Berita Viral
Isi Surat Pilu Sopir Jambi Ditemukan Tak Bernyawa di Ruko: Aku Minta Maaf Sudah Menyusahkan Kalian
Sebuah tragedi mengiris hati mengguncang warga RT 14 Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, pada Senin (27/10/2025) malam.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah tragedi mengiris hati mengguncang warga RT 14 Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, pada Senin (27/10/2025) malam.
Ridho Ramadani (28), seorang sopir, ditemukan tewas tergantung di lantai dua sebuah ruko.
Lebih menyedihkan, di samping jenazah ditemukan selembar surat permintaan maaf yang pilu.
Surat tersebut menguak dugaan lilitan utang yang menjadi pemicu aksi nekat tersebut.
Ridho Ramadani ditemukan tak bernyawa dengan leher terjerat pada ikatan tiga helai kain sarung yang tersambung di besi tangga ruko.
Penemuan jasad korban pertama kali diketahui oleh Akuang, orangtua angkat korban, sesaat setelah ia pulang ke rumah.
Syok melihat kondisi Ridho, Akuang segera memanggil warga dan Ketua RT setempat.
Mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
Baca juga: Warga Sulanjana Jambi Timur Geger, Temukan Mayat Tergantung di Tangga Ruko Tadi Malam
Baca juga: Akhirnya Jokowi Ngaku Soal Utang Kereta Cepat Whoosh Triliunan, Kian Membengkak: Urusan Pemerintah
Baca juga: Naik Pitam Pria 30 Tahun karena Ucapan IRT usai Cas HP dan Beli Kopi di Warung
Pesan Terakhir Penuh Sesal Korban
Kapolsek Jambi Timur, AKP Marwi, mengonfirmasi dugaan kuat aksi mengakhiri hidup ini dilatarbelakangi oleh tekanan utang.
Dugaan ini diperkuat dengan bukti yang amat personal, yakni selembar surat yang diduga ditulis sendiri oleh Ridho sesaat sebelum kejadian.
Surat tersebut bukan sekadar wasiat, melainkan refleksi konflik batin dan rasa bersalah yang mendalam.
Berikut kutipan lengkap isi surat yang ditemukan di lokasi:
"Aku minta maaf untuk semuanyo sudah menyusahkan kalian, tolong bayar hutang aku yo. Aku tidak berguna, tidak bisa jadi panutan yang baik. Untuk Pak Budi, minta tolong urus jenazah aku, hubungi Bang Feri, cukup makamkan selayaknya, dak usah ditahlilkan. Minta tolong nian maaf Pak Budi, HP tidak terkunci, hubungi Bang Feri."
Pesan tersebut memperlihatkan betapa beratnya beban yang ditanggung Ridho, hingga melabeli dirinya 'tidak berguna'.
Selain permohonan maaf dan permohonan pelunasan utang, Ridho juga menitipkan pesan terakhir terkait pengurusan jenazahnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.