Massa yang mayoritas ibu-ibu mendatangi lokasi sambil berorasi. Mereka menuntut pihak perusahaan tidak melanjutkan pengerukan sungai, sebelum ganti rugi lahan warga diselesaikan.
"Kami minta Humas PLTA, Aslori, langsung menemui kami di sini. Setiap rapat Aslori tidak pernah hadir," ujar ibu -ibu di lokasi unjuk rasa.
"Masyarakat Pulau Pandan kembali mengelar aksi di PLTA," kata seorang warga Pulau Pandan.
Baca juga: Ricuh Warga Demo di PLTA Kerinci yang Dikelola Anak Usaha Bukaka Group, Tuntut Kompensasi
Warga berunjuk rasa lantaran kompensasi atas lahan yang terdampak proyek PLTA sampai saat ini belum jelas.
Mereka sekaligus mendesak manajemen PT KMH, yang merupakan anak perusahaan Bukaka Group, untuk segera memenuhi tuntutan kompensasi.
Unjuk rasa itu merupakan tindak lanjut dari tuntutan warga terkait ganti rugi lahan serta sungai yang terdampak proyek.
Warga menilai hingga kini belum ada kejelasan penyelesaian masalah, meskipun sebelumnya Tim Terpadu (Timdu) Penanganan Konflik Kerinci yang melibatkan Polda Jambi, perwakilan masyarakat, dan pihak perusahaan telah menggelar rapat koordinasi.
Namun, hasil mediasi dianggap belum memenuhi harapan. Warga menolak tawaran kompensasi yang hanya berkisar Rp5 juta dari pihak PLTA.
Warga menilai angka itu tidak sebanding kerugian yang mereka alami. Walhasil, konflik pun berlarut-larut tanpa titik terang. (*)
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Simak informasi lainnya di media sosial Facebook, Instagram, Thread dan X Tribun Jambi
Baca juga: Kronologi Tragedi Berdarah di Palembang: Penusukan Sadis Disaksikan Langsung oleh Anak Korban
Baca juga: Ninja Sawit Marak di Batang Hari Jambi: Pelaku Tertangkap Basah, Warga Bakar Motor, Denda Rp5 Juta
Baca juga: Ricuh Warga Demo di PLTA Kerinci yang Dikelola Anak Usaha Bukaka Group, Tuntut Kompensasi