Kisah Militer RI

Try Sutrisno Sampai Terdiam, Lihat Baret Merah Kopassus di Tangan Benny Moerdani Dibanting Karna Ini

Try Sutrisno Sampai Terdiam, Lihat Baret Merah Kopassus di Tangan Benny Moerdani Dibanting Karna Ini

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/TribunJambi.com
Kopassus dan Benny Moerdani 

Try Sutrisno Sampai Terdiam, Lihat Baret Merah Kopassus di Tangan Benny Moerdani Dibanting Karna Ini

TRIBUNJAMBI.COM - Ada kisah dari kekesalan sang Panglima TNI Indonesia kala dijabat oleh Benny Moerdani. Semua berawal dari nama pejuang tanggung bernama Agus Hernoto.

Pernahkah Anda mendengar nama Agus Hernoto?

Dia merupakan satu di antara legenda di Kopassus ( Komando Pasukan Khusus). Kisah pertempurannya menginspirasi banyak prajurit di Indonesia.

Daya juang Agus Hernoto sangat tinggi, hingga dia kehilangan kakinya saat memimpin Operasi Benteng I pembebasan Irian Barat.

Baca Juga:

Pegawai PNS dan Pegawai Bank di Jambi Jadi Tersangka Korupsi Rp 3,4 Miliar

Bareng Pak Harto ke Belanda, Benny Moerdani Ngamuk dan Buat Pihak Keamanan di Sana Ketakutan

Fasha Mengaku Sakit Perut Jika Cerita Soal Masalah BPJS Kesehatan, Ternyata Masalah Ini Penyebabnya

Ogah Pulang ke Belanda, Sosok Bule Ini Jadi Mualaf & Cetak Pasukan Mengerikan Kopassus di Indonesia

Kisah Agus Hernoto itu dituliskan di buku Legenda Pasukan Komando: Dari Kopassus sampai Operasi Khusus, Penerbit Buku Kompas.

Agus merupakan anggota pasukan Kopassus yang berkaki satu dan punya semangat juang tinggi.

Dia dikenal begitu menjiwai motto berani-benar-berhasil, bahkan setelah dia tidak bergabung lagi dengan Kopassus.

Ya, Agus didepak dari Kopassus, dulu bernama RPKAD ( Resimen Para Komando Angkatan Darat), lantaran kondisi fisiknya.

Agus kehilangan satu kakinya saat memimpin Operasi Benteng I. Saat itu, kakinya tertembak tentara Belanda.

Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.

Baca Juga:

TUJUH Wanita Cantik Ini Bosan Main Film Dewasa, yang Nomor 5 Karena Divonis Penyakit Mengerikan

Presiden Jokowi pun Tanggapi Kasus Audrey, Minta Polisi Tindak Tegas, Pedangdut Via Vallen Merespon

Empat Pejabat BKD Muarojambi Jadi Saksi Kasus OTT Suap CPNS, Muncul Fakta Baru Keterlibatan Petinggi

PASUKAN Gurkha Dikenal Ganas dan Kejam Bikin Ciut Lawan, Ternyata Pernah Ditaklukkan Kopassus

Dia tetap berada di medan pertempuran, hingga akhirnya tertangkap dan ditawan tentara Belanda.

Pasukan Belanda memperlakukan Agus sesuai konvesi Jeneva. Agus dirawat hingga sembuh, tapi kakinya terpaksa diamputasi, mengingat luka tembaknya sudah membusuk.

Agus masih hidup dan Irian Barat akhirnya jatuh ke tangan Indonesia.

Kabar buruk kemudian menghampiri.

Pada akhir 1964, diadakan sebuah pertemuan perwira RPKAD membahas penghapusan tentara cacat dari RPKAD. Agus termasuk di dalamnya.

Keputusan itu sempat diprotes atasan Agus, Benny Moerdani.

Alih-alih mendapat persetujuan, Benny justru dimutasi ke Kostrad karena dianggap membangkang. Sedangkan Agus tetap dikeluarkan dari RPKAD.

Sekeluarnya dari Kopassus, Agus sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa atau Pasukan Pengawal Presiden RI Soekarno.

Kolonel Inf Agus Hernoto, anggota RPKAD (sekarang Kopassus) yang berkaki satu . Dia tetap memiliki semangat juang tinggi, menjiwai motto berani-benar-berhasil, bahkan setelah lama keluar dari Kopassus.
Kolonel Inf Agus Hernoto, anggota RPKAD (sekarang Kopassus) yang berkaki satu . Dia tetap memiliki semangat juang tinggi, menjiwai motto berani-benar-berhasil, bahkan setelah lama keluar dari Kopassus. (IST)

Baca Juga:

Surat Suara Tercoblos 01 di dan Nasdem di Malaysia, Bawaslu Benarkan Soal Itu, KPU: Akan Dipecat!

Dua Anak Tewas Kesetrum di Rumah Kito Resort, Kurniawan Mengaku Tak Lihat Ada Mesin di Kolam Renang

Baby Lobster Senilai Rp 10,4 Miliar di Jambi Diterbangkan ke Pantai Pangandaran

Dua Desa Jadi Wakil Tanjab Barat di P2WKSS Provinsi Jambi, Ini Pesan Wabub Amir Sakib Agar Juara

Dijelaskan dalam buku 'Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami' karya Bob Heryanto Hernoto, Agus kemudian ditarik Benny Moerdani untuk bergabung di unit intelijen Kostrad.

Sejak itulah, Agus melanjutkan karier militernya di dunia intelijen.

Mengutip dari Kompas.com, Agus dan Benny lalu bergabung dengan Operasi khusus (Opsus) yang dipimpin oleh Ali Moertopo.

Keduanya bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto.

Di dalam Opsus, Agus menjadi orang kepercayaan Ali dan Benny.

Bahkan, siapa pun yang ingin bertemu dengan Ali dan Benny harus melalui Agus, sehingga muncul ungkapan "Agus itu Opsus. Opsus itu Agus".

Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma) yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.

Dia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.

Agus juga sempat mendapat penghargaan Bintang Sakti dari pemerintah setelah ada kesaksian akan keberaniannya saat berhadapan dengan tentara Belanda saat ditawan.

Tak banyak prajurit meraih penghargaan tertinggi di militer ini. Hanya mereka yang menunjukkan sikap luar biasa dalam tugas negara yang pantas menyandangnya. Agus satu diantaranya.

Malahan, Presiden Soeharto disebut-sebut selalu mengingat Agus.

Setiap mereka bertemu, Soeharto pasti selalu menanyakan kondisi kaki Agus.

Baca Juga:

Polres Tanjab Barat Jambi Gagalkan Penyelundupan Baby Lobster Senilai Rp 10,4 Miliar ke Singapura

Sekda Budidaya Menutup Pelatihan Batik Tulis 3 in 1 Dekranasda

Banyak Jalan di Bungo Rusak, Wabub Akui Telah Anggarkan Rp 15 Miliar untuk Perbaikan

Uji Sandar KMP Satria Pratama Tujuan Batam, Bupati Safrial Sebut Kuala Tungkal Pintu Gerbang Jambi

Baret yang dilempar

Benny Moerdani masih tidak terima dan marah, terkait dirinya yang pernah didepak sebagai anggota RPKAD setelah membela Agus Hernoto.

Kemarahan itu diluapkannya saat menghadiri undangan Kopassus pada 1985.

Kemarahan legenda Kopassus itu dituliskan dalam buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karya Hendro Subroto.

Kopassus dan Benny Moerdani
Kopassus dan Benny Moerdani (Kolase/TribunJambi.com)

Benny yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI, diminta untuk memberikan baret merah kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar.

Sebelum acara dimulai, Benny beristirahat di ruang Komandan Kopassus, Brigjen Sintong Panjaitan.

Di sana ada pula KASAD, Jenderal Try Sutrisno, Wakil KASAD, Letjen TNI Edi Sudrajat, dan Wakil Komandan Kopassus, Kolonel Kuntara.

Ada kejadian mengejutkan di ruangan sedang ditempati para perwira tinggi TNI itu.

Saat Brigjen Sintong memberikan baret merah kehormatan Kopassus, Benny membanting baret itu ke meja dan akhirnya jatuh di lantai.

Sontak orang-orang di ruangan itu terkejut saat melihat Benny begitu emosi dan berwajah seram.

Namun, pada akhirnya Benny bersedia mengenakan baret itu dan mengikuti acara.

Semua jadi lega dan upacara pun berjalan lancar.

TRIBUN JAMBI DI INSTAGRAM:

 

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved