Berita Kota Jambi

4 Fakta Flyover Simpang Mayang-Pasar Angso Duo Kota Jambi, Sudah Siapkan Study Kelayakan dan Desain

Gubernur Jambi Al Haris telah mengusulkan desain pembangunan flyover di Kota Jambi ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

FACEBOOK/RIDWAN KAMIL
ILUSTRASI desain flyover 

Lantas mengapa Simpang Mayang dan dekat bundaran Tugu Juang kerap macet?

Arman menuturkan ketika terjadi penumpukan kendaraan di salah satu titik tadi, maka arus lalu lintas di titik lain, hingga akhirnya kedua titik sama sama macet.

"Yang sering itu kalau weekend atau liburan (tnggal merah) atau malam mau lebaran, jalur tersebut sudah dipastikan akan terjadi kemacetan, “ tuturnya.

"Masukan juga, karena di simpang tersebut tidak ada petugas yang berjaga, jadi masih banyak pengendara yang menerobos, meski lampu sudah merah. Itu juga yang jadi penyebab kemacetan,“ tandasnya.

Baca juga: Al Haris Usul ke Kementerian PUPR Desain Fly Over Simpang Mayang ke Angso Duo Kota Jambi

5. Sebuah Keharusan

Pemerhati masalah sosial Provinsi Jambi, Bahren Nurdin, mengatakan wacana Pemerintah Provinsi Jambi untuk membangun flyover di Simpang Mayang-Angso Duo, merupakan sebuah keharusan.

Kondisi Kota Jambi yang terus berkembang pesat, baik dari pembangunan infrastruktur dan perkembangan sumber daya manusia (SDM), sedikit banyak berpengaruh dengan kepadatan penduduk dan kondisi lalu lintas.

Wacana pemerintah provinsi untuk membangun flyover di titik titik rawan kemacetan, seperti Simpang mayang, hal tersebut bukan lagi wacana bagus, melainkan sebuah keharusan.

Sebenarnya itu harusnya sejak dahulu sudah dibangun.

Itu sebuah keharusan, justru terbilang terlambat.

Mayang itu sudah macet.

Itu sebabnya, flyover mayang sudah menjadi keharusan.

Mengapa demikian?

Karena nanti ketika Jambi Business Center (JBC) sudah beroperasi, maka semua kawasan Simpang Mayang akan menjadi crowded (padat).

Justru seharusnya, selain dari dulu, di Simpang Mayang itu lebih pas lagi jika dibuatkan underpass (terowongan bawah tanah).

Jika memang flyover terlalu berat dalam pembangunannya.

Jika ditanya, flyover itu baik atau tidak, tentu jawabannya itu sebuah keharusan untuk menghindari kemacetan.

Terkait plus minus adanya pembangunan, sedikit banyak pastinya tetap ada.

Minusnya soal anggaran, mengingat semua kota sudah memiliki flyover, hanya Jambi yang belum ada.

Terkait dampak minus akan terjadi pada pedagang kecil di sekitar Mayang, itu merupakan cerita lama.

Masyarakat Jambi sangat adaptif. Ketika di wilayah lamanya tidak lagi terjamin (laku), maka mereka dengan sendirinya akan berpindah mencari tempat yang lebih baik lagi.

Berkaca pada proyek sebelumnya, pembangunan Jembatan Gentala Arasy, tentang kekhawatiran penambang ketek akan mati pendapatannya, ternyata sampai sekarang masih ada penambang ketek dan tidak menjadi masalah.

Pemerintah jangan terlalu terpengaruh dengan isu-isu seperti itu. Ketika pemerintah ingin membangun, maka bangun saja, karena tujuan pembangunan flyover itu untuk mengatasi kemacetan, solusi.

 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved