Jenderal Sudirman Hanya Bisa 'Menimang' Anaknya 7 Bulan, ''Aku wis rila yen dipundut Sing Kagungan'
Karena curiga, maka jam lima pagi Pak Dirman dan Kolonel Bambang Supeno masuk ke hutan berjalan kaki.
Inilah korban keluarga Sudirman yang terbesar demi kejayaan bangsa dan negara. Betapa tidak? “Pak Dirman adalah seorang ayah dan kepala keluarga yang selalu memperhatikan keluarganya. Dan perhatian ini tidak pernah terbengkelai oleh tugas kenegaraannya. Cintanya kepada keluarga semakin lama justru semakin mendalam,” demikian persaksian Bu Dirman sendiri dengan kesahajaan.
Memang, seandainya Pak Dirman seorang yang sembarangan, yang tidak pernah menghadapi tugas-tugasnya yang pokok dengan penuh kesungguhan, maka mustahillah beliau akan dapat menaiki tangga jabatan yang begitu tinggi dan gawat: Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia.
Beliau semula guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah Cilacap.
Pendidikannya yang tertinggi MULO, juga di Cilacap. Ketika itu beliau menjadi teman sesekolah Bu Dirman.
Pada zaman Jepang menjadi pegawai pemerintahan, kemudian masuk PETA dan menjadi Daidanco. Setelah Proklamasi menjabat Panglima Divisi V di Purwokerto, yang membuka jalan bagi jabatannya yang bersejarah dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Ditulis oleh P Swantoro, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 1964.
Baca: Senjata Pasukan Interfet Mengarah ke Pangkoopsau, 80 Orang Paskhas Langsung Siap Granat
Baca: Ban Pesawat Dikempis sampai Kejar Perompak ke Pantai, Aksi Nekat Kopassus, Kopaska dan Marinir
Baca: Baru 5 Bulan Lulus Akmil, Pria Ini Gagalkan Pembajakan Pesawat, Lempar Pistol ke Pilot