Kisah Militer RI
Prajurit Kopassus Kunyah Ular Kobra Hidup-hidup, Lalu Darahnya Diteguk: Menhan AS Terbelalak
TRIBUNJAMBI.COM - Anggota Kopassus ditempa untuk menjadi pasukan andal dan teruji dalam segala medan
Saat menonton itu, James Mattis hanya bisa terperangah. Namun dikabarkan, saat berada di dalam pesawat menuju Vietnam, dia baru berteriak-teriak keheranan atas atraksi itu.
"Ular tadi! Kau lihat? Cara mereka memegang ular-ular itu lalu mempontang-pantingkan mereka hingga mereka kelelahan, lalu meminum darahnya. Saat tentara bisa melakukan hal-hal seperti itu, mereka pasti bisa melakukan hal yang lebih besar," kata James Mattis.
Baca: Kerap Dijilati Anjing Perliharaanya, Kaki dan Tangan Wanita Diamputasi, Ternyata Ini yang Terjadi
Baca: Ki Kusumo Terawang Ruben Onsu, Hal Terburuk Bakal Terjadi, Minta Suami Sarwendah Cepat Bertindak
Akhirnya, kabar pasukan Khusus Indonesia yang berkemampuan 'super' itu viral di Amerika Serikat. Mereka menyebut itu 'manly banget alias cowok banget.'
Perlu diketahui, keahlian meminum darah ular itu berguna bagi tentara untuk bertahan hidup di hutan dengan pasokan air dan makanan yang minim.
Kenyang pertarungan
Meskipun kenyang pertarungan, Kopassus tidak pernah puas dengan kemampuan, sehingga mendorongnya untuk terus berlatih.
Perjalanan sejarah berhasil mengukuhkan pasukan elite Indonesia sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas berat.
Baca: Jaksa Tuntut Terdakwa Pembawa Kayu Olahan Tanpa Dokumen, Penjara 2 Tahun
Kemampuan Kopassus bukan hanya sekadar fisik, namun juga kecerdasan.
Selain itu juga memiliki kemampuan rahasia yang tidak dimiliki pasukan asing negara manapun. Ini memerlukan latihan.
Grup-grup di Kopassus.
Grup 1/Parakomando: berlokasi di Serang, Banten
Grup 2/Parakomando: berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus: berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
Grup 4/Sandhi Yudha: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Grup 5/Anti Teror: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Baca: Pemilik 20 Paket Sabu, Divonis 7 Tahun Penjara dan Denda Rp 800 Juta
Baca: Triwulan III, Progres Pekerjaan Fisik Sudah 35 Persen, Walikota Fasha Punya Catatan untuk Konsultan
*Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus, ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi. Sebutan bagi pemimpin Kopassus juga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang berpangkat Brigjen menjadi Komandan Jendral (Danjen) Kopassus yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini.
Mengapa tak tergantung teknologi?
Pada 1980-an, ABRI (TNI) hendak membentuk pasukan khusus yang memiliki kemampuan
Dari berbagai referensi yang diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.