Berita Nasional
Irjen Pol Nana Sujana, Kapolda Metro Jaya yang Pernah Berkarir di Jambi, Jadi Jenderal Genk Solo?
Irjen Pol Nana Sujana, Kapolda Metro Jaya yang Pernah Berkarir di Jambi, Jadi Jenderal Genk Solo?
Irjen Pol Nana Sujana, Kapolda Metro Jaya yang Pernah Berkarir di Jambi, Jadi Jenderal Genk Solo?
TRIBUNJAMBI.COM - Irjen Pol Nana Sudjana resmi menduduki jabatan Kapolda Metro Jaya yang baru berdasarkan telegram rahasia yang dikeluarkan Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, Jumat (20/12/2019).
Nana menggantikan posisi Irjen Pol Gatot Eddy Pramono yang dimutasi menjadi Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia (Wakapolri).
Sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Nana Sudjana sempat menduduki beberapa jabatan.
Dikutip dari Antara, pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat pada 26 Maret 1969 merupakan perwira tinggi lulusan AKPOL pada tahun 1988.
Nana pernah menduduki jabatan di antaranya Direktur Politik Baintelkam Polri.
• Siapa Sebenarnya Irjen Pol Nana Sudjana, Ganti Irjen Pol Gatot Eddy Pramono Jadi Kapolda Metro Jaya
• Video: Detik-detik Kapolda Jambi Irjend Pol Firman Shantyabudi Kunjungi Tribun Jambi
• Kunjungan ke Tribun Jambi, Kapolda Jambi Bicarakan Soal Narkoba dan Karhutla
Tiga jabatan terakhirnya sebelum menjabat Kapolda NTB adalah Dirintelkam Polda Jawa Timur pada tahun 2014, Wakapolda Jambi pada tahun 2015, dan Wakapolda Jawa Barat pada tahun 2016.
Nana menjabat sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Mei 2019.
Ia kemudian dirotasi menjadi Kapolda Metro Jaya berdasarkan Surat Telegram Nomor ST/3331/XII/KEP/2019, tanggal 20 Desember 2019.
• Terkuak Sosok Pengunggah Video Syur Ariel NOAH di Tahun 2010, Disebut Anak Petinggi dan Kebal Hukum
• Inilah 13 Ucapan Kata Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan dalam Bahasa Bali dan Indonesia
• Gara-gara Lagu Cidro-Didi Kempot, Mahasiswi Cantik Ini Sampai Nangis di Konser, Videonya Viral
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono mengatakan, mutasi anggota dilakukan untuk peningkatan kinerja institusi Polri.
"Mutasi ini adalah hal yang alami dalam organisasi Polri sebagai tour of duty dan tour of area, penyegaran, promosi dan dalam rangka performa kinerja organisasi menuju SDM unggul dan promoter," ujar Argo saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2019).
• Di Depan Hakim, Sufardi Cerita Soal Uang Ketok Palu, OTT KPK hingga Pesan Almarhum Zoerman Manaf
• Sinergi Bersama Telkom Group, Telkomsel Dukung Gerakan #IndonesiaButuhAnakMuda
• Kenapa Penggemar Didi Kempot Disebut Sobat Ambyar? Ternyata Berawal dari Komunitas Ini

Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana Ditunjuk Jadi Kapolda Metro Jaya
Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz memutasi sejumlah personil Polri yang tertuang dalam telegram nomor ST/3331/XII/KEP/2019, tanggal 20 Desember 2019.
Sebanyak 27 personel yang dimutasi dan tercantum dalam tiga surat telegram, salah satunya jabatan Kapolda Metro Jaya.
Irjen Pol Nana Sudjana menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Gatot Eddy Pramono yang dimutasi menjadi Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia (Wakapolri).
Sementara itu, posisi Nana sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat selanjutnya digantikan oleh Irjen Pol Tomsi Tohir yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Banten.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono mengatakan, mutasi anggota dilakukan untuk peningkatan kinerja institusi Polri.
"Mutasi ini adalah hal yang alami dalam organisasi Polri sebagai tour of duty dan tour of area, penyegaran, promosi dan dalam rangka performa kinerja organisasi menuju SDM unggul dan promoter," ujar Argo saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2019).
Profil Nana Sudjana
Nana kelahiran Cirebon, Jawa Barat pada 26 Maret 1969. Ia perwira tinggi lulusan AKPOL pada tahun 1988.
Nana pernah menduduki jabatan diantaranya Kapolresta Solo tahun 2010 yang saat itu Wali Kotanya Joko Widodo.
Kombes Nana Sudjana kemudian digantikan Kombes Listyo Prabowo yang saat ini berpangkat Komjen sebagai Kabareskrim.

Dari Solo, Nana ditarik menjadi Dirintelkam Polda Jateng (2011), lalu Analis Utama Tk. I Baintelkam Polri (2012), dan Analis Kebijakan Madya bidang Ekonomi Baintelkam Polri (2013).
Tiga jabatan terakhirnya sebelum menjabat Kapolda NTB adalah Dirintelkam Polda Jawa Timur pada tahun 2014,
Wakapolda Jambi pada tahun 2015, dan Wakapolda Jawa Barat pada tahun 2016.
• Dinas PUPR Provinsi Jambi Siapkan Dana Rp 4,5 Miliar untuk Perawatan Jembatan
• Dua Pelaku Curanmor Antar Kabupaten Ditangkap, Kaki Mulyadi Dihadiahi Timah Panas
Nana menjabat sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Mei 2019.
Menurut Brigjen Argo Yuwono, mutasi anggota dilakukan untuk peningkatan kinerja institusi Polri.
"Mutasi ini adalah hal yang alami dalam organisasi Polri sebagai tour of duty dan tour of area, penyegaran, promosi dan dalam rangka performa kinerja organisasi menuju SDM unggul dan promoter," ujar Argo saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2019).
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta Syahputra Pane mengapresiasi pengangkatan Gatot Eddy Pramono sebagai Waka Polri
“Kapolda Metro Jaya Gatot Eddy sangat pantas menjadi Waka Polri,” kata Neta dalam siaran persnya.
• Tiga Kurir Ganja 231 Hanya Tertunduk Mendengar Tuntutan Hukuman Mati
• Sidang Tuntutan Hukuman Mati Tiga Kurir Ganja 231 Kilogram Dikawal Ketat Polisi
Neta menyebut tiga alasan Gatot pantas menjadi Wakapolri.
Pertama, Gatot pernah dijagokan internal Polri menjadi Kapolri.
Kedua, prestasi di pendidikan kepolisian cukup menonjol. “Ketika PTIK dan Sespim, Gatot selalu bersaing dengan Tito Karnavian (mantan Kapolri kini Menteri Dalam Negeri). Tito peringkat satu dan Gatot peringkat dua,” beber Neta.
Ketiga, kata Neta, saat proses Pilpres 2019 sebagai Kapolda Metro Jaya, Gatot “cukup berdarah darah” mengamankan ibukota yang bolak balik diterjang aksi demo dan diwarnai kerusuhan.
“Di era Gatot sebagai Kapolda, Calon Presiden 01 Joko Widodo berhasil menang 4 persen mengalahkan Calon Presiden 02 Prabowo Subianto. Padahal saat itu capres 02 sangat dominan dan mendominasi ibukota,” ucapnya.
Di sisi lain lanjut Neta, hubungan Kapolri Idham Azis dengan Gatot cukup dekat sejak lama. “Idham memimpin Satgas Merah Putih dan Gatot memimpin Satgas Nusantara.
• Elhelwi, dari Mantan Kades Jadi Anggota DPR, Kini Tersandung Suap Ketok Palu
• Fachrori: Kita Terus Mendorong Investasi dengan Kemudahan Perizinan
Bagi IPW , Tito, Idam dan Gatot adalah sahabat tiga serangkai. Mereka selalu terlihat bersama sama di saat senggang saat Tito menjadi Kapolri,” ungkap Neta.
Sedangkan pengganti Gatot, Nana Sujana ketika Jokowi menjabat Wali Kota Solo, Nana menjabat Kapolresta Solo.
Prestasi Nana Sujana relatif biasa dan tidak ada yang menonjol.
Tampilnya Nana sebagai Kapolda Metro Jaya menunjukkan Jokowi semakin hendak menonjolkan “Geng Solo” di Polri.
Ini karena selain Nana, sebelumnya Listyo Sigit Prabowo, juga mantan Kapolresta Solo, terlebih dahulu promosi menjadi Kabareskrim.
Neta mengatakan tantangan berat yang harus dihadapi Nana Sujana di Polda Metro Jaya adalah kemacetan lalulintas yang luar biasa di Jakarta dan sempat “memperangkap” Presiden Jokowi dalam kesemrawutan lalulintas.
“Soal lalulintas ini perlu menjadi prioritas Nana Sujana sebagai Kapolda Metro Jaya,” katanya.
Selain itu kasus narkoba yang terus melonjak ancaman terorisme dan aksi demo, terutama dari kelompok radikal.
“Nana Sujana perlu aktif melakukan pendekatan kepada para ulama dan komunitas keagamaan, seperti yang dilakukan Gatot selama ini. Sedangkan kriminal lainnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya masih tergolong wajar,” ucap Neta.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Resmi Bekerja Sebagai Kapolda Metro Jaya, Ini Profil Irjen Pol Nana Sujana, Jendral Genk Solo?
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: