Anak Ponpes di Tebo Meninggal

Kecurigaan Hotman Paris Terkait Kematian Santri di Ponpes Tebo: Ada Oknum yang Menyalurkan Listrik

Setelah merasakan kejangalan atas kasus kematian santri di Ponpes Tebo, Hotman Paris mengungkapkan kecurigaannya soal penyebab meninggal dunia AH.

|
Penulis: Vira Ramadhani | Editor: Vira Ramadhani
ist
Hotman Paris 

Kecurigaan Hotman Paris kasus kematian santri Ponpes Tebo

TRIBUNJAMBI.COM - Kasus kematian santri di Pondok Pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, menarik perhatian Hotman Paris.

Pengacara kondang itu bersedia memberi bantuan hukum untuk keluarga korban.

Hotman langsung mempelajari kasusnya dan menanyakan langsung ke dokter yang melakuman autopsi.

Ia pun terkejut lantaran ada sesuatu yang tak beres terkait penyebab kematian santri tersebut.

Pasalnya, pihak Ponpes menyebut jika santri kehilangan nyawa karena sengatan listrik.

Namun setelah melakukan visum, banyak tulang pada tubuh korban yang patah.

Baca juga: Tim Hotman 911 Minta Tujuh Poin ke Kapolres Tebo untuk Ungkap Kematian Airul Harahap

Baca juga: Tiga dari Tujuh Jabatan Eselon II yang Dilelang Pemkab Tebo Gagal ke Tahap Akhir

Baca juga: Pj Bupati Sarolangun Wanti-wanti Persediaan Obat Tercukupi, Dinkes Diminta Cek Obat Kedaluwarsa

"Jadi, dibilang kan meninggal karena sengatan listrik kemarin saya sudah bicara pada dokternya,” kata Hotman Paris.

“Dokter yang melalukan autopsi mengatakan ada patah di tulang rusuk, bagian tengkorak pecah jadi pertanyaan apakah kalau tersengat listrik tulang kau patah?" sambungnya.

Hingga Hotman Paris pun curiga ada oknum yang sengaja menyalurkan listrik ke tubuh santri setelah meninggal dunia.

Hal itu diduga dilakukan untuk membuat seolah-olah santri tersebut meninggal karena sengatan listrik.

"Justru kita curiga setelah meninggal ada oknum yang menyalurkan listrik ke korban agar seolah-olah meninggal karena itu," sambungnya.

Hotman pun kembali menjelaskan hasil autopsi santri yang berinisal AH itu.

Dijelaskannya asa beberapa luka memar di bagian pelipis kiri mata korban hingga batang tengkorak leher yang patah diduga akibat penganiayaan.

“Ini saya bacakan ya dokter yang melakukan autopsi di Jambi. Ditemukan luka akibat kekerasan berupa memar di atas mata kiri, terdapat resapan darah tengkorak di sebelah kanan, batang tengkorak kepala belakang patah dan terdapat resapan darah, juga retak di telinga kanan terdapat juga resapan darah di dagu dan tulang rahang bawah patah," jelasnya.

Kejangalan kasus kematian santri Ponpes Tebo

1. Keterangan Ponpes berbeda dengan hasil visum

Pihak Pondok Pesantren mengatakan jika sang anak meninggal dunia karena sengatan listrik.

Hotman Paris ajak pengacara di Jambi unggkap misteri kematian Airul Harahap di Ponpes Tebo
Hotman Paris ajak pengacara di Jambi unggkap misteri kematian Airul Harahap di Ponpes Tebo (Ist)

Namun sang ayah tak mempercayai hal itu lantaran ada bekas luka di tubuh Airul.

Terlebih hasil visum juga menyatakan jika luka tersebut disebabkan oleh benda tumpul.

Hal itu tertera pada berkas kasus kematian Airul Harahap yang diposting Hotman Paris di Instagram pribadinya.

"Kasus anak meninggal di pondok pesantren di jambi. Pihak pesantren mengatakan meninggal karena sengatan listrik," tulis Hotman Paris.

"Ayah korban melihat ada luka di bagian tubuh korban dan hasil visum kata nya meninggal karena benda tumpul," sambungnya.

2. Airul dipulangkan setelah dipakaikan kain kafan

Sang ayah mengaku saat sore hari masih berkomunikasi dengan anaknya.

