Berita Nasional

Ormas Berlagak Preman Tak Berkutik, Kopassus Segera Tindak Premanisme, Dedi: Negara Tak Boleh Kalah

Aksi premanisme yang meresahkan masyarakat belakangan ini membuat Komando Pasukan Khusus atau Kopassus turun tangan.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com/Ist/Kolase Tribun Jambi
TINDAK AKSI PREMANISME: Aksi premanisme yang meresahkan masyarakat belakangan ini membuat Komando Pasukan Khusus atau Kopassus turun tangan. Kopassus turun gunung untuk menindak aksi orang atau kelompok yang berlagak preman. Sementara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sebut negara tak boleh kalah dengan aksi premanisme. (foto: Kompas.com/Ist/Kolase Tribun Jambi) 

TRIBUNJAMBI.COM -  Aksi premanisme yang meresahkan masyarakat belakangan ini membuat Komando Pasukan Khusus atau Kopassus turun tangan. 

Satu diantara pasukan elit TNI itu turun gunung untuk menindak aksi orang atau kelompok yang berlagak preman.

Bahkan penindakan tersebut juga dilakukan terhadap aksi yang mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan atau ormas.

Penegasan itu disampaikan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Djon Afriandi.

Menurutnya, segala bentuk aksi premanisme harus ditindak tegas, meskipun dilakukan kelompok yang mengatasnamakan ormas.

Disamping itu, dia meminta masyarakat membedakan antara ormas dan premanisme.

Permintaan itu disampaikannya agar tidak terjadi generalisasi negatif terhadap semua ormas di Indonesia.

Baca juga: Reaksi Mengejutkan Dedi Mulyadi Ketika Diancam Dibunuh hingga Diajak Berkelahi Preman

Baca juga: Sosok Mayjen TNI Djon Afriandi Danjen Kopassus, Anggotanya Dihujani Peluru untuk Selamatkan Anak

 “Kita harus pisahkan. Ormas itu tidak semuanya preman, dan premanisme juga tidak semuanya tergabung di ormas,” kata Djon saat ditemui di Lapangan Ateng Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (26/4/2025). 

Menurut Djon, selama ormas bersifat positif dan mendukung kebijakan pemerintah serta menjaga ketertiban, maka keberadaannya tentu bermanfaat. 

Akan tetapi, jika ormas justru mengganggu stabilitas dan ketertiban masyarakat, perlu dilakukan tindakan hukum yang tegas.

“Kalau sudah menghambat, mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, berarti harus ditindak,” kata Danjen Kopassus
Kata dia, premanisme pada dasarnya merupakan tindakan yang merugikan masyarakat.

Sebab, cenderung memaksakan kehendak dan mengambil hak orang lain secara paksa. 

“Premanisme itu sudah pasti negatif. Mereka ingin penghasilan besar tanpa mau bekerja keras, dan biasanya memaksakan kepentingan pribadi atau kelompok dengan cara yang salah. Itu jelas salah,” ucapnya.

Djon menekankan pentingnya peran aparat kepolisian dalam memberantas praktik premanisme. 

Baca juga: Gubernur Dedi Mulyadi Vs GRIB Jaya Jabar, Anti Premanisme Vs Anti Preman Birokrasi

Tidak hanya itu, masyarakat juga diajak untuk turut berpartisipasi melawan tindakan-tindakan yang merusak kehidupan sosial. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved