Kisah Militer RI
Takutnya Pasukan Asing saat Kopassus Pakai Ilmu Kanuragan, Tembak Musuh 300 Meter Tanpa Teropong
Takutnya Pasukan Asing saat Kopassus Pakai Ilmu Kanuragan, Tembak Musuh 300 Meter Tanpa Teropong
TRIBUNJAMBI.COM - Pasukan Khusus TNI dikenal ahli dalam menggunakan ilmu kanuragan atau lebih dikenal tenaga dalam.
Ilmu itu tidak dimiliki oleh pasukan elite asing dari negera lain.
Tidak unggul di teknologi dan persenjataannya, namun Tentara Nasional Indonesia (TNI) miliki ilmu yang buat tentara asing kesulitan meladeninya.
Bahkan menangani pasukan khusus sekelas Navy Seal milik Amerika Serikat, TNI bisa meladeninya.
• Masih Menjabat Sebagai Sekda Batanghari, Baliho Bakhtiar Sebagai Bakal Calon Bupati Terpajang
• 10 Pasien Positif Corona di Provinsi Jambi Dinyatakan Sembuh, Ini Asal Daerahnya
• Sinetron Anak Langit di SCTV Tamat, Begini Isi Ungkapan Perpisahan Angela Gilsha!
• Pasca Lebaran, Harga Daging Ayam di Pasar Angso Duo Malah Naik
Bagaimana tidak, bagi TNI pasukan khusus negeri Paman Sam terlalu mengandalkan teknologi.
Pasukan khusus Amerika Serikat dianggap terlalu 'mudah' dikalahkan saat tidak dibekali dengan peralatan teknologi maju.
Awal pembentukan pasukan khusus, TNI pun membandingkan beberapa pasukan khusus di berbagai negara untuk dijadikan role model.
• Persoalan Rapid Test Seorang Pria di Gresik Ngamuk dan Pukul Tenaga Medis
• TEGA Gara-gara Bansos Beras 30 Kilogram, Ketua RT Tampar Nenek Usia 70 Tahun, Begini Kejadiannya
• Kiprah Edi Dharma di Dunia Kartun Something Worthwhile Menangkan Kompetisi Internasional di Rumania
Ketika tahun 1980-an ABRI/TNI hendak membentuk pasukan khusus yang antara lain memiliki kemampuan antiteror, satuan pasukan khusus dari berbagai negara pun dijadikan sebagai referensi.
Dari berbagai referensi yang diperoleh TNI pun melihat beberapa pasukan yang dinilai cocok.
Pasukan khusus yang memiliki kemampuan komplit tanpa terlalu tergantung dengan teknologi.
Pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis, dan pasukan khusus Korea Selatan.
Satuan-satuan di atas banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI seperti, Kopassus, Denjaka dan Kopaska serta Paskhas.



Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan oleh Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI LB Moerdani.
Benny minta segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.
Pasalnya semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.
Profesional yang dimaksud oleh Letjen Benny adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih.
Baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.
• Beraksi Sendirian, Pencuri Mobil Ini Berhasil Bawa Kabur Mobil Oerasional Rumah Makan di Lampung
• Ribuan Perangkat Desa di Kerinci Belum Terima Gaji
• Ini Sebaran Kasus Covid-19 di Kota Jambi Hari Ini
Dengan kata lain kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran.