Banjir di Merangin
Banyak Kawasan Banjir di Merangin, Dandim dan Kapolres Cek ke TKP
Banjir yang menggenang sebagian wilayah di enam kecamatan di Kabupaten Merangin berangsur mulai surut, pengungsi masih belum bisa pulang
Penulis: Muzakkir | Editor: Nani Rachmaini
Hujan yang turun dalam beberapa waktu terkahir, debit air Sungai Batanghari terus memperlihatkan kenaikan. Pada Senin pagi ketinggian muka air 11,45 meter. Ketinggiannya terus naik menjadi 11,50 meter dan 11,55 meter pada siang dan sore hari.
"Debit air kemungkinan akan terus naik. Karena beberapa hari ini daerah Tebo, Bungo, Merangin dan Kerinci sering terjadi hujan ," kata Syahrudin, petugas pencatat debit air Sungai Batanghari di kawasan Tanggo Rajo, kemarin.
Ia mengingatkan kepada masyarakat Kota Jambi yang berada di pinggiran sungai agar selalu waspada. Diperkirakan kiriman air dari daerah hulu akan sampai ke Kota Jambi sekitar dua sampai tiga hari ke depan.
Adapun di Kabupaten Bungo, beberapa sungai meluap. Kepala BPBD dan Kesbangpol Bungo, Tobroni Yusuf meminta kepada masyarakat yang berada di bantaran sungai atau di kawasan rendah untuk melakukan antisipasi terhadap ancaman bencana.
Pasalnya, beberapa pemukiman penduduk di wilayah aliran Sungai Batang Bungo sudah terendam banjir dengan ketinggian mencapai 2 meter. "Wilayah Kabupaten Bungo ada sebanyak 73 titik di Dusun dan kelurahan yang rawan terjadinya banjir," ungkap Tobroni. Ia menyebut 73 titik tersebut berada di beberapa dusun dan kelurahan di 15 kecamatan.
Tobroni Yusuf juga menyebutkan bahwa pihak BPBD terus siaga untuk melakukan pertolongan terhadap masyarakat yang terkena dampak bencana alam.
Baca juga: Membersihkan Ujung Tombak; KPPS dan Ancaman Penyebaran Virus Corona
Baca juga: Warga Mendahara Diterpa Bencana, Selasa Sore Satu Unit Rumah Ludes Dilalap Si Jago Merah
Baca juga: Hampir 6.000 Anggota KPPS dan Linmas Batanghari Selesai Rapid Test, KPU Antisipasi yang Positif
Kasi Data dan Informasi BMKG Sultan Thaha Jambi, Kurnianingsih mengatakan, musim hujan di Provinsi Jambi masih akan terjadi hingga Desember mendatang.
"Puncak musim hujan itu November-Desember 2020 ini, nanti Januari-Februari 2021, menurun, namun pada Maret-April kembali musim hujan kedua lagi," ungkapnya, saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.
"Longsor dan pohon tumbang itu sangat berpotensi sekali di musim hujan, jadi masyarakat harus waspada," ujarnya.
Kata dia, untuk sepekan ke depan potensi hujan ringan, hingga lebat disertai angin kencang akan terjadi hampir menyeluruh di Provinsi Jambi. "Lebih banyak terjadi dari sore hingga malam hari," katanya. (win/zak/cos)