Fenomena Geng Motor di Jambi

Teman RF 3 Hari Disekap Geng Motor di Jambi, Rekrut Anak Kecil untuk Kaderisasi

Fenomena kelompok remaja naik sepeda motor sembari membawa senjata tajam, yang di Jambi populer disebut geng motor

|
Penulis: Rifani Halim | Editor: asto s
Tribun Jambi
TRIBUN JAMBI edisi Senin, 27 Oktober 2025, mengulas fenomena geng motor di Kota Jambi dan siapa di baliknya. 

Temannya disekap selama tiga hari di suatu tempat, lalu dipulangkan hingga akhirnya masuk rumah sakit.

"Kawan saya pernah diculik kelompok lain, disiksa sampai disundut rokok dan masuk rumah sakit. Kejadiannya awal 2025, waktu dia masih kelas 11," ceritanya.

Kelompok geng motor, menurut RF, telah memahami bahwa aksi-aksi yang dilakukan sulit untuk ditindak secara pidana, jika tidak melukai orang lain.

"Mereka tahu, kalau enggak ada luka berat, paling cuma nginep semalam di kantor polisi, terus dijemput orang tua," tambah RF.

Saksi Mata: Usia Masih Belasan

Aksi geng motor di Kota Jambi membuat keresahan warga yang tinggal di kawasan rawan. 

Seorang pengusaha warung kelontong di kawasan Rajawali, Dalil Harahap, menuturkan bagaimana ia dan keluarganya sempat mengalami kejadian saat sekelompok remaja geng motor melarikan diri ke rumahnya.

"Kalau diserang langsung sih enggak pernah. Tapi, terganggu, iya. Kadang takut juga dengan aktivitas anak-anak yang seperti itu," ujar pria yang enggan disebutkan namanya, kepada Tribun Jambi, Rabu (23/10).

Dia mengisahkan peristiwa yang terjadi sekitar 2024. 

Saat itu, dua kelompok geng motor terlibat bentrok di sekitar kawasan Rajawali. 
Dalam situasi panik, beberapa orang dari kelompok tersebut berlarian ke arah rumahnya.

"Mereka ribut antar geng motor, terus lari ke rumah saya. Ada yang sampai naik ke lantai dua, bawa parang. Ada juga yang luka di tangannya. Kami sekeluarga ketakutan, karena mereka sempat masuk ke dalam rumah untuk berlindung," ceritanya.

Menurutnya, para pelaku masih remaja berusia sekitar 15 hingga 17 tahun.

"Masih sekolah. Wajahnya juga bukan kayak anak nakal, tapi ngomongnya kasar. Kalau dilihat, ya seperti anak biasa aja," katanya.

Dia menambahkan, kejadian saat itu berbeda dengan beberapa tahun lalu karena kelompok semacam ini lebih berani. 

Bahkan melakukan penjarahan ke warung kelontong.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved