Polemik di Papua

Tokoh Adat Papua Bersatu Tolak Hoaks TPNPB: Propaganda Lemahkan Persatuan Kita

Dukungan tindak TPNB secara gamblang disampaikan oleh Soleman Nemetow, salah satu tokoh adat Papua. 

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Tokoh adat Papua dan pasukan TPNPB 

TRIBUNJAMBI.COM - Para tokoh adat dan masyarakat Papua secara tegas menyatakan dukungan penuh mereka terhadap upaya aparat keamanan, khususnya Satgas Damai Cartenz, dalam menindak kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang juga dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). 

Lebih dari sekadar dukungan, para tokoh ini juga menyerukan kepada seluruh warga Papua untuk tidak terhasut oleh propaganda dan berita bohong (hoaks) yang disebarkan kelompok separatis tersebut.

Dukungan Penuh untuk Satgas Damai Cartenz

Dukungan tersebut secara gamblang disampaikan oleh Soleman Nemetow, salah satu tokoh adat Papua

Soleman menegaskan komitmennya untuk berdiri di belakang Satgas Operasi Damai Cartenz dalam menjalankan langkah-langkah penegakan hukum guna menjaga stabilitas dan kondusivitas keamanan di Papua.

"Saya memberikan dukungan penuh kepada Satgas Operasi Damai Cartenz dalam melakukan penegakan hukum terhadap KKB di Papua," ujar Soleman, seperti dikutip dari Tribrata.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih mendalam kepada seluruh personel Satgas yang dinilai telah bekerja keras di lapangan. 

"Terima kasih kepada seluruh personel Satgas Damai Cartenz yang telah bekerja keras sehingga berhasil melakukan penegakan hukum terhadap KKB di Papua," tambahnya.

Baca juga: Klaim Pentolan TPNPB Lekagak Telenggen: Semua Orang Papua Ingin Merdeka, Diplomat Harus Bersatu

Baca juga: Kasus Ijazah Palsu: Rocky Gerung Sebut Jokowi Kejam, Tim Bon Jovi Bilang Psikopat

Baca juga: Detik-detik Petugas Tower Rekam Sejoli Bak Musang Birahi Asyik di Bawah Pohon Pisang Jambi Viral

Soleman berharap, aparat dapat terus menjalankan tugasnya dengan menjunjung tinggi profesionalisme dan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap tindakan. 

"Saya berharap Satgas Operasi Damai Cartenz terus bekerja profesional untuk menjaga Papua tetap aman, damai, dan sejahtera. Papua aman, Papua damai, Papua untuk kita semua," tutupnya penuh harap.

TPNPB Gunakan Hoaks untuk Memecah Belah

Senada dengan Soleman, tokoh masyarakat Depapre, Jayapura, Niko Domotow, secara spesifik mengeluarkan peringatan keras kepada warga Papua mengenai bahaya propaganda OPM/TPNPB. 

Ia menyoroti pola kelompok separatis tersebut yang kini masif menyebarkan hoaks dan hasutan melalui media sosial dengan tujuan memecah persatuan dan menciptakan keresahan.

"Saya tegaskan kepada seluruh masyarakat Papua, jangan percaya berita palsu dan ajakan menyesatkan dari OPM," tegas Niko Domotow. 

"Mari kita bersama menjaga kedamaian dan keamanan Tanah Papua."

Menurut Niko, informasi palsu yang disebarkan secara terstruktur merupakan senjata ampuh yang dapat memicu perpecahan, menumbuhkan kebencian, bahkan menghambat laju pembangunan yang sedang berjalan di daerah.

"Hoaks adalah senjata yang digunakan untuk melemahkan persatuan kita. Karena itu, masyarakat harus cerdas memilah informasi dan tidak mudah terhasut," tegasnya.

Perjuangan Sejati Masyarakat Papua Adalah Damai dan Maju

Dalam seruannya, Niko Domotow juga mengajak masyarakat untuk mengambil sikap tegas, yakni bersatu mendukung TNI-Polri. 

Baca juga: Pentolan TPNPB Yahukimo Tewas di Tangan Aparat, Satgas Cartenz  Perketat Pengamanan

Baca juga: Mendikti Saintek Dorong Lulusan RI Cari Kerja ke Luar Negeri untuk Atasi Pengangguran

"Masyarakat harus berdiri bersama TNI-Polri untuk melindungi daerah ini dari upaya yang merusak kedamaian," katanya.

Niko menekankan bahwa perjuangan sejati masyarakat Papua bukanlah melalui konflik atau mengikuti ajakan yang menebar kebencian, melainkan dengan menjaga keamanan, bekerja keras, dan berkontribusi aktif pada kemajuan daerah.

"Kalau pengaruh buruk dibiarkan, yang rugi adalah kita sendiri. Papua harus maju dalam kedamaian, bukan dalam konflik," pungkasnya, menutup pernyataan dengan pesan optimisme untuk masa depan Tanah Papua yang aman dan sejahtera.

Senjata rampasan dari TNI diserahkan ke Panglima TPNPB Kodap IV Sorong Raya

Komandan operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Komando Daerah Pertahanan atau TPNPB Kodap IV Sorong Raya, Mayor Manfred Fatem bersama pasukan TPNPB menyerahkan satu senjata laras panjang kepada Panglima TPNPB Kodap IV Sorong Raya, Brigjend Deni Moos di markas TPNPB, Selasa (18/11/2025).

Senjata itu merupakan milik prajurit TNI dari Yonif 410 yang dirampas pasukan TPNPB Kodap IV Sorong Raya saat melakukan penyerangan di Kampung Moyeba, Distrik Moskona Utara, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat pada 11 Oktober 2025.

Dalam penyerangan tersebut, seorang prajurit TNI bernama Praka Amin Nurohman gugur, dan senjata api miliknya itulah yang rampas oleh pasukan TPNPB.

Brigjend Deni Moos mengatakan, penyerahan senjata laras panjang oleh Mayor Manfred Fatem bersama pasukan TPNPB menjadi aset TPNPB Kodap IV Sorong Raya.

“[Senjata itu] tidak akan diserahkan kepada pemerintah maupun aparat militer Indonesia dengan cara apapun. Senjata ini kami gunakan untuk perang melawan aparat militer pemerintah Indonesia demi merebut kembali kemerdekaan bangsa Papua,” tulis Deni Moos dalam siaran persnya dilansir dari Jubi.id, Selasa (18/11/2025) malam.

Mereka menegaskan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI, Agus Subianto, seluruh senjata yang dirampas oleh TPNPB di berbagai daerah di Tanah Papua dan di Teluk Bintuni sebagai bukti bahwa senjata milik anggota TPNPB adalah hasil rampasan dari aparat militer Indonesia, dan akan digunakan sampai Papua Merdeka.

Sementara itu, Manajemen markas pusat KOMNAS TPNPB mengimbau kepada Presiden Prabowo Subianto, agar menghentikan penggunakan senjata, pesawat tempur, helikopter militer, drone dan bazoka yang dibeli dari negara asing untuk melakukan penyerangan terhadap pasukan TPNPB.

Katanya, cara itu justru banyak mengakibatkan korban jiwa dari warga sipil serta menyebabkan pengungsian di berbagai wilayah.

KOMNAS TPNPB juga mengingatkan negara-negara yang sedang menyuplai senjata, alutsista dan sedang bekerja sama dengan Indonesia untuk segera menghentikannya.

“Karena pelatihan militer Indonesia dengan negara asing hanya meningkatkan pembataian terhadap orang Papua,yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, dan telah melanggar hukum humaniter internasional dalam perang di Tanah Papua.” 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Pantas Habib Bahar Minta Kakinya Dicium Sehabis Salat, Helwa Bachmid Bongkar Borok Suaminya

Baca juga: Kasus Ijazah Palsu: Rocky Gerung Sebut Jokowi Kejam, Tim Bon Jovi Bilang Psikopat

Baca juga: Penampakan Macet di Ruas Jalan Muara Sabak-Rantau Rasau Tanjabtim Jambi, Jika Hujan Makin Macet

 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved