TRIBUNJAMBI.COM - Tepat hari ini akan terjadi fenomena alam langka terhadap bulan.
Fenomena langit berupa supermoon diprediksi bakal terjadi pada Rabu, 8 April 2020 dini hari.
Fenomena supermoon tersebut dapat disaksikan mulai Selasa (7/4/2020) sore.
Di sejumlah negara, fenomena ini dikenal juga dengan Pink Moon, Egg Moon, dan Grass Moon.
Fenomena supermoon itu disebut sebagai supermoon terbesar di tahun 2020.
Sebab, jarak bulan dengan bumi sekitar 356,909 kilometer.
Sehingga, bulan akan terlihat lebih besar dibanding biasanya.
Fenomena langit supermoon ini merupakan kondisi di mana bulan berada di perigee atau titik terdekat bulan dengan bumi.
Munculnya fenomena ini sempat disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Instagram (IG) @infobmkg, pada Sabtu (4/4/2020).
Dalam unggahan tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk melihat langit di arah Timur pada Selasa, 7 April 2020 sore menjelang malam.
BMKG mengatakan, jika kondisi langit sedang cerah, masyarakat akan melihat kondisi bulan yang lebih besar karena berada dekat dengan bumi.
• Di Kabupaten Batanghari, Satu Perusahaan Berikan Sumbangan Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19
• 3 Poin Pernyataan Jubir Covid-19 Provinsi Jambi, Pasien 01 Positif Corona sudah Dibawa Balik ke RSUD
• Pemkab TNI dan Polri di Merangin Wajib Sumbangkan 20 Masker, Ini Kata Bupati
Lebih lanjut, BMKG menjelaskan bahwa akan terjadi supermoon alias bulan purnama pada Rabu, 8 April 2020.
Menurut BMKG, ada 3 supermoon terjadi pada 2020.
Namun, Supermoon 8 April 2020 akan menjadi supermoon terbesar.
Berikut, unggahan selengkapnya.
Pada senja hari Selasa, 7 April 2020, arahkanlah pandangan Anda ke langit di arah Timur.
Jika langit sedang cerah, akan terlihat bulatan Bulan yang ukurannya cukup besar dibandingkan biasanya.
Ya, karena pada malam itu ia sedang menuju jarak terdekatnya dari Bumi pada tahun ini.
Semakin malam ia akan semakin dekat hingga pada tengah malam 8 April 2020 pukul 01.08 WIB, Bulan berada di perige dengan jarak 356.910 km dari Bumi.
Pada saat tersebut, jari-jari Bulan yang tampak dari Bumi adalah sebesar 16,73 menit busur.
Delapan jam 27 menit kemudian Bulan pun berada pada fase purnama.
Karena itu, pada malam tersebut, Bulannya disebut sebagai purnama perige atau dikenal juga sebagai supermoon.
BMKG menyebutkan bulan purnama perige pada 8 April 2020 itu merupakan salah satu dari tiga supermoon pada 2020 ini.
Dua supermoon lainnya terjadi pada 10 Maret 2020 yang sudah lewat dan 7 Mei 2020 yang akan datang.
Pada kedua supermoon ini, ukuran jari-jari Bulannya sedikit lebih kecil daripada ukuran Bulan purnama perige pada 8 April 2020 nanti.
Karena itu, supermoon 8 April 2020 merupakan “puncak” supermoon pada 2020 ini.
Pada lain waktu, Bulan purnama pun akan terjadi saat jarak Bumi-Bulan sedang dalam jarak terjauh atau apoge.
Bulan purnamanya dikenal sebagai purnama apoge atau yang lebih dikenal dengan minimoon, yang akan terjadi pada 2 Oktober 2020, 31 Oktober 2020, dan 30 November 2020.
Pada ketiga purnama itu, jarak Bumi-Bulannya lebih besar daripada 400.000 km sehingga ukuran jari-jari Bulan yang tampak dari Bumi akan kurang dari 15 menit busur.
Dapatkah kita membedakan kapan suatu Bulan dalam kondisi supermoon atau minimoon?
Tentu saja dapat, jika kita memfoto Bulan baik saat supermoon maupun saat minimoon dengan peralatan dan pengaturan yang identik.
Dengan membandingkan kedua citra bulan purnama yang biasanya terpisah 6 bulan itu, akan didapati bahwa jari-jari Bulan saat di perige adalah 14% lebih besar daripada jari-jari Bulan saat di apoge.
Demikian juga kecerlangan keduanya yang berbeda 30%.
Sementara itu, dilansir dari GRID.ID, kondisi Bulan akan mencapai perigee diprediksi terjadi pada 8 April 2020 sekitar pukul 01.08 WIB dini hari.
Lalu, sekitar 9 jam setelah Bulan berada di perigee, bulan purnama akan muncul.
Bulan purnama pada April ini juga disebut Pink Moon, Egg Moon, dan Grass Moon di negara-negara empat musim.
Sebabnya, ini tanda pergantian musim di zaman dahulu yang dibuat orang Eropa dan suku asli Amerika.
Sebutan Pink Moon misalnya, asalnya karena bulan purnama April bertepatan dengan mekarnya bunga moss pink yang warnanya merah muda.
Kemudian, Egg Moon karena bulan ini adalah waktunya Paskah.
Dan, Grass Moon adalah waktunya orang-orang berkebun di musim semi.
Sementara, Hujan Meteor Lyrid merupakan hujan meteor tahunan di bulan April.
Setiap tahunnya, Hujan Meteor Lyrid biasanya terjadi sekitar tanggal 16-28 April.
Astronom memperkirakan tahun ini puncak Hujan Meteor Lyrid akan terjadi 22 April 2020.
Menurut astronom, puncak Hujan Meteor Lyrid tahun ini akan terjadi sekitar pukul 18.00 GMT.
• Pemkot Jambi Libatkan UMKM Membuat Nasi Bungkus untuk Masyarakat Terdampak Corona
• Ketua IDI Provinsi Jambi Paparkan Hal-hal Terkait Pasien 01 Positif Corona yang Nekat Pulang Rumah
• Imbas Corona, Pedagang Pasar Sengeti Keluhkan Sepi Pembeli
• Mendadak, 50 Pasien Sembuh dari Virus Corona Kembali Positif COVID-19, Kok Bisa? Ini Kata Ahli
Jika disesuaikan dengan Waktu Indonesia Bagian Barat (GMT+7), artinya warga di wilayah Indonesia bagian barat bisa melihatnya pukul 01.00 WIB, yang sudah masuk tanggal 23 April 2020.
Kemudian warga di Indonesia bagian tengah dan bagian timur bisa melihat puncak hujan meteor Lyrid pada pukul 02.00 WITA dan 03.00 WIT.
Hujan meteor Lyrid ini bisa memproduksi sekitar 18 meteor setiap jamnya dan kadang-kadang ada meteor yang terlihat seperti bola api.
Saat itu langit juga diperkirakan gelap karena memasuki fase bulan baru, di mana bulan tidak terlihat.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jadwal Supermoon Besok 8 April 2020 di Surabaya, BMKG Imbau Warga Lihat Langit di Arah Timur.
Fenomena supermoon atau dikenal juga dengan Pink Moon, Egg Moon, dan Grass Moon diprediksi terjadi pada Rabu, 8 April 2020 dini hari. (Surya.co.id)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Supermoon Terbesar Tahun 2020 Terjadi Rabu 8 April 2020 Pukul 01.08 WIB, Dikenal Sebagai Pink Moon
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: