Demi Punya Uang Jajan, Seorang Remaja Curi Ayam Jago, Babak Belur Setelah Dihajar Warga
Sosok remaja di Palembang nekat mencuri seekor ayam jago demi mendapatkan uang jajan. Akibatnya remaja tersebut nyaris babak belur
Sedangkan YD, ketika diperiksa hanya bisa menundukan kepalada karena malu.
Baca: 7 Fakta Pemenggal Kepala Guru di Kediri Budi Hartanto, Ternyata Teman Satu Komunitas
Baca: Rp125 Ribu Perbulan, Tarif Belajar Tambahan Siswa di Sekolah SMPN 7 Kota Jambi
Baca: Penyidik Polsek Jelutung Lengkapi Berkas Tersangka Percobaan Pencurian
Baca: Dinas PUPR Muarojambi Tak Punya Data Kerusakan Jalan, Bupati Masnah Segera Pangil Kadis PU
Baca: Dinas PUPR Muarojambi Tak Punya Data Kerusakan Jalan, Bupati Masnah Segera Pangil Kadis PU
"Terpaksa pak saya melakukan ini. Saya hendak jajan, tetapi tak punya uang. Nah ketika saya melintas di lokasi, melihat ayam, timbullah niat saya mencuri itu," ungkapnya menyesal.
Lanjut YD, dirinya tak bisa meminta uang kepada kedua orang tuanya lagi.
"Bapak dan ibu saya sudah cerai pak. Bapak masuk penjara, mau minta uang pada siapa lagi. Oleh itulah saya nekat mencuri," ujarnya.
Sebelumnya remaja berinisial BHR (16) ditangkap anggota Polsek Simokerto karena mencuri motor di Ngaglik, Surabaya, Rabu (28/11/2018).
Dilansir Suryamalang Remaja asal Sidotopo Wetan, Surabaya ini mencuri motor menggunakan kunci palsu.
Tersangka pencurian kendaraan bermotor (curanmor) ini menggondol motor yang terparkir di depan rumah warga.
Awalnya tersangka mengecek motor korban. Karena motor itu dalam kondisi terkunci, tersangka mengeluarkan kunci palsu.
Setelah berhasil menyalakan mesin motor curian, tersangka kabur.
Namun, korban melihat motor miliknya dikendarai orang tak dikenal.
Kapolsek Simokerto, Kompol Masdawati Saragih mengatakan korban langsung teriak minta tolong sambil mengejar tersangka.
“Tersangka ditangkap polisi yang sedang patroli,” kata Kompol Masdawati, Jumat (30/11/2018).
Sementara itu, BHR mengaku ingin mengojek untuk membantu ibunya mencari uang.
Namun, remaja yang putus sekolah sejak SD ini tidak memiliki motor.
“Kalau dapat motor, saya akan pakai sendiri untuk mengojek,” kata BHR.
Biasanya BHR membantu ibunya untuk menjaga parkir di sekitar Undaan.
BHR tidak tega melihat ibunya bekerja terlalu keras.
“Awalnya saya main ke Ngaglik. Saat melihat motor itu, saya ingin bawanya,” ujar BHR