Virus Corona
Tak Terima Disuruh Pakai Masker, Pria Paruh Baya Ditembak Mati Polisi, Presiden: Tembak Mati Mereka!
Tak Terima Disuruh Pakai Masker, Pria Paruh Baya Ditembak Mati Polisi, Presiden: Tembak Mati Mereka!
TRIBUNJAMBI.COM - Wabah virus corona jadi suatu yang sangat mengancam saat ini, berbagai imbauan hingga peringatan disampaikan setiap kepala negara di negara-negara yang terdampak covid-19 pada warganya.
Satu diantaranya kebijakan jam malam, larangan berkerumun hingga physical distancing.
Namun tidak semua imbauan itu ditaati, yang lebih mirisnya lagi terjadi di Filipina.
Seorang pria paruh baya harus ditembak mati polisi di Filipina, pada Sabtu (4/4/2020).
• VIDEO Presiden Filipina Duterte Perintahkan Polisi Tembak Mati Perusuh Lockdown Virus Corona
• TIDAK Hiraukan Imbauan Pakai Masker, Seorang Pria Paruh Baya di Filipina Ditembak Mati
• Nasib 5 Warga Perusuh Lockdown di Filipina saat Wabah COVID-19, Sampai Dimasukkan ke Kandang Anjing
Sebelum ditembak mati, pria berusia 63 tahun tersebut sempat melontarkan kata-kata provokasi dan kemudian menyerang petugas dengan sabit.
Hal tersebut dilakukan pria 63 tahun itu setelah petugas memberikan peringatan untuk menggunakan Masker dan tidak berkeliaran di luar rumah, sebagai antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).
• Di Kabupaten Batanghari, Satu Perusahaan Berikan Sumbangan Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19
• 3 Poin Pernyataan Jubir Covid-19 Provinsi Jambi, Pasien 01 Positif Corona sudah Dibawa Balik ke RSUD
• Pemkab TNI dan Polri di Merangin Wajib Sumbangkan 20 Masker, Ini Kata Bupati
• Mendadak, 50 Pasien Sembuh dari Virus Corona Kembali Positif COVID-19, Kok Bisa? Ini Kata Ahli
Tak hiraukan aturan pembatasan diri atau social distancing dan tidak memakai Masker, sebagai antisipasi penyebaran virus corona, seorang pria di Filipina ditembak mati, pada Sabtu (4/4/2020).
Pria berusia 63 tahun tersebut sebelumnya juga sempat mengancam para pejabat desa dan polisi dengan alat sabit di pos pemeriksaan virus corona.
Pria tersebut diyakini sedang mabuk ketika mengancam para pejabat desa dan polisi yang menjaga pos pemeriksaan di Kota Nasipit, Provinsi Agusan del Norte Selatan, Kamis (2/4/2020).
"Tersangka telah diperingatkan oleh petugas kesehatan desa, karena tidak mengenakan Masker," kata sebuah laporan yang dilansir Aljazeera.
"Tapi tersangka marah dan mengucapkan kata-kata (yang) memprovokasi dan akhirnya menyerang personel menggunakan sabit."
Tersangka akhirnya ditembak mati oleh seorang polisi yang berusaha menenangkannya.
Ini adalah insiden pertama yang dilaporkan tentang penembakan terhadap warga oleh polisi karena menolak mengikuti aturan pembatasan untuk mengekang penyebaran virus corona.
Presiden Rodrigo Duterte sendiri sebelumnya telah memperingatkan pada Rabu (1/4/2020) bahwa dia akan memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah.
"Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting bagi kami untuk memberikan perintah," katanya dalam pidato nasional televisi larut malam.
"Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter karena itu adalah kejahatan serius."
"Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah dan hidup mereka dalam bahaya: tembak mati mereka."