Kepsek Tendang Guru

Merasa Dilangkahi Kepsek Tendang Guru di Malang, Oknum Guru Lapor Polisi

Kasus tindakan kekerasan di lingkup pendidikan kembali terjadi di Malang, Jawa Timur.

Editor: Herupitra
dilarang berkelahi
ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Kasus tindakan kekerasan di lingkup pendidikan kembali terjadi di Malang, Jawa Timur.

Kali ini tindakan kekerasan dilakukan oleh onum Kepala Sekolah terhadap seorang guru.

Yakni terjadi di SMPN 5 Satu Atap (Satap) Singosari, Malang, Jawa Timur bernama Anas Fahrudin dilaporkan atas dugaan kasus penganiayaan.

Kepsek tersebut diduga telah menganiaya seorang guru di sekolahnya bernama Abdul Rozaq.

Menurut korban kejadian tersebut terjadi saat dirnya berada di halaman SMPN 5 Satap Singosari, Senin (14/8/2023) lalu.

Saat itu, Rozaq tengah mendampingi para siswa yang sedang kemah.

Kemudian, sekira pukul 21.00 WIB, terlapor datang dan langsung memaki korban serta menunjuk-nunjuk dan memintanya untuk keluar ruangan.

Baca juga: Kasus Guru Diketapel Wali Murid Berbuntut Panjang, Giliran Siswanya Bikin Laporan Tindakan Kekerasan

Baca juga: Sang Guru Minta Maaf, Ternyata 17 Siswa yang Tangannya Dicelup ke Air Panas

Seketika, terlapor kemudian menendang korban menggunakan kaki kanan sebanyak dua lali mengenai pinggang kanan korban hingga mengalami luka memar.

"Saat saya keluar, baru di depan pintu saya sudah mendapat tendangan dua kali. Satu kena, satu meleset karena dihalangi temen," terang Rozaq mengutip Suryamalang.com.

Saat menerima tendangan itu, Rozaq sengaja tidak membalasnya, karena ia berharap dapat membuat laporan ke polsek.

"Saksi banyak, anak-anak sampai guru semua ada. Hanbi itu saya pulang dan konsultasi ke seseorang terus disuruh ke polsek," paparnya.

Rozaq menduga penganiayaan itu terkait terkait perekrutan satu guru. Rozaq dianggap tidak koordinasi dengan kepala sekolah terkait proses penerimaan guru.

Sebenarnya operator BOS yang melakukan proses perekrutan guru tersebut pada Maret lalu. SMPN 5 Satap Singosari sudah menerima beberapa lamaran, dan dilakukan wawancara pada Juli 2023.

"Dia merasa dilangkahi dalam perekrutan itu. Bahkan dia mengajak berkelahi. Akhirnya kejadian kemarin itu," terang Rozaq.

Rozaq mengaku merasa trauma atas penganiayaan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved