Reuni 212

80 Persen Massa Reuni 212 Disinyalir Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dan Anti Jokowi

Editor: Fifi Suryani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta reuni akbar 212 berkumpul di lapangan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017).

80 Persen Massa Reuni 212 Disinyalir Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dan Anti Jokowi

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Reuni alumni demonstrasi 212 akan dihelat di Monas besok, Senin (2/12). Panitia mengatakan, ratusan ribu orang akan hadir dari berbagai penjuru Indonesia.

Acara ini disebut didukung oleh  mayoritas pro-Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Faktanya memang begitu. Lihat saja seluruh panitia reuni 212 itu semuanya terlibat dalam pemenangan Pak Prabowo, " ujar peneliti Kajian Intelijen Universitas Indonesia Ridlwan Habib di sekitar Monas Jakarta (1/12/2018).

Ridlwan mencontohkan ada nama Neno Warisman sebagai koordinator bidang acara, sekaligus anggota Badan Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ada juga Hasan Haikal yang juga juru kampanye Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Ada juga M AL Khothoth yang juga anggota tim pemenangan Prabowo Sandi," ujarnya.

Bacajuga

Gerakan Reuni 212 Dituding Melawan Pemerintah dan Ingin Suriahkan Indonesia

Dua Hari Lagi Reuni Akbar 212, Kubu Jokowi: Ahok sudah dihukum, terus sekarang mau apalagi?

Presiden Amerika Serikat ke-41 George H.W. Bush Meninggal pada Usia 94 Tahun

Dua Roda Bagian Depan Pesawat VietJet Copot saat Mendarat, Sejumlah Penumpang Terluka

Selain itu, data analisa media sosial yang menuliskan dukungan terhadap acara Reuni 212 adalah pendukung Prabowo Subianto.

"Kita mudah sekali menelusurinya. Tinggal dibuka saja timelinenya. Akan sangat terlihat mereka yang akan hadir di reuni 212 adalah pro-Prabowo Subianto, dan anti Jokowi," kata Ridlwan.

Dengan begitu, acara reuni 212 ibarat acara konsolidasi akbar pendukung Prabowo.

"Wajar jika pak Prabowo hadir. Tentu menyapa pendukungnya, " kata Ridlwan.

Dia berharap reuni 212 itu berlangsung aman dan damai. Supaya, Indonesia tidak keruh.

"Polisi harus benar benar memastikan aman. Jangan sampai ada kerusuhan. Supaya tidak ada lagi yang bisa menyalahkan pemerintahan Pak Jokowi, " katanya.

Ridlwan memprediksi massa yang hadir mencapai 300 ribu orang. "Mayoritas jelas dari anggota PKS karena Presiden PKS M Sohibul Iman sudah mengirimkan surat perintah ke seluruh DPW PKS agar datang," jelasnya.

Selain PKS, HTI juga akan mengirimkan ribuan massanya. "Pak Ismail Yusanto pimpinan HTI sudah menyampaikan seruan terbuka di berbagai akun media sosial milik HTI, " katanya.

Baca juga

Koalisi Indonesia Adil dan Makmur, Nama Poros Pendukung Prabowo-Sandiaga, Ini Filosofinya

Survei Ini Ungkap Persentase Pendukung Prabowo yang Ingin Pilkada Langsung

Tas Bayi Ditaruh Pengendara Motor di Median Bikin Heboh, Polisi Turunkan Tim Gegana untuk Diledakkan

KPU Tetapkan Jadwal Pelaksanaan Debat Kandidat Capres-Cawapres

Diimbau tak hadiri

Reuni akbar Aksi Bela Islam 2 Desember (212) akan digelar di Monumen Nasional (Monas)  2 Desember 2018 esok.

Terkait reuni tersebut, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau agar warganya tidak turut serta menghadiri acara tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, Soekarwo menjelaskan bahwa aspirasi dan pesan bisa disampaikan warga melalui media sosial tanpa harus menghadiri kegiatan tersebut secara langsung.

 "Yang penting kan pesannya sampai, tidak usah berangkat ke Jakarta, itu tidak mengurangi nilai demokrasi," kata Soekarwo seusai melantik Pemprov Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Jumat (30/11/2018).

Akan tetapi Soekarwo membantah jika imbauan yang dijelaskannya mengandung unsur politik.

Ia hanya mengaku bahwa khawatir dengan warganya yang akan berangkat ke Jakarta.

"Nanti transportasinya bagaimana, makannya bagaimana, menginapnya bagaimana, kan repot," ucapnya.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ketua MUI Jawa Barat, Rachmat Syafei.

Rachmat Syafei mengungkapkan jika kegiatan tersebut sudah melenceng dari tujuan utamanya.

"Dari hasil pengamatan kami, kegiatan reuni 212 itu sudah tidak murni lagi sebagai kegiatan keagamaan. Kegiatannya sudah melenceng ke arah politik," kata Rachmat Syafei, Rabu (28/11/2018).

Rachmat kemudian menjelaskan bahwa kegiatan awal 212 yakni karena munculnya peristiwa penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dikenal sebagai Ahok saat melakukan pidatonya.

Terkait peristiwa tersebut, MUI juga telah mengeluarkan pendapat dan juga sikapnya sebagai perwakilan dari ulama.

Bacajuga

Wanti-wanti Jokowi ke Elite Politik yang Suka Memfitnahnya

Tantangan Berat Menanti Jokowi

Terpotong saat Dikhitan, 8 Tahun Kemudian Keluarga Korban Tuntut RS karena Tidak Tumbuh Kembali

Pidato Prabowo soal Korupsi Tak Bisa Dikaitkan dengan Pencaleg-an Eks Koruptor, karena Sudah Kapok

 

Dari aksi tersebut, diketahui jika Ahok akhirnya dinyatakan bersalah dan sampai saat ini telah menjalani hukuman pidana.

Sehingga menurut Rachmat, seharusnya permasalahan tersebut telah selesai.

Rachmat juga menjelaskan bahwa banyak dari warga Jawa Barat yang kemudian menanyakan perihal reuni 212 yang akan digelar Desember mendatang.

"Jadi banyak warga yang datang ke MUI Jabar, menanyakan esensi 212. Karena masalah yang memicu munculnya gerakan 212 sudah selesai. Jadi tidak ada esensinya lagi sekarang harus melaksanakan reuni. Sekarang masalahnya apa? Kan sudah selesai," kata Rachmat, dikutip dari Kompas.com.

Rachmat lantas mengimbau agar masyarakat Jawa Barat tidak lagi terprovokasi dengan kegiatan reuni tersebut.

"Ini semua kan demi NKRI. Di samping usaha, doa juga tetap harus dilakukan. Minta agar bangsa ini diselamatkan dan dijauhkan dari sifat kegaduhan, kerusuhan dan lain sebagainya," katanya.

Rachmat lantas meminta warga agar tidak lagi menyangkut pautkan kegiatan politik dengan isu keagamaan.

"Kegiatan politik silakan saja berjalan, tapi jangan sampai menggunakan embel-embel agama," tuturnya.

Senada dengan penuturan dari Rachmat Syafei, Sektretaris MUI, Rafani Achtyar juga menilai bahwa sudah tidak ada lagi esensi dari kegiatan reuni 212.

"Intinya memang sudah tidak ada lagi esensinya. Karena itu kami imbau masyarakat, umat, untuk memanfaatkan waktu bagi hal yang lebih produktif. Silakan saja di masjid menggelar majelis taklim, lakukan zikir bersama dan lain-lain untuk memohon keamanan, keselamatan di tahun politik ini," paparnya.

 Disinggung soal kemungkinan ada warga yang tetap memaksakan diri untuk bergabung dalam kegiatan reuni tersebut, Rafani membenarkan jika memang hal tersebut benar terjadi.

Akan tetapi Rafani memastikan jika jumlahnya tidak akan banyak.

"Dari laporan di daerah, warga Jabar tidak akan terlalu banyak yang berangkat ke acara itu (reuni 212). Tiap kabupaten/kota ada yang berangkat, tapi tidak signifikan jumlahnya," tandasnya.

Baca: Reuni 212 di 2 Desember, Gubernur DKI Anies Baswedan Didesak Cabut Izin dan Batalkan Acaranya

Baca: Mutasi Jabatan di Lingkungan TNI, Menantu Luhut Binsar Panjaitan Jadi Komandan Paspampres

Baca: Pengusaha yang Terkena Denda Terkait Mandatori B20 Bakal Dirilis Kementerian ESDM 5 Desember

Baca: Soal Wagub DKI, Gerindra dan PKS Kembali Tak Sejalan. M Taufik: Mau Dua Langsung?

Berita ini sudah tayang di Tribunnews.com, dengan judul: 80 Persen Peserta Reuni 212 Disinyalir Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno

Berita Terkini