Konflik PT FPIL

29 Warga Desa Teluk Raya Muaro Jambi yang Diamankan Polisi Akhirnya Dikembalikan Kepada Keluarga

Mereka dipulangkan langsung dan dijemput oleh Kepala Desa setempat. Mereka pulang sekitar pukul 02.30 WIB, Jumat (21/7/2023)

Penulis: Muzakkir | Editor: Rahimin
Tribunjambi/Muzakkir
Ratusan personel Polda Jambi membubarkan paksa aksi warga yang memblokir jalan PT FPIL di Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI -- Setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif di Polda Jambi, akhirnya puluhan warga Dusun Pematang Bedaro Desa Teluk Raya Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dikembalikan kepada keluarga.

Mereka dipulangkan langsung dan dijemput oleh Kepala Desa setempat. Mereka pulang sekitar pukul 02.30 WIB, Jumat (21/7/2023). 

"Alhamdulillah sudah pulang semua. Tadi malam saya jemput," kata Kepala Desa Teluk Raya, Zailani, Jumat (21/7/2023) pagi.

Menurutnya, semua yang diamankan tersebut berjumlah 29 orang itu terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu serta anak-anak.

"Dua orang anak-anak, tujuh orang ibu-ibu, selebihnya bapak-bapak," katanya lagi.

Sebelumnya, mereka diangkut paksa oleh personel Polda Jambi, Kamis (20/7/2023).

Mereka diangkut paksa karena dianggap menjadi provokator dalam pembubaran pemblokiran jalan PT FPIl.

Sebelum dibubarkan, pihak kepolisian telah melakukan negosiasi dengan warga untuk membubarkan diri dengan baik-baik.

Awalnya aksi ini berlangsung damai, ratusan masyarakat disana membaca yasinan dan doa selamat. Namun, belum usai kegiatan yasinan, personel telah melaksanakan pembubaran paksa.

"Tadi kami lagi yasinan. Belum sudah yasinan kami sudah dibubarkan," kata warga yang berhasil melarikan diri.

Ratusan warga yang berada dilokasi dibubarkan paksa, bahkan puluhan orang termasuk ibu-ibu dan anak-anak diangkut oleh pihak kepolisian.

Sebelumnya ratusan anggota gabungan dari Polda Jambi dan Polres Muaro Jambi mengusir paksa masyarakat yang ada di sana.

Aksi pembubaran paksa ini kios di mana warga yang bertahan tidak ingin membubarkan diri sehingga polisi melakukan tindakan tegas dan terukur.

Isak tangis terdengar jelas dari ratusan masyarakat yang mayoritas ibu-ibu.

"Kami bukan maling pak, kami ingin hak kami, kami mau sejahtera pak," kata ibu-ibu histeris.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved