Persiapkan Guru Fasilitator Program PINTAR, Tanoto Faoundation Latih 300 Guru di Tanjab Barat

Tanoto Foundation latih 300 guru SD dan MI serta guru SMP dan MTs di Tanjab Barat selama dua pekan.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Darwin
Guru di Tanjab Barat ikut pelatihan Program PINTAR Tanoto Foundation. 

Persiapkan Guru Fasilitator Program PINTAR, Tanoto Faoundation Latih 300 Guru di Tanjab Barat

TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Tanoto Foundation latih 300 guru SD dan MI serta guru SMP dan MTs di Tanjab Barat selama dua pekan, dimulai 12-24 November 2019.

Pelatihan tersebut mempersiapkan guru sebagai fasilitator siswa di kelas dalam mengimplementasikan materi modul II Program PINTAR.

Martunis M Yusuf, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjab Barat memberikan apresiasi terhadap Tanoto Foundation.

Menurutnya pelatihan ini sangat bagus untuk memperkuat implementasi Kurikulum 2013.

Menurutnya, pelatihan yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation ini sangat bagus dalam rangka mendukung kurikulum yang digulirkan pemerintah. Terlebih jika dilihat pembelajaran dengan pola MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, Refleksi) modul I Tanoto Foundation bagus sekali, compatible dengan program yang digulirkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjab Barat, termasuk budaya baca.

Jumlah Siswa SD Terus Menurun, Dinas Pendidikan Tanjab Timur Wacanakan Regrouping

Hadiri MTQ ke 49 Tingkat Provinsi Jambi, Amir Sakib Doakan Prestasi Kafilah Tanjab Barat Meningkat

Hanya 56 Kepala Desa di Muarojambi yang Dilantik Serentak, Ini Alasan 6 Kepala Desa Ditunda

"Semua ini akan sangat membantu sekolah dalam mempraktikkan pembelajaran aktif maupun HOTS (Higher Order Thinking Skills),” tukasnya.

Yusriwiati, Training Specialist Tanoto Foundation Provinsi Jambi mengatakan kualitas hasil belajar siswa sangat bergantung pada kualitas proses pembelajaran yang kuncinya dimainkan guru. Sebab itu, pihaknya mendorong guru yang dilatih tersebut harus terus mengupayakan peningkatan kualitas dirinya.

“Pelatihan ini menjadi penting bagi guru karena pelatihan ini lebih berfokus pada pembahasan 'ruh' pembelajaran masing-masing mata pelajaran: keterampilan dan proses apa yang mesti dikembangkan dalam masing-masing mata pelajaran tersebut. Dengan 'ruh' dan pemodelan pembelajaran yang diikuti guru, mereka diharapkan dapat merancang pembelajaran yang baik untuk topik-topik lain di kelas,” tuturnya.

Adapun setelah mengikuti pelatihan modul II ini, siswa akan mengalami pembelajaran yang memungkinkan mereka membangun sendiri gagasan mereka.

“Penyelidikan dan penemuan siswa hendaknya diapresiasi oleh guru, dan kalaupun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, tidak perlu disalahkan, melainkan ditanya, apa kira-kira yang menyebabkan hasilnya seperti itu, tidak disalahkan,” ungkapnya.

Praktik Mengajar

Setelah guru dilatih, pada hari ketiga mereka diwajibkan praktik mengajar di kelas berdasarkan perencanaan pembelajaran yang disusun di pelatihan.

Rotasi Pejabat, Pemkot Jambi Peringatkan Pejabat Tak Bawa Fasilaitas Lama ke Tempat Baru

BPK Temukan Banyak Aset Sarolangun Dipegang Mantan Pejabat, Hilal Minta Segera Dikembalikan

PILOT Pingsan Dalam Pesawat, Batik Air Mendarat Darurat di Kupang

"Semua wajib praktik mengajar untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam mengimplementasikan gagasan yang diperoleh dalam pelatihan,” kata Miskun, District Coordinator Tanoto Foundation Tanjab Barat.

Pada praktik mengajar ini, guru akan berkolaborasi dalam menerapkan gagasan tersebut dan mengevaluasi apa yang berhasil dan apa yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved