OPM.

Melansir dari lama tniad.mil.id, YA menyerahkan senjata api jenis Engkelop kepada Satgas Yonif 406/CK.

Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Andi Sulistyo K.P. S.Sos. M.Tr. (Han) dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Boven Digoel, Papua, Kamis (23/1/2020)

Diungkapkan Dansatgas, penyerahan senjata secara sukarela pada Rabu (22/1/2020) tersebut diterima langsung oleh Danpos KM 53, Letda Inf Made Satria.

Andi mengungkapkan, kronologinya berawal saat seorang warga datang ke Pos KM 53 untuk menyerahkan senjata api miliknya.

“Sebelumnya ada warga datang ke Pos KM 53 menyampaikan bahwa dirinya memiliki senjata api yang disimpan di dalam hutan dan berkeinginan untuk diserahkan kepada Satgas,” ucap Andi.

Dari informasi tersebut, Danpos KM 53 segera mempersilahkan warga yang memiliki senpi itu untuk datang langsung ke pos.

Kemudian tidak berapa lama, warga tersebut datang dan menyerahkan senjatanya kepada personel Satgas Yonif 406 yang ada di Pos KM 53.

“Menurut pengakuannya, YA selama ini sebagai penghubung kepada anggota TPN/OPM yang ada di PNG,” beber Andi.

“Senjata itupun didapatnya dari temannya yang berada di PNG,” imbuhnya.

Setelah penyerahan senjata itu, YA, berkeinginan untuk tidak lagi menjadi penghubung KKB Papua TPN/OPM di PNG dan ingin hidup normal menjadi warga biasa di Papua.

“Senjata jenis Engkelop tersebut saat ini telah dilaporkan dan diserahkan ke Kolaksops Korem 174,” pungkas Andi.

Diberitakan sebelumnya, pasukan gabungan TNI-Polri telah menembak mati salah satu komandan KKB Papua.

TNI-Polri menembak mati NM (35), Komandan Operasi Umum di Wilayah MEPAGOO Kodap 29 saat melakukan transaksi senjata untuk KKB Papua.

Melansir dari Tribratanews Polda Papua, peristiwa ini terjadi di Kampung Nifasi Pantai Nusi, Distrik Makimi, Kabupaten Nabire, Senin (20/01/20).

Menurut Kapolres Nabire AKBP Sonny M Nugroho, kronologinya berawal saat Tim Gabungan TNI-Polri bertolak menuju Kampung Nifasi, setelah sebelum mendapat informasi NM akan melakukan transaksi jual beli senjata api.

Pemasok senjata KKB Papua berinisial NM dan kartu anggotanya sebagai KKB Papua
Pemasok senjata KKB Papua berinisial NM dan kartu anggotanya sebagai KKB Papua (tribratanews polda papua)

Kemudian Tim Gabungan membuntuti tersangka yang menggunakan mobil bergerak dari arah Pantai Nusi  menuju ke arah Kota Nabire.

“Tim Gabungan langsung melakukan penindakan dengan cara penghadangan mobil tersangka.

Selanjutnya, Tim Gabungan memberikan tembakan peringatan sebanyak 2 kali,” ungkap Kapolres Nabire.

Kapolres mengatakan setelah mendengar tembakan peringatan sebanyak 2 kali tersangka tidak menghiraukannya.

Dua orang rekan NM melarikan diri ke arah bukit.

Sedangkan NM melarikan diri ke arah semak-semak. 

Tersangka NM dilumpuhkan Tim Gabungan dengan luka tembak bagian pinggang.

“NM meninggal dunia, karena luka tembak,” terang Kapolres Nabire.

Tim Gabungan berhasil menyita barang bukti dari tersangka berupa senjata laras panjang rakitan 1 pucuk, handphone 1 unit, amunisi 5.56 sebanyak 2 butir, KTP An. NM, Buku Tabungan Bank Papua AN. NM 2 buah, buku catatan 1 buah, Uang sebesar 500 ribu.

Sonny menjelaskan NM merupakan anggota KKB Papua dengan jabatan sebagai Komandan Operasi Umum di Wilayah MEPAGOO Kodap 29.

NM juga berperan sebagai penyuplai bahan makanan, senjata dan amunisi untuk KKB di Wilayah Intan Jaya.

“Untuk barang bukti telah diamankan di Polres Nabire guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Jenazah NM telah dimakamkan siang tadi oleh pihak keluarga,” kata Sonny.

 Tiga Desa dan Dusun di Muarojambi Masuk Area Black Spot, Daerah Tanpa Sinyal Provider

 Ini Penyebab Ratusan Peserta CPNS Batanghari Tak Lulus Tes SKD

 HEBOH! Foto Mesum Kades dan Bu Sekdes di NTT Tersebar Luas di WhatsApp

 Tangis Kapolresta Balikpapan Pecah, 6 Anak Jadi Yatim Piatu Dalam Sekejap

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Banyak Anggota KKB Papua Kembali ke NKRI, Memilih Menyerah dan Lihat Nasib Mereka Sekarang

Indonesia di Teror KKB Papua Sudah Sejak Presiden Soeharto, Namun Takluk Ditangan Sarwo Edhie Wibowo

TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia yang diusik oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, ternyata bukan hanya di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Aksi teror kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua ternyata sudah ada semenjak pemerintahan presiden Soeharto.

Sekitar tahun 1964-1967, pimpinan KKB Papua yang terkenal saat itu adalah Lodewijk Mandatjan.

Lodewijk Mandatjan berhasil menghimpun kekuatan hingga 14.000 orang untuk melakukan teror.

Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, KKB Papua Lodewijk Mandatjan melancarkan pemberontakan bermodal senapan-senapan tua peninggalan perang dunia 2.

Pada 28 Juli 1965, terjadi serangan ke asrama Yonif 641/ Cenderawasih Manokwari sehingga mengakibatkan tiga anggota TNI gugur dan empat lainnya luka-luka.

 Dipinang Amir Sakib, Faisal Alwi : Kita Tunggu Hasil Survei dan Keputusan DPP Golkar

 Jadwal Acara TV Lengkap Besok Kamis 27 Februari 2020, SCTV, Indosiar, TransTV, Trans7, GTV

 VIDEO : Ditanya Soal Solusi Banjir DKI Jakarta, Anies Baswedan: Masyarakat Waspada Saja

Pertempuran makin sengit saat RPKAD (sekarang Kopassus) ditugaskan untuk meredam pemberontakan KKB Papua saat itu.

Kurang lebih 50 prajurit RPKAD yang baru mendarat di Papua langsung ditugaskan untuk menggempur KKB Papua

50 prajurit RPKAD pimpinan Sintong Panjaitan itu langsung ditugaskan menyerbu KKB Papua tanpa sempat istirahat.

Jenderal TNI Jebolan Kopassus, Sintong Panjaitan (kanan)
Jenderal TNI Jebolan Kopassus, Sintong Panjaitan (kanan) (Kolase youtube dan IST Tribun Medan)

Aksi 50 prajurit RPKAD ini berawal saat salah satu pos koramil di Warmare diserbu oleh KKB Papua

Pos koramil itu hanya dipertahankan oleh enam orang anggota TNI, yang kemudian salah satunya gugur saat KKB Papua mengepung

Pasukan kopassus pimpinan Sintong Panjaitan tiba di Manokwari pada 6 Januari 1967, dan langsung diperintahkan untuk menggempur KKB Papua yang tengah mengepung pos koramil itu

50 prajurit RPKAD langsung berangkat dari Manokwari menuju Warmare menggunakan dua truk tanpa sempat istirahat

Dalam menghadapi KKB Papua di Warmare, pasukan kopassus bertempur secara frontal

KKB Papua pun berhasil dipukul mundur dari Warmare dan lima orang anggota TNI yang terkepung berhasil dibebaskan.

Meski berhasil dipukul mundur, teror KKB Papua masih berlanjut di hari-hari berikutnya.

 Cerita Mas Pur Tukang Ojek Pengkolan (TOP), Kisah Aslinya si Furry Setya Hampir Jadi Penjual Beras

 Kaget Lihat Razia, Pengunjung Tempat Hiburan Malam di Kota Jambi Ini Lari dan Malah Tabrak Petugas

 Butuh Biaya Sewa Pengacara Buat Bela Suami di Pengadilan, Seorang Ibu Muda Jadi Pengedar Sabu

Aksi teror KKB Papua pimpinan Lodewijk Mandatjan baru mereda setelah Sarwo Edhie Wibowo turun tangan.

Hal ini berawal saat Sarwo Edhie Wibowo menjabat sebagai panglima Kodam XVII/Tjendrawasih (1968-1970).

Sarwo Edhie Wibowo saat itu mau tak mau harus menghadapi sepak terjang KKB Papua pimpinan Lodewijk Mandatjan.

Dalam menghadapi aksi teror KKB Papua saat itu, Sarwo Edhie Wibowo memadukan operasi tempur dengan operasi non tempur.

Ayah Ani Yudhoyono (kiri) pernah sukses bikin pimpinan KKB Papua kembali ke NKRI
Ayah Ani Yudhoyono (kiri) pernah sukses bikin pimpinan KKB Papua kembali ke NKRI (Kolase Wikipedia dan Facebook TPNPB)

Menurutnya, strategi non tempur digunakan lantaran ia menganggap para KKB Papua masih merupakan saudaranya sebangsa dan setanah air.

"Kalau pemberontak kita pukul terus menerus, mereka pasti hancur. Tetapi mereka adalah saudara-saudara kita. Baiklah mereka kita pukul, kemudian kita panggil agar mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi" kata Sarwo Edhie Wibowo dalam buku karya Hendro Subroto.

Untuk menghindari terjadi pertumpahan darah yang lebih banyak, Sarwo Edhie Wibowo memerintahkan melakukan penyebaran puluhan ribu pamflet yang berisi seruan agar KKB Papua kembali ke NKRI.

 Banyak Anggota KKB Menyerahkan Diri dan Kembali ke NKRI, Lihat Nasib Mereka Sekarang

 Hujan Datang, Warga Was-was Kebanjiran, Sungai Tembuku Dipenuhi Sampah dan Semak Belukar

 Video Vanessa Angel Pakai Daster Beri Kue Mewah untuk Bibi Ardiansyah, Banyak Uang Pecahan Rp50 Ribu

Sarwo Edhie Wibowo kemudian memberi tugas kepada perwira Kopassus Mayor Heru Sisnodo dan Sersan Mayor Udara John Saleky untuk menemui pimpinan KKB Papua yang bernama Lodewijk Mandatjan.

Tujuannya adalah membujuk agar Mandatjan beserta anak buahnya mau kembali lagi ke pangkuan NKRI.

Tanpa membawa senjata, Mayor Heru Sisnodo dan Sersan Mayor Udara John Saleky berjalan kaki memasuki hutan untuk menemui pimpinan KKB Papua itu.

VIDEO Kronologi TNI Tewaskan 1 Anggota KKB Papua Saat Baku Tembak
VIDEO Kronologi TNI Tewaskan 1 Anggota KKB Papua Saat Baku Tembak (Youtube)

Saat bertemu dengan Mandatjan, Mayor Heru Sisnodo berkata: "Bapak tidak usah takut. Saya anggota RPKAD (sekarang Kopassus). Komandan RPKAD yang ada di sini anak buah saya. Dia takut sama saya. Kalau bapak turun dari hutan, nanti RPKAD yang akan melindungi bapak."

Akhirnya, Mayor Heru Sisnodo dan Sersan Mayor Udara John Saleky berhasil meyakinkan Lodewijk Mandatjan dan anak buahnya.

Mandatjan beserta keluarga dan anak buahnya pun diantar turun ke Manokwari.

Saat bertemu dengan Mandatjan, Sintong Panjaitan berkata: "Bapak saya jamin, saya akan melindungi bapak dengan keluarga"

Pemberontakan KKB Papua pimpinan Lodewijk Mandatjan pun sebagian besar telah terselesaikan, Kopassus tinggal melakukan penyisiran untuk memburu sisa-sisa anggota KKB Papua lainnya

Dengan begitu, Sarwo Edhie Wibowo berhasil menerapkan strategi non tempurnya sehingga tak terjadi pertumpahan darah lebih banyak

 Ini Penyebab Ratusan Peserta CPNS Batanghari Tak Lulus Tes SKD

 HEBOH! Foto Mesum Kades dan Bu Sekdes di NTT Tersebar Luas di WhatsApp

 Tangis Kapolresta Balikpapan Pecah, 6 Anak Jadi Yatim Piatu Dalam Sekejap

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Teror KKB Papua di Era Soeharto, Berkekuatan 14 Ribu Orang Tapi Takluk Berkat Sarwo Edhie Wibowo

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved