Berita Nasional

Pengacara Khawatir Misri Distigma dan Didiskriminasi

Misri mengalami tekanan mental seusai jadi tersangka dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi. Pengacara pun khawatir Misri distigma dan didiskriminasi.

|
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
istimewa
Misri Puspita Sari, wanita asal Jambi yang terseret kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, polisi asal NTB, sempat kesurupan saat pemeriksaan. Pengacara khawatir Misri jadi korban stigma dan diskriminasi. 

"Dengan kesepakatan, semuanya ditanggung Yogi, akomodasi, transportasi, dan juga biasa jasa Rp 10 juta satu malam," ujar Yan.

Sesampainya di Lombok, Misri dijemput oleh Brigadir Nurhadi, yang menurut keterangan Yan merupakan sopir pribadi dari Kompol Yogi.

"Nurhadi itu sopirnya Yogi," kata Yan.

Setibanya di lokasi pesta, Misri melihat sudah ada tiga orang lain yang lebih dahulu hadir, yakni Kompol Yogi, Ipda Haris Chandra, serta seorang perempuan bernama Melanie Putri.

Analisis Pakar Forensik

Pakar forensik dari Universitas Mataram, Arfi Samsun, dalam konferensi pers menyampaikan bahwa hasil autopsi mengindikasikan adanya bentuk kekerasan yang cukup parah.

“Saat korban berada di dalam air, dia masih hidup, dan meninggal karena tenggelam yang disebabkan karena pingsan,” kata Arfi, Jumat (4/7/2025).

Ia menjelaskan bahwa korban mengalami pingsan akibat tindakan pencekikan sebelum akhirnya meninggal akibat tenggelam.

“Jadi ada kekerasan pencekikan yang utama, yang menyebabkan yang bersangkutan tidak sadar atau pingsan sehingga berada di dalam air.”

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa peristiwa pencekikan dan tenggelam tidak dapat dilihat sebagai dua kejadian terpisah.

“Tidak bisa dipisahkan pencekikan dan tenggelam sendiri-sendiri, tetapi merupakan kejadian yang berkesinambungan atau berkaitan,” jelasnya.

Arfi juga menyampaikan bahwa ditemukan luka memar di bagian kepala depan dan belakang korban, yang kemungkinan besar disebabkan oleh benturan dengan benda keras saat peristiwa terjadi.

“Kami menemukan luka memar atau resapan darah di kepala bagian depan maupun kepala bagian belakang. Berdasarkan teori, kepalanya yang bergerak membentur benda yang diam,” imbuhnya.

 

Baca juga: Bendahara Pakai Dana Desa Rp409 Juta hingga tak Bayar Gaji RT demi Hidup ala Sosialita

Baca juga: Pertama Kalinya Trump Dukung Hamas, Larang Israel Serang Gaza Selamanya

Baca juga: Polisi Dihabisi Polisi saat Pesta di Villa, Celah Waktu Satu Jam tanpa CCTV dan Saksi

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved