Senjata Pasukan Interfet Mengarah ke Pangkoopsau, 80 Orang Paskhas Langsung Siap Granat

Saat itu Pangkoopsau II, tiba di Bandara Komoro. Turun dari pesawat Hercules, penglima mendapat pengawalan pasukan Paskhas bersenjata lengkap.

Editor: Duanto AS
Pasukan Paskhas TNI AU. 

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah ini terjadi pada 1999, saat konflik Timor Timur. Pangkoopsau II, Marsda TNI Ian Santosa datang ke Dili untuk untuk berkoordinasi dengan pejabat tertinggi pasukan INTERFET, Mayjen Peter Cosgrove.

Saat itu Pangkoopsau II, tiba di Bandara Komoro. Turun dari pesawat Hercules, penglima mendapat pengawalan pasukan Paskhas bersenjata lengkap.

Namun, rombongan Pangkoopsau tiba-tiba mendapat adangan sejumlah pasukan INTERFET. Pasukan itu menodongkan senjata dan siap menembak. Namun, Paskhas langsung bertindak sigap.

Di TNI, Angkatan Darat memiliki pasukan elite bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Angkatan Laut ada Komando Pasukan Katak (Kopaska). Di Angkatan Udara ada Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, yang biasa disebut Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga.

Ada cerita menegangkan dari perjuangan Paskhas.

Itu dimulai dari ketika Provinsi Timor-Timur, sekarang Timor Leste, akhirnya lepas dari Indonesia pada September 1999. Saat itu dalam proses jajak pendapat dan ketegangan berkecamuk di sana.

Saat itu, warga Timor-Timur yang memilih untuk tetap bergabung dengan NKRI, berbondong-bondong meninggalkan Timor Timur.

Baca: Kisah Cinta Anggota Kopassus yang Selalu Bawa Bekal Buatan Istri dari Rumah, Romantis dan Hormat

Baca: Ramalan Soeharto tentang Indonesia pada Abad 21, Ternyata Lengser Dua Tahun Sebelumnya

Baca: Nasib Jenderal yang Pernah Nyalip Soeharto, Hidup di Penjara Puluhan Tahun

Mereka pergi dengan tergesa-gesa karena dibayang-bayangi konflik bersenjata yang bisa meletus sewaktu-waktu, sebagaimana dilansir tribunjambi.com dari intisari online.

Pascareferendum, satuan-satuan pasukan RI yang semula bermarkas di Tim-Tim juga bergegas meninggalkan negara baru itu, sambil membawa perlengkapan tempur.

Mereka bergerak keluar Tim-Tim dalam konvoi serta formasi militer siap tempur.

Tapi, ketegangan justru makin memuncak sewaktu pasukan multinasional The Internal Force of East Timor (INTERFET), yang dipimpin pasukan khusus Australia, mulai mendarat demi melancarkan operasi stabilitas keamanan di sana.

Paskhas TNI AU
Paskhas TNI AU (TRIBUNNEWS)

Pasukan INTERFET mendarat pertama kali menggunakan pesawat C-130 Hercules milik Angkatan Udara Australia pada 20 September 1999.

Pendaratan pasukan itu membuat suasana pagi kota Dilli yang semula tenang, langsung berubah tegang.

Ratusan pasukan INTERFET yang keluar dari badan pesawat, alih-alih berbaris rapi, lalu melaksanakan upacara dan briefing dan berkoordinasi dengan pasukan TNI (Paskhas) yang sedang mengamankan Bandara Komoro. Mereka langsung stelling (siap tempur).

Diiringi sirine yang meraung-raung, personel pasukan INTERFET keluar dari pesawat dalam kondisi siap menembaki dan berlarian ke berbagai arah untuk membentuk perimeter (pertahanan) pengamanan Bandara Komoro.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved