Penculikan Anak

Cerita Temengung Sikar Jemput Bilqis di Bukit 12, Suku Anak Dalam Jambi Ditipu Mery Ana Pakai Surat

Saat itu, penculik yang bernama Mery Ana mendatangi warga Suku Anak Dalam (SAD) kelompok Sikar bernama Begendang dan istrinya, Ngerikai. 

Penulis: Rifani Halim | Editor: asto s
Tribun Jambi/Rifani Halim
SUKU ANAK DALAM - Temengung Sikar, tokoh Suku Anak Dalam di Merangin, Jambi, mengungkap kronologi penculk anak bernama Mery Ana datang membawa Bilqis Ramadhany (4) asal Makassar, Kamis (13/11/2025) 
Ringkasan Berita:

 

TRIBUNJAMBI.COM, MERANGIN - Akhirnya terungkap cara sindikat penculik anak asal Makassar Bilqis Ramadhany (4), menipu Suku Anak Dalam di Desa Mentawak, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Saat itu, penculik yang bernama Mery Ana mendatangi warga Suku Anak Dalam (SAD) kelompok Sikar bernama Begendang dan istrinya, Ngerikai. 

Tribun Jambi melakukan wawancara langsung terhadap Temengung Sikar, tokoh SAD yang bermukim di sana. 

Temengung Sikar mengungkap kronologi pencarian seorang Bilqis Ramadhany anak empat tahun asal Makassar.

Bilqis ditemukan di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, bersama Begendang dan Ngerikai, yang merupakan anak dari Temengung Sikar.

Awal mula kejadian, saat seorang bernama Mery Ana datang membawa seorang anak kepada pasangan Begendang dan Ngerikai untuk diadopsi. 

Hal itu tanpa sepengetahuan Temengung Sikar.

Orang asing yang datang itu mengaku memiliki surat resmi bermaterai Rp 10 ribu dari orangtua Bilqis.

Orang itu juga menyatakan siap bertanggung jawab jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Ada informasi anak mau adopsi atau mau dititip, kami tidak tahu. 

Dia (pelaku) datang sini. Anak aku (Ngerikai dan Begendang) bilang, daripada anak ini dilempar ke mana, lebih baik dia yang ngerawat,” kata Temengung Sikar.

Namun, pelaku (Mery Ana) meminta uang ganti adopsi Bilqis selama perawatan, senilai Rp 85 juta. 

Akhirnya, Bilqis dirawat oleh pasangan Begendang dan Ngerikai.

"Anak aku itu tukang percayo (mudah percaya), tidak tahu apo-apo (apa-apa). Jadi diadopsilah anak itu,” ungkapnya.

Sepekan Kemudian Datang Polisi

Tak lama setelah itu, kisaran satu pekan, Polres Merangin bersama Polrestabes Makassar mendatangi Temengung Kisar.

Mereka dibantu oleh Temengung Jhon, datang untuk meminta bantuan. 

Polisi menyampaikan ada laporan kehilangan anak dengan ciri yang sama dengan Bilqis.

"Pak, minta tolong, kami kehilangan anak. Umur sekian, kata mereka. 

Okelah, kami buat usaha menolong,” katanya menirukan permintaan polisi.

Temengung Sikar bersama rombongan kemudian melakukan pencarian. 

Polisi menemukan petunjuk yang mengarah ke wilayah Tanjung Lamin di Kabupaten Merangin.

"Kami ke Tanjung Lamin. Di sana tidak ada mereka, cuma ketemu tendanya. 

Kami imbau-imbau, tapi tak ada orang. Sampai jam 3 subuh kami pulang, tak tidur malam itu," ujarnya.

Pencarian Hari Kedua

Pencarian berlanjut keesokan harinya, hari kedua.

Mereka menghubungi berbagai pihak, bertanya kepada Suku Anak Dalam sekitar Merangin hingga akhirnya mendapat petunjuk. 

Informasi itu menyebutkan bahwa pasangan Begendang dan Ngerikai terlihat menuju ke daerah Taman Nasional Bukit Duabelas, Kabupaten Sarolangun, Jambi.

"Sampai pening kepala awak tu, dari pagi sampai jam 3 sore. Baru ketemu arah lokasinya," ungkap Temenggung Sikar.

Perundingan Keluarga, Polisi dan Adat

Saat proses penyelamatan, terjadi perundingan antara keluarga, polisi dan pihak adat. 

Menurut Temengung Sikar, anaknya yang merawat Bilqis sempat meminta uang ganti rugi karena sudah ditipu oleh pelaku (Mery Ana).

Sebelumnya, Begendang dan Ngerikai telah memberikan uang kepada pelaku sejumlah Rp 85 juta.

Setelah kesepakatan, Temengung Sikar bersama tiga orang SAD lainnya, yaitu Temengung John, Temengung Sikar, Temengung Roni, dari kabupaten Bungo dan Nurul perempuan satu-satunya dalam tim yang berasal dari Dinas Sosial kabupaten Merangin, menuju lokasi keberadaan Ngerikai dan Begendang. 

Sedangkan polisi dan tim lainnya menunggu di kediaman Temengung Sikar di Desa Mentawak.

"Kami ke Pasar Bukit 12. Tak datang anak ini. Masuk kami berempat dalam, ketemu anak itu. Nangis-nangis, ndak bisa dibawa," ceritanya.

Tim yang terdiri dari tiga Temengung dan satu pekerja sosial dari Dinas Sosial Merangin menelepon anggota kepolisian Makassar untuk minta instruksi, sebab Bilqis tidak mau dibawa.

"Kata polisi, tarik pasoh (paksa). Kalau tak ditarik, kami tak tanggung jawab. 

Jadi kami tarik pasoh, baru bisa dibawa dan diserahkan kepada polisi Makassar yang menunggu di rumah ini," jelasnya. (Tribun Jambi/Rifani Halim)

Baca juga: Penjelasan Langsung SAD Jambi Soal Bilqis, Temenggung Jhon: Begendang Sempat Tolak

Baca juga: Skandal Penjualan Anak Terkuak: Penculikan Bilqis di Makassar Merambah 4 Provinsi, Bali Hingga Kepri

 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved