Pengusaha Pilih Wait and See, Investasi Melambat Jelang Pemilu 2019

Realisasi penanaman modal langsung atau investasi di Indonesia diperkirakan melambat hingga usai pemilu tahun depan.

Editor: Fifi Suryani
TribunJateng.com
Ilustrasi kotak suara 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Realisasi penanaman modal langsung atau investasi di Indonesia diperkirakan melambat hingga usai pemilu tahun depan.  Pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) legislatif dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 menjadi penyebab makin banyak pengusaha yang menunggu alias wait and see. Sedangkan tahun ini pengusaha sudah menunda investasi karena perekonomian yang tertekan.

Baca: Kali Item di Kemayoran Dipasang Jaring Hitam karena Bau dan Buruk Rupa

Kepala Badan Koordinasio Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, siklus pertumbuhan investasi selalu melambat pada tahun politik. Pengusaha cenderung menunda berinvestasi sambil menunggu hasil Pemilu. Pasalnya, hasil pemilu akan mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam 5 tahun mendatang, termasuk dari sisi bisnis dan kegiatan ekonomi lainnya.

"Bila dilihat dari siklus 20 tahun terakhir sudah pasti tiap memasuki tahun pemilu akan ada slowdown, akan terjadi perlambatan domestik maupun internasional. Ini adalah hal yang lumrah dan wajar," katanya usai melantik sejumlah pejabat di BKPM, Kamis (19/7).
Sesuai data BKPM, realisasi investasi pada tahun 2014 hanya tumbuh 16,18% year on year (yoy). Itu merupakan pertumbuhan terendah sejak tahun 2010 (lihat tabel). Lalu saat pemilu 2009, investasi malah turun 12,28% dari setahun sebelumnya.

Baca: Mengaku Tidak Menerima SK, Mantan Wako Jakarta Timur Ini Dipensiunkan lewat WhatsApp

Baca: Harmoni Pluralisme Dalam Keringat Owi-Butet

Untuk tahun 2019, Tom enggan meramalkan penurunan investasi yang terjadi. Namun, bukan tidak mungkin kondisi tahun 2009 terulang tahun depan. Investasi akan tumbuh negatif karena selain efek tahun politik juga ekonomi tertekan faktor eksternal.
Apalagi tanda-tanda pelambatan investasi juga terlihat pada tahun ini. Pada triwulan I-2018, realisasi investasi hanya tumbuh 11,76% yoy, paling rendah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Bhima Yudhistira, Peneliti Institute for Development Economic and Finance (INDEF) menghitung, realisasi pertumbuhan investasi pada tahun 2019 akan melambat dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 10%-11% (yoy). Para investor semakin banyak wait and see, terutama di sektor industri manufaktur dan pertambangan. Pasalnya, pebisnis di sektor itu sangat sensitif dari sisi regulasi yang akan dikeluarkan oleh pemenang Pilpres.
"Pengusaha selalu khawatir, hasil Pilpres mengubah regulasi yang ada. Jadi ketidakpastian aturan ini yang dihindari investor," jelas Bhima.

Baca: Saham PT Tiga Pilar Sejahtera Rontok, Investor yang Telan Pil Pahit. Termasuk Pedagang Sate di Bali

Baca: GALERI FOTO: Ketika Driver tak Punya Pilihan untuk Menolak, Karena Takut PHK Sepihak

Baca: GALERI FOTO: Malaysia Tarik Lagi 6 Produk Sarden Bercacing, 3 Produksi Dalam Negeri

Adrian Panggabean, Kepala Ekonom Bank CIMB Niaga juga memprediksi realisasi investasi tahun depan bakal turun. Bukan hanya hanya karena faktor Pilpres tapi juga karena ketatnya kebijakan moneter mulai merusak iklim investasi.
Hingga saat ini suku bunga acuan BI atau BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di level 5,25%, naik 100 basis point dari dua bulan sebelumnya. Menurut Adrian, kenaikan itu akan terasa di sektor riil tahun depan, karena bunga kredit bank bakal naik.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya menyarankan pemerintah agar menggencarkan promosi dan memperbaiki iklim investasi agar investasi tahun depan tetap meningkat. "Kalau dari sekarang pemerintah akselerasi promo dan tarik investor, maka investasi bisa tidak menurun tahun depan" Kata Berly.

Baca: Masih SMA Punya Penghasilan Jutaan - Upgrade Harga Ikan Hias Indonesia Hingga 100 Kali Lipat!

Baca: Lima Ramuan Jamu Moneter, Gubernur BI Siapkan Satu Pahit dan Empat Manis

Baca: Terbitkan Pergub 58/2018, Anies Lanjutkan Proyek Reklamasi. Langsung Dapat Kecaman!

Baca: Website Kandang.in - Cara Mengisi Kandang Ternak Lewat Jalur Digital. Sistem Bagi Hasil Syariah

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved