Pemakzulan Gibran Rusak Demokrasi Indonesia, Begini Penjelasan Pengamat
Di tengah riuh rendah usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, suara kritis muncul dari pengamat politik Boni Hargens.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Meski begitu, ia mengakui bahwa isu ini seolah datang terlambat. Menurutnya, dugaan pelanggaran konstitusi seharusnya sudah dikritisi sejak Pilpres 2024, ketika nama Gibran mencuat dalam bursa cawapres di tengah kontroversi putusan MK.
Ancaman Terhadap Demokrasi?
Boni mengingatkan, jika proses pemakzulan dipaksakan tanpa dasar hukum, itu akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi. "Ini bukan sekadar dinamika elite, ini soal masa depan demokrasi kita. Jangan sampai nafsu politik mencederai konstitusi," pungkasnya.
Di tengah atmosfer politik yang kian panas, suara-suara rasional seperti Boni Hargens menjadi pengingat bahwa jalan konstitusi tak boleh dibelokkan hanya karena gelombang opini.
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com
Baca juga: Pengamat Menilai Presiden Prabowo Mulai Mengecilkan Peran Gibran di Pemerintahan
Ahmad Sahroni Diduga Kabur ke Singapura, Ferry: Pengecut Bermental Culun |
![]() |
---|
Hesti Haris Serahkan 50 Unit Bantuan Bedah Rumah di Kota Jambi |
![]() |
---|
Honorer Butuh 28 Tahun Agar Bergaji Setara Tunjangan DPR: Itu Pun Kalau Gajinya Rutin |
![]() |
---|
Prilly Latuconsina dan Omara Esteghlal Soroti Kenaikan Tunjangan DPR, Ini Menyakitkan untuk Rakyat |
![]() |
---|
Rayap Besi Berkaki Dua Beraksi saat Demo di Provinsi Jambi Viral: Cair |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.