'Ramalan' Soeharto tentang Indonesia pada Abad 21, Ternyata 'Lengser' Dua Tahun Sebelumnya
Saat masih menjabat sebagai presiden, Soeharto ternyata pernah meramalkan kondisi yang akan dialami Indonesia pada abad 21.
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak hal menarik tentang Soeharto yang diungkap berbagai penulis. Itu menuliskan kisah sejak zaman perang kemerdekaan, sampai menjadi Presiden ke-2 Republik yang menjabat 32 tahun.
Soeharto "lengser" pada 1998. Itu terjadi setelah munculnya gelombang reformasi dan krisis multidimensi yang melanda Indonesia.
Saat itu, harga kebutuhan pokok meningkat pesat. Kondisi diperparah munculnya kerusuhan di berbagai kota di Indonesia. Mahasiswa berdemonstrasi besar-besaran di Jakarta.
Akhirnya, Soeharto memutuskan mundur dari jabatannya dari jabatan presiden.
Meski demikian, saat masih menjabat sebagai presiden, Soeharto ternyata pernah meramalkan kondisi yang akan dialami oleh Indonesia pada abad 21.
Itu seperti yang terdapat dalam buku "Sisi Lain Istana, Dari Zaman Bung Karno sampai SBY", karangan J Osdar.
Baca: Update Harga TBS Kelapa Sawit Periode 12-18 Oktober 2018
Baca: Nasib Jenderal yang Pernah Nyalip Soeharto, Hidup di Penjara Puluhan Tahun
Baca: Nasib Jenderal Mantan Intelijen Kopassus ini Berakhir Tragis Usai Komentari Bisnis Anak Soeharto
Dalam buku yang terbit pada tahun 2014 itu, Osdar mengungkapkan jika ramalan tersebut disampaikan Soeharto pada 5 September 1996.
Tepatnya, saat menyampaikan pidato pembukaan Pekan Kerajinan Indonesia ke-7, di Istana Negara, Jakarta.
Saat itu, Soeharto meramalkan pada abad ke-21 peranan utama dalam kehidupan, dan pembangunan bangsa Indonesia terletak di tangan rakyat.
"Beberapa tahun lagi abad ke-20 akan kita tinggalkan dan kita akan memasuki abad ke-21. Berbeda dengan abad ke-20, abd ke-21 yang akan datang adalah zaman yang mengharuskan semua bangsa meningkatkan kerja sama yang erat. Di lain pihak, juga merupakan zaman yang penuh dengan persaingan yang ketat," tulis Osdar menirukan ucapan Soeharto saat itu.
Lebih lanjut, menurut Soeharto saat itu pada tahun 2003 kawasan Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas.
Selain itu, pada tahun 2010, kawasan Asia Pasifik akan membuka diri bagi masuknya barang dan jasa dari negara-negara berkembang sebagai wujud kerja sama APEC.
"Tahun 2020 kita harus membuk lebar-lebar pasar kita bagi produk-produk negara maju. Perkembangan ini akan membawa pengaruh besar bagi kehidupan dan pembangunan bangsa kita," kata Soeharto.
Soeharto seolah ingin menunjukkan pentingnya mengembangkan industri kecil dan kerajinan rakyat untuk menghadapi abad ke-21.

Namun, dalam kenyataannya Soeharto jatuh sebelum memasuki abad ke-21.