Berita Regional

Polisi Tewas di Tangan Paman usai Lerai Pertengkaran dalam Tragedi Dini Hari

Seorang polisi tewas di tangan paman sendiri yang merupakan ASN TNI setelah sempat melindungi tante dan adiknya.

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Tribunjambi.com
ILUSTRASI - Seorang polisi meninggal dunia di tangan pamannya setelah berusaha melerai pertengkaran dengan tantenya pada tragedi dini hari. 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang polisi tewas di tangan paman sendiri yang merupakan ASN TNI setelah sempat melindungi tante dan adiknya.

Ia adalah Bripka Laode Abdul Salman (36), meninggal dunia setelah ditikam oleh pamannya sendiri, Junaido (43).

Terjadi di Rumah Pelaku

Seorang anggota Polres Tolikara, Polda Papua Pegunungan, Bripka Laode Abdul Salman (36), meninggal dunia setelah ditikam oleh pamannya sendiri, Junaido (43).

Insiden tragis tersebut terjadi di kediaman pelaku di Lorong Merak, Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-Wua, pada Sabtu (15/11/2025).

Bripka Abdul Salman menjadi korban saat berupaya melindungi tantenya, HA (41), dan sepupunya, FI (20), yang sedang berselisih dengan pelaku.

Menurut Tribunnews.com, Bripka Abdul Salman lahir di Jayapura pada 8 Desember 1988.

Selain bertugas sebagai anggota Polres Tolikara, Sulawesi Tenggara, ia juga aktif sebagai pelatih paralayang.

Paralayang sendiri merupakan olahraga terbang bebas menggunakan parasut khusus (paraglider) yang biasanya diluncurkan dari ketinggian seperti bukit atau gunung, memanfaatkan angin untuk tetap berada di udara.

Kanit Resmob Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sultra, AKP Gayuh Pambudhi Utomo, menjelaskan bahwa kedatangan Bripka LAS ke Kendari adalah dalam rangka tugas sebagai pelatih paralayang.

Ia mendampingi para atlet yang akan bertanding.

"Korban ini merupakan pelatih atlet paralayang dan kedatangannya mengawal anak didiknya untuk bertanding," katanya.

Selama di Kendari, Bripka LAS tinggal di rumah paman dan tantenya, pasangan J dan HA.

"Korban memiliki keluarga besar di Muna, namun lahir di Jayapura, saat ini bertugas di Polres Tolikara dengan pangkat Bripka," jelas AKP Gayuh.

Anggota polisi yang juga berprestasi di olahraga paralayang tersebut akhirnya tewas setelah diserang pamannya, yang diketahui sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan TNI.

Pelaku kemudian diamankan oleh Unit Resmob Polda Sultra di lokasi kejadian.

Kronologi Penikaman

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.30 WITA pada Sabtu (15/11/2025) dini hari.

Saat itu, pelaku yang bekerja sebagai ASN di institusi TNI pulang ke rumah dan dalam kondisi dipengaruhi minuman keras, lalu terlibat pertengkaran dengan istrinya, HA, serta anak mereka, FI.

Bripka LAS yang menginap di rumah tersebut dalam rangka tugas mendampingi atlet paralayang, mendengar keributan dari dalam kamarnya.

Dikutip dari Tribun Sultra, keberadaan Bripka LAS di Kendari adalah untuk mendampingi atlet binaannya dalam mengikuti kompetisi paralayang.

Menurut kesaksian HA kepada polisi, sekitar pukul 00.00 WITA ia sedang beristirahat bersama FI. Tak lama kemudian, suaminya, Junaido, pulang usai piket.

Dalam keadaan mabuk, pelaku bertengkar dan sempat mengancam istri serta anaknya menggunakan pisau.

Mendengar keributan, Bripka LAS berusaha menenangkan situasi.

Ia juga meminta HA dan FI keluar rumah agar lebih aman.

Namun pelaku justru berbalik menyerangnya dengan badik hingga korban meninggal dunia.

Setelah itu, HA dan FI melarikan diri keluar rumah untuk meminta pertolongan warga.

Hal serupa disampaikan FI yang mengaku terbangun karena keributan.

Ia melihat ayahnya memukul ibunya dan berusaha melerai, tetapi justru dikejar sambil diancam dengan pisau, membuatnya melarikan diri keluar rumah.

Korban yang baru terbangun karena suara ribut mencoba menenangkan pelaku dan mengamankan situasi, namun malah menjadi sasaran penikaman hingga kehilangan nyawa.

Motif

Sesaat sebelum ditangkap, pelaku sempat memberikan penjelasan singkat kepada petugas mengenai kejadian tersebut.

Ia menyebut dirinya sebenarnya tidak memiliki masalah dengan Bripka LAS.

Menurutnya, ia tersulut emosi karena istrinya tidak mengabari bahwa Bripka LAS akan menginap di rumah.

"Saya itu dengan istri saya saling menyayangi. Tapi itulah, di saat saya melaksanakan piket.

"Ko hargai saya lah. Ada keluarga mau datang," tuturnya dalam rekaman yang didokumentasikan petugas, dikutip dari TribunnewsSultra.com.

Saat penangkapan, pelaku mengalami sejumlah luka akibat sabetan dan dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis.

Setelah itu, ia diamankan ke Ditreskrimum Polda Sultra untuk pemeriksaan lanjutan guna mengungkap detail motif dan rangkaian kejadian.

Sementara itu, jenazah Bripka LAS dibawa ke ruang jenazah RS Bhayangkara untuk proses visum.

 

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Sosok Bripka Laode Abdul Salman, Polisi Tolikara Tewas Ditikam Paman di Kendari, Pelatih Paralayang

 

Baca juga: Oknum TNI Renggut Nyawa Remaja 15 Tahun Dihukum 10 Bulan Penjara

Baca juga: Waldi yang Renggut Hidup Dosen Wanita di Bungo Terancam Hukuman Mati

Baca juga: Pengakuan Geng Motor Jambi: Duel ala Gladiator hingga Celurit Panjang

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved