Disebut Cengeng, Gubernur Jambi Diminta Ungkap Sosok yang Menjahilinya
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Bahren Nurdin meminta Gubernur Jambi harus kuat. Lalu menyebutkan siapa yang berani "jahil" kepada Gubernur.
Bahren Nurdin, Dosen sekaligus pengamat politik Jambi memberikan tanggapan terhadap bahasa tubuh Gubernur Jambi, Fachrori Umar. Dimana, pada kesempatan di DPRD Provinsi Jambi, Gubernur Jambi Fachrori Umar, mengungkapkan suasana batinnya soal pengisian wakil gubernur Jambi yang sampai saat ini masih lowong. Pada kesempatan itu, Fachrori sampai menangis karena dirinya ingin sekali wakil gubernur tetapi ada pihak yang mengganggu dengan memilih diksi "dijahili".
"Jangan menangis. Menangis seperti bukanlah sifat seorang pemimpin. Seharusnya kuat, Gubernur itu mencari solusi," ujar Bahren Nurdin, Selasa (4/9/2019).
Diungkapkan Bahren, soal pengisian wakil, Gubernur bisa bersikap tegas jika dirinya benar-benar mengingin punya wakil.
Baca: Cegah Low Back Pain dengan Tahu Penyebabnya, Begini Penjelasan dr Frans
Baca: Seekor Gajah Betina Ditemukan Mati di Tebo Jambi, BKSDA Sebut yang Kedua
Baca: Suami Terdakwa Rosmini Mengaku Tak Tahu Istrinya Pakai Narkoba
Baca: Sidang Perkara Pembunuhan Kades Dusun Sekampil, Jaksa Hadirkan Anak dan Keponakan Korban
Baca: Kala Hutan di Muarojambi Mulai Hilang Terbakar
"Kesiapa lagi rakyat mau mengadu. Seharusnya seorang pemimpin, Gubernur harus tegas," kata Bahren, Dosen UIN Jambi ini.
Bahren juga menilai jika Fachrori benar-benar mengingin wakil. Dirinya bisa saja memanggil partai koalisi, dan menanyakan siapa yang akan diusulkan oleh partai koalisi. Jika tidak ada pengusulan, Gubernur bisa mengambil alih dan memilih wakilnya langsung.
"Jadi menurut saya, ini karena kebuntuan komunikasi politik kedua belah pihak. Baik Gubernur maupun partai koalisi, itu inti sebenarnya," sebut Bahren.
Bahkan, pilihan diksi "jahil" yang digunakan Gubernur dinilai Bahren sebagai bentuk buntunya komunikasi politik tersebut. Untuk itu dirinya meminta agar kedua belah pihak membuka diri.
"Jadi jangan cari kambing hitam dan bilang orang jahil," ujar Bahren lagi.
Lantas terkait diksi jahil itu juga, Bahren meminta gubernur berani tegas menyebutkan siapa yang jahil tersebut.
"Sebagai seorang gentelman, seharusnya siapa yang jahil itu, sehingga orang tidak menebak-nebak, itu yang saya lihat," katanya.
Hal senada juga diungkapkan pengamat politik lainnya, Mochammad Farisi, Dosen UNJA. Menurutnya, sikap Gubernur Jambi tersebut cengeng.
"Iya cengeng. Itu bentuk kekecewaan yang mendalam Gubernur terhadap koalisi yang tidak bisa mufakat terhadap satu nama," katanya.
Ia mengatakan, Gubernur ingin sekali punya wakil untuk mendampinginya, namun kinerja partai koalisi tidak maksimal. Kalau memang partai koalisi tidak bisa menyelesaikan persoalan Wagub ini juga tidak apa-apa.
Baca: Terdampak Kekeringan, PDAM Tirta Mayang Beri Air Bersih Gratis ke Pelanggan
Baca: Serapan Anggaran Capai 70 Persen, Fasha: Ini Pergerakan Positif
Baca: 76 Kali Kebakaran Lahan Terjadi di Kota Jambi, Daerah Perbatasan Muarojambi Paling Banyak
Baca: Satlantas Polres Sarolangun Tilang Ratusan Kendaraan, Pengendara Motor Mendominasi
Baca: BREAKING NEWS, Periksa Tanah Bekas Galian,Warga Mayang, Jambi, Temukan Sesuatu yang Dibungkus Daster
"Sebenarnya tanpa wagub juga gak apa apa, kan Fachrori juga punya Sekda dan kepala SKPD, itu saja yang dimaksimalkan," katanya. (Hendri Dunan Naris)