Namun tiba-tiba saat Maghrib, pihak Ponpes membawa anaknya yang telah meninggal dunia.

Bahkan sang anak juga sudah telah dipakaikan kain kafan.

Orang tua Khairul itu tentu sangat terkejut melihat anaknya terbujur kaku tanpa ada kabar sebelumnya dari pihak Ponpes.

"Sebelum meninggal kami ada komunikasi dengan anak saya yaitu khairul, dan tiba-tiba setelah maghrib orang itu membawa anak kami yaitu sudah di kafani,” jelas sang ayah.

3. Tidak dikabari saat sang anak kehilangan nyawa

Orang tua Airul merasa janggal kenapa pihak Ponpes tak langsung memberi kabar atas kondisi anaknya yang sudah tidak bernyawa.

"Kami tidak diberi kabar atas meninggalnya anak kami,” sambungnya.

Pihak Ponpes hanya tiba-tiba membawa tubuh sang anak yang sudah dipakaikan kain kafan.

Didampingi Tim Hotman 911

Tim Hotman 911 yang mendampingi orangtua Airul Harahap santri Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin meminta tujuh poin kepada Kapolres Tebo.

Poin itu disampaikan Orde Prianata mewakili sebanyak 12 pengacara yang tergabung dalam tim Hotman 911 wilayah Jambi, saat konferensi pers di Muara Tebo, Senin (18/3/2024).

Orde mengutarakan pentingnya keterbukaan dalam penangan perkara tersebut karena sudah menjadi konsumsi publik.

Salah satu yang diminta kuasa hukum pihak keluarga korban itu ialah agar pihak kepolisian mengumumkan hasil autopsi jenazah ke publik.

"Agar semuanya jelas dan asumsi publik tidak semakin liar," kata Orde kepada awak media.

Berikut tujuh point yang diminta tim hukum hotman 911 Jambi kepada pihak Polres Tebo,

1. Kami meminta untuk gelar perkara secara terbuka, mengingat akan diadakan gelar perkara dalam waktu dekat, yang di sampaikan oleh Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Mulia Prianto.

2. Kami meminta untuk selanjutnya perkembangan perkara ini agar dapat selalu terbuka secara umum.

3. Kami meminta kepada Kapolres Tebo c.q Kasatres untuk dapat mengadakan konperensi Pers dari dokter forensik yang memeriksa autopsi Korban, serta ahli forensik lainnya untuk membuka serta menjelaskan secara detail mengenai isi hasil autopsi serta penyebab kematian korban.

4. Kami meminta pihak ponpes agar lebih aktif dalam membantu pengungkapan perkara ini.

5. Kami meminta Klinik Rimbo Medical Center serta dokter yang memeriksa korban untuk dapat membuat konferensi pers serta mengklarifikasi terkait surat keterangan kematian korban.

6. Kami meminta agar pihak kepolisian segera merilis rekaman CCTV.

7. Kami meminta untuk lebih mendalami terkait keterangan santri serta pengurus yang pada saat kejadian berada dekat dan atau bersama korban pada saat kejadian.

Diberitakan sebelumnya, Airul Harahap ini ditemukan meninggal pada Selasa (14/11/2023) antara pukul 17:42 WIB hingga 17:56 WIB di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin.

Diawal kasus kematian Airul ini disebut akibat tersengat arus listrik. Hal itu ramai beredar karena adanya surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre menyebutkan Airul meninggal karena tersengat listrik. 

Merasa janggal dengan kematian anaknya, Salim Harahap lantas meminta untuk dilakukan visum ulang di RSUD Sultan Thaha Saifuddin Tebo

Masih tak puas, akhirnya keluarga meminta agar dilakukan ekshumasi dan autopsi setelah beberapa hari dimakamkan.

Hasil autopsi kemudian mengungkapkan penyebab kematian karena disebabkan benda tumpul dan adanya patah batang tengkorak dan pendarahan pada otak.

Baca juga: Teka-teki Kematian Santri di Tebo, Hasil Autopsi Patah Batang Tengkorak, Sebelumnya Dipukuli Teman

Baca juga: BREAKING NEWS 2 Pekan Sebelum Tewas, Airul Dianiaya Sesama Santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin Tebo

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved