Berita Kota Jambi

Kondisi Sudin dan Siti Saat Pertama Kali Ditemukan Trauma, Stres, Dehidrasi, dan Kelaparan

dr Janifah yang menangani langsung sepasang orang utan ini mengatakan kondisi mereka sangat stres, trauma, dehidrasi, dan kelaparan.

Penulis: Monang Widyoko | Editor: Nani Rachmaini
BKSDA Jambi
Sudin dan Siti orangutan yang berhasil diamankan 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kondisi Sudin dan Siti saat pertama kali diterima oleh tim kesehatan dari mitra Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, Jakarta Animal Aid Network (JAAN), mereka berada di dalam boks buah-buahan.

dr Janifah yang menangani langsung sepasang orang utan ini mengatakan kondisi mereka sangat stres, trauma, dehidrasi, dan kelaparan.

"Jadi awalnya mereka itu datang masih di dalam boks buah. Jadi di dalam itu mereka bercampur dengan buah-buahan dan mereka hanya diberi buah pisang dan tomat," ungkap Janifah saat jumpa pers penyerahan Sudin dan Siti pada BKSDA Jambi, Kamis (20/5/2021).

"Lalu kami buka boksnya dan mereka kondisinya sangat stres, trauma, dehidrasi, kelaparan, dan sama sekali mereka tidak mau makan buah-buahan yang ada di dalam boks itu," jelasnya.

Sehingga timnya mengkondisikan untuk memperbaiki kesehatan dari primata yang hampir mirip dengan manusia ini.

Janifah dan timnya dalam mengobati Sudin dan Siti ini mengalami kendala, yakni kedua satwa yang dilindungi tersebut mengalami trauma kepada manusia.

"Jadi awal mereka sampai, sama sekali tidak percaya kepada kami. Sehingga kami di sana berusaha untuk mengembalikan kepercayaan mereka kepada kami yang akan mengurus mereka pada waktu itu," bebernya.

Ia mengatakan untuk mengembalikan kepercayaan itu, dirinya berujar membutuhkan waktu selama beberapa hari.

"Awalnya kami beri susu. Dari dua-duanya ini yang masih sekarang masih terlihat stres atau masih takut dengan manusia si jantannya, Sudin. Sedangkan si betina sudah mulai membaik," paparnya.

"Jadi kami butuh beberapa hari untuk membuat mereka mau makan dan minum susu. Kemudian di pusat perawatan kami di sana, tim kami memfokuskan untuk mengembalikan kepercayaan mereka kepada manusia. Agar tidak takut dan trauma lagi," ujarnya.

Ia menjelaskan dengan mengobati trauma dari primata yang memiliki nama latin 'Pongo Abelli' ini, akan membantu tim kesehatan untuk mengobati mereka.

"Tentu dengan memperbaiki traumanya dulu, ini akan menjadi lebih gampang bagi kami untuk melakukan pemeriksaan," katanya.

Tim kesehatan JAAN pun selama ini, ia mengatakan baru fokus untuk mengobati trauma Sudin dan Siti.

"Kami melakukan pemeriksaan lab dan mereka positif cacingan. Jadi kami berikan obat cacing. Karena kalau tidak segera diatasi akan fatal untuk mereka," ungkapnya.

"Kemudian kondisi Sudin saat ini, saya sedikit curiga dengan kondisinya. Karena seperti ada benda asing di dalam tubuhnya. Nantinya ini akan dilanjutkan pemeriksaan di Jambi," pungkasnya

(Tribunjambi.com/Widyoko)

Baca juga: Polres Tanjabbar Amankan Ratusan Ribu Benih Lobster, Rp 20 Miliar Kerugian Negara Diselamatkan

Baca juga: Cara Membuat Pisang Goreng agar Renyah, Tambahkan Baking Powder ke dalam Adonan

Baca juga: Polres Gagalkan Penyelundupan Baby Lobster Senilai Rp 20 Miliar, Empat Tersangka Warga Tanjabbar

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved