Sejarah Indonesia
Bareng Pak Harto ke Belanda, Benny Moerdani Ngamuk dan Buat Pihak Keamanan di Sana Ketakutan
Bareng Pak Harto ke Belanda, Benny Moerdani Ngamuk dan Buat Pihak Keamanan di Sana Ketakutan
Bareng Pak Harto ke Belanda, Benny Moerdani Ngamuk dan Buat Pihak Keamanan di Sana Ketakutan
TRIBUNJAMBI.COM - Pengawal pribadi Presiden Soeharto Benny Moerdani sampai mengamuk dan menggebrak meja saat Presiden Soeharto berkunjung ke Belanda
Ya banyak cerita dan sejarah Indonesia yang menarik untuk dibuka kembali. Satu diantaranya kisah Benny Moerdani sang pelindung Soeharto.
Bisa dikatakan, benny merupakan tangan kanan Soeharto saat ayah dari Tommy Soeharto itu menjadi Presiden RI.
Cerita yang menarik dibahas tentang sosok presiden ke-2 RI, Soeharto.
Sebagai tokoh intelijen yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) dan Panglima TNI, Benny Moerdani dikenal sebagai pengawal pribadi Presiden Soeharto yang sangat loyal.
Baca Juga:
Fasha Mengaku Sakit Perut Jika Cerita Soal Masalah BPJS Kesehatan, Ternyata Masalah Ini Penyebabnya
Ogah Pulang ke Belanda, Sosok Bule Ini Jadi Mualaf & Cetak Pasukan Mengerikan Kopassus di Indonesia
TUJUH Wanita Cantik Ini Bosan Main Film Dewasa, yang Nomor 5 Karena Divonis Penyakit Mengerikan
Presiden Jokowi pun Tanggapi Kasus Audrey, Minta Polisi Tindak Tegas, Pedangdut Via Vallen Merespon
Selain sebagai pengawal, ia bahkan dikenal sebagai agen rahasia yang siap menyerahkan nyawanya demi keselamatan Pak Harto.
Suatu kali pada akhir Agustus tahun1970-an, Presiden Soeharto berkunjung ke Belanda dan akan menuju Istana Huis Ten Bosch, Den Haag, tempat keluarga Kerajaan Belanda menetap.
Kunjungan Pak Harto itu sebenarnya merupakan 'lawatan yang kaku' karena pemerintah Kerajaan Belanda pada tahun 1970-an belum mengakui tanggal kemerdekaan RI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Pemerintah Belanda bahkan baru mengakui kemerdekaan RI pada 16 Agustus 2005 menjelang Indonesia merayakan peringatan kemerdekaan yang ke-60 tahun.
Kunjungan Pak Harto saat itu bahkan tidak disukai oleh Kerajaan Belanda mengingat di era Perang Kemerdekaan, Pak Harto sebenarnya merupakan musuh bebuyutan militer Belanda.

Baca Juga:
Dua Desa Jadi Wakil Tanjab Barat di P2WKSS Provinsi Jambi, Ini Pesan Wabub Amir Sakib Agar Juara
Baby Lobster Senilai Rp 10,4 Miliar di Jambi Diterbangkan ke Pantai Pangandaran
Surat Suara Tercoblos 01 di dan Nasdem di Malaysia, Bawaslu Benarkan Soal Itu, KPU: Akan Dipecat!
Dua Anak Tewas Kesetrum di Rumah Kito Resort, Kurniawan Mengaku Tak Lihat Ada Mesin di Kolam Renang
Aparat keamanan Belanda yang secara psikologis terpengaruh oleh sikap Kerajaan Belanda bahkan hanya menyiapkan sistem pengamanan yang tidak maksimal sehingga bisa membahayakan keselamatan Pak Harto.
Menurut Benny, kunjungan Presiden Soeharto itu memang berisiko tinggi karena di Belanda masih banyak anggota simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS) yang bisa membahayakan keselamatan Pak Harto.
Untuk memastikan keamanan Pak Harto, Benny kemudian memeriksa rute yang akan dilalui menuju Istana Huis Ten Bosch.
Rute itu ternyata rawan oleh ancaman tembakan sniper dari jendela-jendela bangunan sepanjang jalan dan adanya perempatan lampu merah yang rawan oleh aksi penyergapan bersenjata.
