Human Interest Story

Rumah Jamur di Pojok Sekolah, Inovasi Guru Desa untuk Masa Depan Siswa

Begitu mengutarakan ide tentang Rumah Jamur, mulanya banyak keraguan yang datang. Bukan hanya dari kepala sekolah, juga dari rekan sesama guru.

Penulis: Srituti Apriliani Putri | Editor: asto s
Tribunjambi.com/Srituti Apriliani Putri
INOVASI - Titien Suprihatien (47), guru di SMPN 11 Batang Hari, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, yang menginisiasi berdirinya Rumah Jamur sebagai ruang pembelajaran baru. Titien juga menjadi Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation. 

Nyalakan Semangat Literasi dan Numerasi 

Selain mengajar di SMPN 11 Batang Hari, Titien Suprihatien juga menjadi Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation

Berbekal dari banyaknya pelatihan dan pendampingan yang diperoleh dari organisasi filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto itu, Titien menyebarkan praktik-praktik baik yang dimulai dari kelasnya.

Di kelas yang diampunya, para siswa banyak melakukan praktik langsung. 

PEMBELAJARAN - Para siswa SMPN 11 Batang Hari, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, sedang berkumpul.
PEMBELAJARAN - Para siswa SMPN 11 Batang Hari, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, sedang berkumpul. (Tribunjambi.com/Srituti Apriliani Putri)

Titien ingin menumbuhkan pemahaman pembelajaran yang mendalam bagi setiap siswa. Contohnya saat praktik membuat sabun dari lidah buaya. Dia meminta anak-anak untuk mencari banyak informasi dari buku dan internet.

"Dari sana, literasi siswa diasah. Mereka dituntut untuk mengenal, memahami dan menafsirkan berbagai informasi yang didapatkan. Kemudian, mereka merancang cara membuat sabun dan mulai mengamati," jelas Titien.

"Di  saat itulah kelas hidup, saat proses mengamati, siswa mengasah kemampuan numerisasinya. Kemudian, saat menulis laporan hasil pengamatan tanpa sadar siswa sedang belajar literasi di kelas sains," lanjutnya.

Terus Belajar dan Menjadi Contoh

Baginya Titien Suprihatien, menjadi seorang guru bukan sekadar mengajarkan mata pelajaran atau ilmu pengetahuan. 

Ibu dari dua anak itu juga aktif menghasilkan karya-karya tulis. Hingga saat ini, dia telah menerbitkan setidaknya sudah ada 12 buku dan lebih dari 50 buku antologi serta puluhan artikel.

Kata Titien, pada zaman modern seperti saat ini, peserta didik mampu mendapatkan ilmu pengetahuan dari mana saja, sementara sosok guru menjadi model yang ditiru dan dicontoh para siswa. 

"Untuk itu, jadi guru harus belajar terus. Kalau guru berhenti belajar, berhenti jadi guru. Karena siswa saat ini butuh guru-guru yang benar-benar bisa menjadi model dari segala kebaikan. Bukan hanya pembelajaran, tetapi lebih jauh dari itu. Siswa kita butuh guru yang bisa mengayomi, yang mengajar dengan hati, tuturnya.

Siswa Jadi Antusias

Praktik baik yang disebarkan Titien Suprihatien, turut dirasakan siswanya, Fahri Al Fajri. 

Siswa kelas tujuh itu mengaku selalu antusias setiap pelajaran bersama guru favoritnya itu.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved