Human Interest Story
Warga Sakit dan Jenazah harus Ditandu karena Jalan Rusak Parah di Sarolangun dan Merangin
"Dalam perjalanan pulang ke kampungnya, Adri harus di tandu kurang lebih empat kilometer dari Dusun Sungai Bulat Desa Tambak Ratu menuju rumahnya
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
PERJALANAN sekira empat kilometer di Dusun Sungai Keladi, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, lamanya terasa berlipat-lipat.
Itulah yang dialamai Adri, lelaki 50 tahun yang dalam kondisi sakit parah.
Adri yang tergeletak sakit, terpaksa harus diangkut pakai tandu.
Tubuhnya digotong keluarga dan kerabatnya yang berjalan kaki sejauh empat kilometer untuk menuju ke rumah.
Jalan dari Desa Batin Pengambang menuju ke Dusun Sungai Keladi, memang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Kepala Desa Batu Empang, Saryadi, bertutur warganya itu telah menjalani perawatan selama sebulan di rumah sakit di Kota Jambi karena kanker.
Karena sakitnya tak kunjung pulih, pasien yang sudah jenuh berada di ruang perawatan, itu, akhirnya dengan permintaan keluarga, dipulangkan ke rumahnya di Kecamatan Batang Asai.
"Dalam perjalanan pulang ke kampungnya, Adri harus di tandu kurang lebih empat kilometer dari Dusun Sungai Bulat Desa Tambak Ratu menuju rumahnya di Dusun Sungai Keladi, karena di sana tidak ada akses jalan yang tak dapat dilalui kendaraan roda empat," kata Saryadi, Minggu (2/6).
Saryadi mengatakan selama ini masyarakat Dusun Sungai Keladi mengeluhkan kondisi jalan yang tak bisa dilalui kendaraan roda empat menuju ibukota Kecamatan Batang Asai dan Kabupaten Sarolangun.
Karena tidak ada pilihan lain, setiap ada warga yang sakit parah, agar bisa mendapatkan pengobatan ke rumah sakit di Sarolangun, terpaksa ditandu untuk melewati jalan sungai. Jaraknya empat kilometer ke Desa Batin Pengambang.
"Jalan yang bisa dilewati kendaraan roda empat dari pusat Kecamatan Batang Asai hanya sebatas Desa Batin Pengambang, sementara menuju ke Dusun Sungai Keladi, Desa Batu Empang belum ada," tuturnya.
Imbas jalan hancur lainnya, harga sembilan bahan pokok (sembako) jadi mahal. Sektor ekonomi masyarakat setempat terdampak, karena kesulitan membawa hasil kebun maupun kopi untuk dijual ke Sarolangun.
"Tidak adanya akses jalan kenderaan roda empat, bahan sembako di sini jadi mahal, begitu juga menjual hasil perkebunan masyarakat seperti sektor Kopi sangat sulit dibawa ke luar, rata-rata masyarakat kami pencarian sebagai petani," tuturnya.
Kondisi serupa di Merangin
Sementara di Desa Kederasan Panjang, Kecamatan Batang Masumai, Kabupaten Merangin, warga harus membawa jenazah dengan cara berjalan kaki karena jalan rusak. Video peristiwa tersebut viral di media sosial.
Asih Ingin Jadi Dokter, Paradoks Digital Orang Rimba di Hutan Jambi |
![]() |
---|
Dari Limbah Sawit Jadi Gula Merah Khas Jambi |
![]() |
---|
Muhammad Ulfi Mengayuh Sepeda dari Banten ke Makkah, Sempat Ziarah ke Makam Al Habib Husin di Jambi |
![]() |
---|
Beruang Madu dari Merangin Lepas Liar di Hutan Harapan dan akan Bertahan Hidup di Sana |
![]() |
---|
Andi menjadi Siamang, Zikra sebagai Ungko dalam 'Nama Suci' di Hutan Harapan Jambi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.