Berita Jambi

Kanalisasi Lahan Gambut di Jambi Bisa Akibatkan Karhutla, KKI Warsi Jelaskan Runutannya

"Air yang tertahan di dalam tanah keluar menuju sungai-sungai utama Sehingga lahan tersebut rentan terbakar karena kering saat memasuki musim kemarau,

Penulis: tribunjambi | Editor: asto s
Tribunjambi.com/Muzakkir
ILUSTRASI lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pembuatan kanal di lahan gambut di Jambi, bisa mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kanal ini bertujuan mengalihfungsikan lahan gambut menjadi lahan pertanian dan perkebunan.

Koordinator Divisi Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi, Sukmareni, menjelaskan proses penurunan kadar air hingga karhutla di lahan gambut.

"Air yang tertahan di dalam tanah keluar menuju sungai-sungai utama Sehingga lahan tersebut rentan terbakar karena kering saat memasuki musim kemarau," katanya saat ditemui di kantor KKI Warsi Jambi, Telanaipura, Kota Jambi, Senin (16/6/2025).

Selain kanal air buatan, terjadinya kebakaran lahan gambut juga dampak siklus cuaca El Nino. 

Siklus ini terjadi lima tahun sekali. Namun, pada 2023, El Nino tidak terjadi walau sudah diprediksi terjadi pada tahun tersebut.

Sukmareni menuturkan, kebakaran lahan gambut yang paling parah terjadi pada 2015 dan 2019

“Pada tahun 2015, ada 191 ribu hektare lahan gambut yang terbakar, dan pada 2019 terdapat 157 ribu hektare,” katanya. 

Sukmareni menuturkan, titik kebakaran lahan gambut tersebar di perkebunan sawit, hutan tanaman industri (HTI) dan area restorasi lahan gambut.

Saat ini, dia mengatakan lahan gambut yang masih asri berada di Sungai Buluh, Mendahara, Tanjung Jabung Timur.

Dia menambahkan, kebakaran lahan memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.

“Ada anggapan masyarakat, membakar lahan bisa membuat lahan subur. Justru hal itu membuat unsur tanah menjadi terkikis,” kata Sukmareni.

Selain dampak lingkungan, kata Reni, kesehatan masyarakat ikut terancam. "Asap dari kebakaran lahan gambut bisa membuat masyarakat terkena gangguan pernapasan," tuturnya. (csr)

Baca juga: Siklus Karhutla di Jambi Jadi Lebih Cepat, dari Lima Tahun Jadi Tiga Tahun

Baca juga: Waspada Penipuan Mengatasnamakan Kecamatan Paal Merah Kota Jambi, Tawarkan Jadi Honorer

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved