Berita Nasional

Ormas Berlagak Preman Tak Berkutik, Kopassus Segera Tindak Premanisme, Dedi: Negara Tak Boleh Kalah

Aksi premanisme yang meresahkan masyarakat belakangan ini membuat Komando Pasukan Khusus atau Kopassus turun tangan.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com/Ist/Kolase Tribun Jambi
TINDAK AKSI PREMANISME: Aksi premanisme yang meresahkan masyarakat belakangan ini membuat Komando Pasukan Khusus atau Kopassus turun tangan. Kopassus turun gunung untuk menindak aksi orang atau kelompok yang berlagak preman. Sementara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sebut negara tak boleh kalah dengan aksi premanisme. (foto: Kompas.com/Ist/Kolase Tribun Jambi) 

“Tugas menindak itu tentu ada pada kepolisian. Tapi, masyarakat juga harus berani melawan karena premanisme itu tidak baik dan tidak boleh dibiarkan,” imbuhnya.

Dedi Mulyadi: Negara Tidak Boleh Kalah dengan Preman

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ketika meninjau langsung lokasi penyerangan polisi di Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Depok pada Selasa (22/4/2025) mengatakan negara tak boleh kalah dengan preman.

Dalam kunjungannya, Dedi Mulyadi menyayangkan aksi kekerasan yang terjadi di Depok, Jawa Barat.

Dirinya menegaskan pentingnya menjaga ketertiban serta menghormati aparat penegak hukum dalam menjalankan tugasnya.

Dedi Mulyadi menyampaikan peristiwa pembakaran mobil polisi itu sangat disayangkan dan tidak seharusnya terjadi dalam masyarakat yang menjunjung tinggi hukum dan kedamaian.

Pria yang akrab disapa Kang Dedi itu pun menegaskan negara tak boleh kalah oleh aksi premanisme yang dilakukan oleh siapa pun.

Hal ini disampaikan Dedi merespons aksi pembakaran mobil polisi dan pengeroyokan anggota Satreskrim Polres Depok di Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jumat (18/4/2025).

“Karena kita bicara premanisme bukan kelembagaannya, maka tindakan-tindakan premanisme yang dilakukan oleh siapa pun dan atas nama apa pun harus dilawan oleh negara,” kata Dedi saat ditemui di Harjamukti, Cimanggis, Depok pada Selasa (22/4/2025).

Dedi mengatakan, aksi pembakaran mobil dan pengeroyokan polisi ini harus difokuskan pada perbuatan pelaku, bukan organisasi yang melekat ke para tersangka.

Sebab, menurutnya, unsur premanisme menjadi tanggung jawab masing-masing individu di hadapan hukum.

Oleh karenanya, kata Dedi, jika ada anggota ormas yang melanggar hukum, pelaku hendaknya dipecat dari organisasi.  

“Selama bahwa itu tindakannya perorangan, bukan kelembagaan, maka yang bertanggung jawab adalah tanggung jawab perorangan, bukan kelembagaan,” terang Dedi.

Baca juga: Razman Nasution Sindir Dedi Mulyadi dan Sampaikan Pesan Hercules: Jangan Ganggu Kami!

Terkait insiden tersebut, dirinya mengajak semua pihak untuk menahan diri dan mempercayakan penanganan kasus tersebut kepada aparat kepolisian yang telah menangkap dua tersangka pelaku pembakaran.

Lebih lanjut, Kang Dedi menekankan perlunya peningkatan komunikasi dan koordinasi antara aparat keamanan dengan masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved