Polemik di Papua

KKB Papua Berulah Lagi, Bakar Gedung SMP Hingga Rata Tanah, Satgas: Serangan Keji ke Masa Depan Anak

Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB kembali menunjukkan wajah brutalnya Bumi Cendrawasih. 

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
KKB Papua berulah dengan bakar sekolah 

TRIBUNJAMBI.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB kembali menunjukkan wajah brutalnya Bumi Cendrawasih

Sebanyak 16 orang yang diduga merupakan bagian dari KKB Papua pimpinan Ngalum Kupel dilaporkan melakukan aksi pembakaran fasilitas pendidikan hingga ludes tak tersisa.

Sasaran kali ini adalah SMP Negeri Kiwirok di Desa Sopamikma, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. 

Aksi keji tersebut terjadi pada Selasa pagi, 7 Oktober 2025, sekitar pukul 07.45 WIT.

Aksi pembakaran ini mendapat kecaman keras dari aparat keamanan. 

Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, menegaskan bahwa serangan terhadap fasilitas pendidikan adalah bentuk kejahatan yang tidak dapat ditoleransi.

"Serangan terhadap sekolah adalah tindakan keji yang menargetkan masa depan anak-anak Papua. Ini bukan hanya kejahatan terhadap negara, tetapi juga terhadap kemanusiaan," tegas Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangan resminya.

Pernyataan ini menggarisbawahi upaya KKB untuk menebar ketakutan dan mengancam keberlanjutan pendidikan di wilayah pedalaman.

Setelah menerima laporan, gabungan personel dari Satgas Operasi Damai Cartenz bersama Satgas Pamtas Yonif RK 753, Satgas Prayuda (Mamta), Satgas BAIS, Satgas Rajawali, dan Polsek Distrik Kiwirok segera bergerak cepat menuju lokasi. 
Sayangnya, 16 pelaku tersebut berhasil melarikan diri ke arah Desa Delpem.

Fokus Pengamanan dan Komitmen Mengejar Pelaku

Satgas TNI-Polri kini berfokus pada pengamanan ketat untuk mencegah aksi serupa berulang. 

Baca juga: KKB Papua Tuding TNI Bom Permukiman dan Kuburan Leluhur di Kiwirok, Kapendam Bantah TPNPB-OPM

Baca juga: Misteri Bercak Kulit Jokowi-Iriana Viral, Dokter Tifa Nyeleneh: Mungkin Lensa Kameranya Kotor

Baca juga: APBN Digelontorkan untuk Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Usai Musala Ambruk Tewaskan Puluhan Santri

Tim keamanan telah disiagakan di Desa Mangoldolki, yang berdekatan dengan lokasi kejadian, untuk mengantisipasi pembakaran terhadap SD Negeri Kiwirok.

Faizal Ramadhani memastikan bahwa pengejaran terhadap kelompok Ngalum Kupel akan terus dilakukan. 

"Kami akan terus memburu para pelaku dan memastikan wilayah Kiwirok tetap aman," janji Faizal.

Selain itu, aparat keamanan juga akan meningkatkan intensitas patroli, termasuk pemantauan udara di sekitar Kiwirok dan distrik-distrik perbatasan lain yang rawan gangguan. 

Langkah ini merupakan bagian dari strategi Operasi Damai Cartenz 2025 untuk menjaga stabilitas di Pegunungan Bintang dan memastikan kegiatan belajar-mengajar berjalan normal.

Wakaops Damai Cartenz, Kombes Adarma Sinaga, mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan segera melapor jika melihat pergerakan mencurigakan.

 "Aparat keamanan selalu hadir untuk melindungi dan menjamin keselamatan warga," ujarnya.

Tragedi Berulang yang Menghambat Pendidikan

Tragisnya, ini bukanlah kali pertama SMP Negeri Kiwirok menjadi korban. 

Pada tahun 2021, sekolah yang sama juga pernah dibakar oleh KKB Papua.

Baca juga: Gelombang Penolakan KKB Papua: Warga dan Mahasiswa Tak Sudi Hidup dalam Teror TPNPB-OPM

Baca juga: Hubungan Jokowi-Prabowo Janggal, PKS: Bukan Karena Pihak yang Kalah, Tapi Sosok Wapres Gibran

Peristiwa yang berulang ini memaksa proses belajar mengajar bagi para siswa dipindahkan jauh, yakni ke SMP Negeri 1 Oksibil di ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang. 

Pengulangan teror ini menunjukkan tingginya ancaman keamanan, khususnya di daerah dengan keterbatasan akses.

