Lima Ramuan 'Jamu' Moneter, Gubernur BI Siapkan Satu Pahit dan Empat Manis

Bank Indonesia meramu lima resep 'jamu' moneter guna mengantisipasi kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal

Editor: Fifi Suryani
ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Gubernur BI Perry Warjiyo 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Bank Indonesia meramu lima resep 'jamu' moneter guna mengantisipasi kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan (FFR) hingga empat kali pada tahun ini, BI meramu lima resep "jamu" moneter.

Sebagaimana diketahui, pekan ini, The Fed untuk kedua kalinya menaikkan suku bunga acuan alias Fed fund rate (FFR) sebesar 25 bps menjadi 1,75% hingga 2%.

Baca: Berencana Memungut Tarif Terhadap Impor Minyak Mentah AS, Langkah China Kejutkan Dunia

Untuk menghadapi dampak kenaikan FFR, Bank Indonesia (BI) siap melakukan langkah pre-emptive  guna menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, khususnya nilai tukar rupiah. Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan, bahwa dampak kebijakan tersebut akan diikuti dengan berbagai kebijakan lainnya, sebagai peredam.

"Saya pastikan kalau ada kebijakan pre emptive, itu akan selalu kami ikuti dengan kebijakan-kebijakan yang mengurangi atau bahkan bisa mengimbangi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi," ujar Perry, Jumat (15/6).

Langkah tersebut, sekaligus untuk menepis anggapan bahwa dengan menaikkan suku bunga acuan BI (BI 7DRR), maka akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi.

"Tidak selalu begitu, kenapa? kenaikan suku bunga yang kemarin kami lakukan, itu akan kami ikuti dengan pelonggaran likuiditas. itu yang akan terus kami lakukan," ungkapnya.

Baca: Terbitkan Pergub 58/2018, Anies Lanjutkan Proyek Reklamasi. Langsung Dapat Kecaman!

Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga Dua Kali Lagi, Ini Antisipasi Bank Indonesia

Bahkan, bank sentral tidak akan segan untuk melakukan pelonggaran untuk kebijakan makroprudensial, khususnya loan to value (LTV) untuk mendorong sektor perumahan. Menurutnya, sektor perumahan merupakan salah satu sektor yang mendahului atau memimpin pertumbuhan ekonomi.

"Itu akan kami lakukan pelonggaran, sehingga bisa dorong pertumbuhan ekonomi dari sisi perumahan. Jadi saya punya 1 jamu pahit yaitu kebijakan moneter untuk jaga stabilitas, tapi saya punya 4 jamu manis, yaitu pelonggaran makro prudensial, pendalaman pasar keuangan untuk pembiayaan infrastruktur, termasuk sistem pembayaran digital ekonomi finance, juga (mendorong) ekonomi keuangan syariah," paparnya.

Meski belum menjelaskan secara rinci, Perry menyebut, untuk kebijakan LTV sedang disiapkan. Sedangkan untuk pembahasannya akan dilakukan pada RDG akhir bulan ini.

Ke depan, BI juga akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan, baik domestik maupun internasional. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan kenaikan suku bunga secara terukur.

Baca: Website Kandang.in - Cara Mengisi Kandang Ternak Lewat Jalur Digital. Sistem Bagi Hasil Syariah

Baca: NEKAT! Keluarga Ini Mudik Jakarta-Madura Pakai Mobil Pick Up. Ini Kata Polisi

Baca: Jalan Citra Raya City - Ness Sudah Dapat Dilalui, Tidak Berlaku untuk Truk

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved