Perwakilan keluarga korban, Rian Mahesa alias Bading mengatakan adiknya atau korban lemas tak berdaya saat dicekik lalu dibaringkan di kasur.
Sementara pelaku santai ngopi sambil bermain dengan anak-anaknya.
"Pelaku beranggapan bahwa korban pingsan. Akhirnya pelaku duduk dulu di terasnya sambil ngopi bahkan ceritanya sambil bermain-main juga sama ponakan saya (anak pelaku)," jelas Bading, dilansir dari Tribunlombok.com, Senin, (4/8/2025).
Menurut Bading, selama meninggalkan korban, tidak ada tindakan apapun dari pelaku untuk menolong korban dari pelaku.
Satu jam kemudian, pelaku kembali memeriksa keadaan korban.
Akhirnya pelaku sadar bahwa korban dalam keadaan tidak bernyawa sehingga menghubungi saudaranya.
"Saudara pelaku adalah seorang dokter. Setelah dicek nadinya ternyata dalam keadaan tidak bernyawa. Sehingga pelaku bergegas menyerahkan diri ke Polres Lombok Tengah," jelas Bading.
Bading menyampaikan, kondisi tubuh korban sangat pucat bukan hanya karena bekas luka di leher namun juga di wajah dan kepala.
Fachrudin selanjutnya mencari Jaka, adik kandungnya, untuk menyampaikan dirinya telah mencekik leher korban karena korban tidak mau mengakui bukti percakapan dengan laki laki lain yang diduga selingkuhan korban.
Jaka selanjutnya menghubungi dr. Fahrid yang merupakan seorang dokter sekaligus kakak kandung pelaku untuk menyampaikan kejadian tersebut.
dr. Fahrid melihat kondisi korban sudah dalam kondisi wajah korban pucat/kuning.
Dr. Fahrid dan Jaka mengantar Fachrudin untuk menyerahkan diri ke Polres Lombok Tengah.
Fachrudin Azzahidi Bilang ke Keluarga bahwa Istri Serong
Kepada keluarga, pelaku mengatakan bahwa korban yang merupakan pegawai Bandara Internasional Lombok (BIL) ini telah main serong.
Fachrudin awalnya meminta penjelasan kepada Miranda terkait isi telepon seluler milik istrinya.