Kepolisian kini tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh adat untuk menenangkan masyarakat dan membantu pendataan kerugian serta pemulihan fasilitas yang terbakar, sembari personel gabungan tetap berjaga di titik-titik strategis, termasuk jalan utama penghubung antara Kiwirok dan Oksibil.

Tuding TNI Lakukan Serangan Udara

Eskalasi konflik di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, memasuki babak baru yang lebih serius. 

Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melancarkan tuduhan berat.

Kelompok yang disebut KKB Papua itu menuding prajurit TNI telah melakukan kejahatan perang dalam operasi militer di wilayah tersebut.

Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, mengklaim sejak 1 hingga 6 Oktober 2025, sejumlah pesawat tempur milik TNI terlihat berlalu-lalang di langit Kiwirok.

Pesawat itu melancarkan serangan udara, termasuk menjatuhkan peledak.

“Mereka incar permukiman warga dan kuburan leluhur orang Papua,” kata Sebby melalui pesan WhatsApp pada Selasa (7/10/2025).

Sebby Sambom juga menyertakan dokumentasi berupa foto dan video sebagai bukti lalu-lalang pesawat tempur. 

Ia menyoroti ketidakseimbangan penggunaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam konflik ini.

Menurut Sebby Sambom, milisi TPNPB-OPM, khususnya di Kodap XV Ngalum Kupel, hanya bersenjatakan senapan laras panjang dan menggunakan taktik perang gerilya.

“Mereka gunakan bom dan ranjau, ini tidak seimbang, ini kekejaman, dan dunia harus lihat ini,” ujar Sebby, berupaya menarik perhatian internasional terhadap operasi militer yang dilancarkan TNI.

TNI Bantah Keras

Tudingan yang disampaikan Sebby Sambom segera dibantah keras oleh pihak militer Indonesia. 

Baca juga: Terungkap Sakit Jokowi hingga Kulitnya Makin Putih, Foto Bareng Iriana Disorot

Baca juga: Tokoh Adat Kutuk Keras KKB Papua : TPNPB-OPM Membunuh Anak Sendiri

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Kolonel Candra Kurniawan, menyebut klaim tersebut sebagai manuver politik belaka.

"Tudingan ini adalah propaganda yang selalu digunakan OPM untuk menarik simpati dunia dan mendiskreditkan TNI yang melakukan pengamanan," kata Candra.

Kolonel Candra justru membalikkan tudingan, menyebut milisi KKB Papua lah yang kerap melakukan kekerasan terhadap warga sipil dengan dalih mereka terafiliasi sebagai agen intelijen Indonesia.

Distrik Kiwirok sendiri telah ditetapkan sebagai palagan tempur antara milisi TPNPB-OPM dan prajurit TNI-Polri sejak beberapa pekan terakhir. 
Status wilayah tersebut hingga kini masih ditetapkan siaga I, dengan penempatan prajurit di sejumlah titik rawan.

Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Mayor Jenderal Freddy Ardianzah, mengonfirmasi situasi keamanan memang belum pulih. 

Warga Kiwirok sejak kontak senjata pecah pada 27 September lalu masih berada di tempat pengungsian, salah satunya di kantor Komando Rayon Militer Oksibil.

"Situasi masih rawan, tapi dipastikan tetap terkendali," kata Freddy.

Sebelumnya, KKB Papua mengklaim telah menembak mati lima prajurit TNI dalam kontak senjata di Kiwirok antara 25-27 September. 

Namun, Freddy membantah klaim jumlah korban tersebut. Ia menyatakan bahwa akibat serangan mendadak tersebut, satu prajurit dinyatakan gugur dan dua lainnya mengalami luka-luka.

Pernyataan dari kedua belah pihak yang saling bertolak belakang, terutama terkait penggunaan serangan udara terhadap sasaran sipil dan kerugian personel, menunjukkan intensitas konflik di Kiwirok masih sangat tinggi dan semakin terpolarisasi.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Daftar 27 Perwira Tinggi Polri yang Naik Pangkat Jadi Komjen, Irjen dan Brigjen

Baca juga: Misteri Bercak Kulit Jokowi-Iriana Viral, Dokter Tifa Nyeleneh: Mungkin Lensa Kameranya Kotor

Baca juga: 19 SPBU di Kota Jambi Dijaga Satgas Antrean BBM Mulai Hari Ini

Baca juga: Penjelasan Ending Film Horor Qodrat 2, Kehilangan Beruntun

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved